tag:blogger.com,1999:blog-52553214671048922102024-03-13T17:02:25.308-07:00Joni Firmansyah FullQui Genus Humanum Ingenio Superavit!Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.comBlogger40125tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-75400803059770144812017-07-27T18:10:00.000-07:002017-07-27T18:10:47.738-07:00Analisis Kebijakan Pemerintah dan Peran Aktor non Pemerintah dalam Proses Implementasi Kebijakan<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Studi Kasus: Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Nomor PM 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan
Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Layak Trayek sebagai Implementasi
Undang- Undang no. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Oleh: Joni Firmansyah (Pascasarjana Ilmu Politik UI)</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">I. Pendahuluan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">1.1. Latar Belakang<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Berbagai macam upaya telah dilakukan
sebagai alternatif masyarakat dalam menggunakan moda transportasi. Misalnya
untuk menghadapi kondisi kemacetan Jakarta dibangun transportasi massal
seperti, Bus Transjakarta (Busway) dan APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi
Busway). Kemudian untuk diperkeretaapian telah dioperasikan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Commuter Line </i>untuk Jabodetabek, dan
baru-baru ini adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mass Rapid Transit
Jakarta</i> (Moda Raya Terpadu) yang masih dalam proses pembangunan. Hal
tersebut dilakukan guna mencapai kriteria konsep <i style="mso-bidi-font-style: normal;">smart city</i> yang bertujuan dapat mengurai kemacetan di Jakarta.
Namun ternyata hal itu belum cukup untuk menangani permasalahan tersebut. Dalam
mecapai kriteria dalam konsep kota pintar perlu didukung oleh teknologi yang
pintar pula terutama dalam menghadapi kondisi kemacetan.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Guna mengatasi persoalan
tersebut, muncullah beberapa inovasi yang berbasis teknologi didalam bidang
transportasi. Diantaranya adalah Ubertaxi, Grab, GOJEK dll yang dapat diakses
melalui sarana internet. Namun rupanya, perkembangan teknologi di Indonesia
diikuti oleh tidak siapnya masyarakat Indonesia yang "dipaksa" untuk
memahami dan mengikuti perkembangan zaman. Munculnya beberapa penolakan dari
beberapa kalangan, menunjukkan bahwa masih ada resistensi dan tidak akurnya
antara perkembangan teknologi dan kondisi sosial masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pesatnya perkembangan aplikasi
online mengenai angkutan seperti dua sisi mata uang. Aplikasi berdampak pada
kondisi lalu lintas tidak tertib dan memunculkan kontroversi di masyarakat.
Karena itu, pemerintah perlu menyusun peraturan soal aplikasi online tersebut.
Di sisi lain, teknologi aplikasi online angkutan saat ini memanjakan masyarakat
dalam mendapatkan transportasi yang mudah, murah, dan cepat. Perkembangan
aplikasi online berbasis android harus dibarengi peraturan yang mengikat untuk
mendukung aplikasi tersebut, sehingga para <i style="mso-bidi-font-style: normal;">stakeholder</i>
atau pebisnis aplikasi tidak seenaknya membuat aplikasi.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor PM 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan
Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Layak Trayek merupakan suatu aturan
pemerintah yang bertujuan untuk mengatur, mengakomodasi dan mengelola moda
transportasi yang berbasis <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i>,
sebagai jawaban atas perkembangan era teknologi yang terus meningkat dengan
pesat. Beberapa bulan yang lalu, sempat terjadi selisih paham dan konflik
antara para <i style="mso-bidi-font-style: normal;">driver</i> moda transportasi
publik, yaitu antara para <i style="mso-bidi-font-style: normal;">driver </i>transportasi
konvensional (taxi, bajai, angkot dll) dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">driver </i>moda transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i>
(uber taxi, grabbike, gojek dll). Perselisihan ini mengerucut pada beberapa
isu. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama, </i>aspek legalitas dari
moda transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> yang
dianggap ilegal karena tidak memiliki payung hukum. Mereka dianggap sebagai
pendatang baru yang tidak paham aturan dan cenderung liar. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua, </i>aspek pendapatan. Transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online </i>bagi sebagian masyarakat dinilai lebih efisien dan ekonomis.
Harga yang dicantumkan lebih cocok dikantong masyarakat, daripada transportasi
konvensional yang penuh akan negosiasi terlebih dahulu. Kondisi ini kemudian
membuat transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online </i>lebih
banyak diminati ketimbang transportasi konvensional. Sehingga, perolehan
pendapatan dari para <i style="mso-bidi-font-style: normal;">driver</i>
transportasi konvensional jauh lebih sedikit dan berkurang. Kondisi ini
kemudian membuat para <i style="mso-bidi-font-style: normal;">driver </i>konvensional
protes karena "pasar" mereka mulai mendapat saingan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Atas gejolak yang begitu panjang
tersebut, akhirnya mendesak pemerintah untuk segera turun tangan didalam
menyelesaikan problematika tersebut. Setelah melalui beberapa proses mediasi
dan negosiasi, akhirnya ditetapkanlah suatu peraturan yang dikeluarkan oleh
Menteri Perhubungan untuk mengatur moda transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> di Indonesia. Peraturan Menteri Perhubungan tersebut
tertuang dalam PM no. 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang
Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Layak Trayek. Peraturan Menteri ini
didasari oleh beberapa pertimbangan, yaitu Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5025), Undang- Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587), serta beberapa
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Beberapa undang- undang
dan peraturan- peraturan tersebut kemudian menghadirkan Peraturan Menteri
Perhubungan sebagai bagian dari kebijakan pemerintah, baik untuk kesejahteraan
warga masyarakat maupun menciptakan efisiensi ruang lingkup pasar di Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">1.2. Rumusan Masalah<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadirnya Peraturan Menteri
Perhubungan no. 32 Tahun 2016 tersebut, merupakan angin segar bagi beberapa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">stakeholder</i> dan pemilik bisnis moda
transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online.</i> Dengan adanya Peraturan
Menteri tersebut, akhirnya mereka memiliki payung hukum untuk menjalankan
bisnisnya tanpa harus merasa was- was atas beberapa resistensi yang pernah
terjadi. Namun demikian, ada beberapa kecacatan didalam formulasi kebijakan
ini. Kecacatan ini nampaknya menjadi sebuah hal yang patut untuk dibicarakan
lebih mendalam, terkait izin moda transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> serta payung hukum yang berada diatas mereka. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama, </i>hadirnya Peraturan Menteri ini
terkesan hadir secara diam- diam. Hal ini dipertegas oleh Harian Umum KOMPAS
yang menyebutkan bahwa:<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>"<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Permen ini terkesan diam-diam karena tiba-tiba muncul di laman
publikasi produk <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>hukum di situs
resmi Kemenhub, tanpa ada informasi tentang uji publik saat masih <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>menjadi rancangan peraturan menteri
(RPM), layaknya PM-PM lainnya."<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Kondisi ini tentunya
kemudian menimbulkan tanda tanya, terkait posisi yang diambil oleh pemerintah
sebagai aktor pembuat kebijakan yang terlihat tergesa- gesa. Entah pemerintah
mungkin menyadari jika kondisi ini dibiarkan berlarut- larut, ditakutkan akan
menimbulkan polemik yang lebih jauh. Sehingga pemerintah mengambil langkah
pragmatis dengan cara mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) tanpa
mempertimbangkan Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, dimana menurut pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, dalam
sebuah FGD yang membahas terkait moda transportasi online menyebutkan bahwa,
"</span><span style="color: black; mso-themecolor: text1;"> </span><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Pilihannya cuma dua,
benahi undang-undangnya (UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan)
atau larang."<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Dari sini, nampak bahwa pemerintah justru tidak melihat Undang- Undang sebagai
suatu instrumen penting yang harusnya lebih dahulu diperhatikan, kemudian
mendesak Lembaga Perwakilan atau DPR untuk merevisi undang- undang tersebut.
Pemerintah, sebagai aktor politik, menyadari jika harus merevisi undang-
undang, nampaknya akan memakan waktu yang cukup lama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua,</i>
aspek selanjutnya yang menjadi permasalahan adalah tidak diikutsertakannya
jenis kendaraan bermotor roda dua didalam Peraturan Menteri Perhubungan no. 32
Tahun 2016. Hal ini dikarenakan, menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Pudji Hartanto Iskandar, moda roda dua tidak dianggap sebagai kendaraan umum
dalam UU.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Padahal menurut pasal 1 UU
no. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyebutkan pada poin
7, 8, 9 dan 10:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">7. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang
terdiri atas Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">8. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang
digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan
di atas rel.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">9. Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap Kendaraan yang
digerakkan oleh tenaga manusia dan/atau hewan.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">10. Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan yang
digunakan untuk <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>angkutan barang dan/atau
orang dengan dipungut bayaran."<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dari pengertian diatas, pada poin 7,
undang- undang tersebut tidak secara jelas menyebutkan jenis kendaraan apa saja
yang termasuk kendaraan bermotor, dan jenis- jenis kendaraan apa saja yang
boleh dijadikan sebagai sarana transportasi umum. Karena seperti yang kita
ketahui, moda roda dua adalah jenis kendaraan bermotor dan hingga saat ini
umumnya digunakan oleh 2 orang dan mulai digunakan sebagai alat transportasi
umum, dan undang- undang ini tidak mengaturnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Adanya kesimpangsiuran didalam
undang- undang tersebut, rupanya menuai kejelasan dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan. Didalam pasal 3,
pada poin 1 dan 2 PP tersebut, disebutkan bahwa:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">(1) Angkutan orang dan/atau barang dapat menggunakan:<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">a. Kendaraan Bermotor; dan b. Kendaraan Tidak Bermotor.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">(2) Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dikelompokkan dalam:<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">a. Sepeda motor; b. Mobil Penumpang; c. Mobil Bus; dan d.
Mobil Barang.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Dari penjelasan
diatas, maka sepeda motor sebagai moda transportasi roda dua, masuk dalam
kategori kendaraan bermotor, tetapi tidak juga disebutkan secara eksplisit
apakah sepeda motor masuk sebagai kategori kendaraan bermotor umum atau tidak,
karena kedua peraturan tersebut tidak menjelaskan hal tersebut. Padahal, pada
poin 1 di PP tersebut, disebutkan bahwa kendaraan bermotor masuk dalam kategori
angkutan orang, tetapi mengapa tidak dijelaskan sepeda motor yang sebagai
angkutan orang, dapat pula dijadikan sebagai angkutan umum. Karena tak adanya
kejelasan, maka Permenhub no. 32 tahun 2016 kemudian mengadopsi bahwa kendaraan
bermotor, yaitu sepeda motor tidak termasuk didalam keputusan permenhub
tersebut. Padahal, saat ini justru kendaraan bermotor roda dua menjadi salah
satu solusi dari beberapa masalah transportasi, diantaranya adalah kemacetan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Karena adanya ketimpangan hukum dan selisih
pendapatan, membuat pihak pengelola transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> mendesak untuk adanya peraturan yang mengatur hajat hidup
mereka. Di sisi lain, ada pula pihak dari transportasi konvensional yang
meminta agar transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i>
dihapuskan saja. Setelah melalui kisruh, hingga demonstrasi, yang panjang,
tanpa suara atau secara diam- diam, muncul suatu Peraturan Menteri yang
melegalkan adanya transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online, </i>dengan
mengecualikan kendaraan roda dua. Tentu saja peraturan ini kembali menimbulkan
sengketa, karena <i style="mso-bidi-font-style: normal;">driver</i> roda dua
masih dalam posisi ilegal. Kondisi ini kemudian menghadirkan beberapa asumsi
terkait Permenhub yang tidak mengakomodasi kepentingan orang banyak dan proses
pengambilan keputusan untuk menjadi suatu kebijakan yang terlihat tergesa-
gesa, karena desakan dari beberapa pihak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadirnya beberapa pihak, seperti
halnya kelompok paguyuban transportasi darat, kelompok atau komunitas Grabike,
Komunitas GOJEK dan sebagainya, memberikan tekanan yang cukup serius sehingga
dapat mendorong hadirnya suatu kebijakan publik, meskipun tidak menyelesaikan
seluruh masalah. Permasalahan ini akan dianalisis didalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">paper</i> singkat ini terkait aktor- aktor non pemerintah mana saja
yang terlibat didalam pembuatan kebijakan dan implementasi kebijakan serta bagaimana
reformulasi dari kebijakan tersebut, agar dapat diterima oleh semua pihak,
meskipun kebijakan tersebut tidak mampu memuaskan semua golongan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis menyusun 2 pertanyaan untuk menguraikan fenomena tersebut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">1. Bagaimana aktor-
aktor non pemerintah dan masyarakat sipil serta kelompok kepentingan ikut
berpengaruh didalam pembentukan permenhub no. 32 tahun 2016 tersebut?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">2. Bagaimana
reformulasi yang semestinya dilakukan untuk memaksimalkan implementasi kebijakan
yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan tersebut?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">1.3. Kerangka Teoritis</span></b><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">1.3.1 Teori Analisis Kebijakan Publik<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Thomas R. Dye
menyebutkan bahwa analisis kebijakan adalah mencari tahu apa yang dilakukan
pemerintah, mengapa mereka melakukannya, dan apa bedanya. Analisis kebijakan
sering dibatasi oleh perselisihan sifat masalah sosial, oleh subjektivitas
dalam interpretasi hasil, dengan keterbatasan desain penelitian kebijakan, dan
dengan kompleksitas perilaku manusia.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Membuat atau merumuskan
suatu kebijaksanaan, apalagi kebijaksanaan negara, bukanlah suatu proses yang
sederhana dan mudah. Hal ini disebabkan karena terdapat banyak faktor atau
kekuatan- kekuatan yang berpengaruh terhadap proses pembuatan kebijaksanaan negara
tersebut. Suatu kebijaksanaan negara dibuat bukan untuk kepentingan politis
(misalnya guna mempertahan kan status quo pembuat keputusan) tetapi justru
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup anggota masyarakat secara keseluruhan.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Meskipun tidak harus berkaitan
dengan kepentingan politik, tetapi justru kebijakan publik selalu bersinggungan
dengan proses- proses politik.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn9" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Hal ini dikarenakan 2 hal
yang menjadi alasan mengapa kedua hal tersebut saling berkaitan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama, </i>karena ada barang dan jasa
publik, dimana sifat barang dan jasa membutuhkan tata kelola bersama. Karena
ada tata kelola bersama itulah, dibutuhkannya lembaga politik yang memiliki
otoritas untuk mengatur arus barang dan jasa, yang dalam hal ini adalah
pemerintah, DPR dan lembaga negara lainnya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua,</i>
dengan memperhatikan lahir dan hadirnya negara. Hal ini dapat ditinjau dari
hadirnya kontrak sosial yang disampaikan oleh John Locke dan J.J Rousseau,
dimana hadirnya negara ialah sebagai pelindung dan penjamin isu krusial umat
manusia, yaitu ketentraman dan kenyamanan. Karena setiap manusia membutuhkan
ketentraman dan kenyamanan itulah, maka hadirlah negara sebagai suatu entitas
politik untuk menjamin hal tersebut. Itulah singgungan antara urusan politik
dan urusan publik, dimana didalam fenomena hadirnya transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> dapat dijadikan salah satu pisau
analisis, atas cacatnya peraturan kementerian perhubungan yang hadir sebagai
payung hukum dari fenomena tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">1.3.2. Teori Aktor<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Aktor atau figur
memainkan peran yang krusial didalam proses kebijakan publik.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Aktor didalam formulasi
kebijakan terdiri atas 2 tipe. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama, </i>tipe
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">outside.</i> Mereka berada diluar
pemerintahan tetapi memiliki peran yang cukup dominan untuk mengawal
pemerintahan dan mendesak pemerintahan. Didalam tipe ini adalah kelompok
kepentingan, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Non- Government Organization</i>
(NGO), Media Massa, Kelompok Profesional dan Lembaga Internasional. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua, </i>tipe <i style="mso-bidi-font-style: normal;">inside</i>. Mereka yang termasuk didalam kelompok ini adalah aktor
penting didalam formulasi kebijakan dan pelaksana dari implementasi kebijakan.
Mereka yang termasuk didalam kelompok ini adalah Eksekutif/ Birokrasi, Lembaga
Perwakilan dan Lembaga Yudikatif.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Didalam menganalisis aktor- aktor
didalam pengambilan kebijakan, terdapat 5 jenis aktor. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama, </i>aktor rasional, yang berusaha untuk mencapai beberapa
target yaitu akurat dalam identifikasi masalah, memperhitungkan faktor yang
akan muncul terkait permasalahan, dan kritis didalam mencari program
alternatif. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua,</i> aktor politik yang
ditandai dengan proses kompromi dan tawar menawar didalam pengambilan
keputusan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ketiga,</i> aktor organisasi
yang menegaskan peran penting organisasi dalam pengambilan keputusan dan tunduk
pada SOP yang telah ditetapkan oleh organisasi. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Keempat,</i> aktor elit, merupakan kelompok yang sangat kuat dan
jumlahnya terbatas namun memiliki pengaruh yang luas dimana kekuatan yang
mereka miliki dipergunakan untuk melindungi kepentingan dan kekuasaan yang
mereka miliki. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kelima</i>, aktor
istimewa, yang mengakui peran kepribadian dalam politik. Faktor- faktor seperti
kemampuan pribadi, keterampilan komunikasi, kharisma dan sebagainya menjadi
poin penting yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan kebijakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Didalam menganalisis peran aktor non
pemerintah tersebut, tentu saja akan hadir beberapa kelompok masyarakat yang
memposisikan dirinya kedalam bentuk para aktor- aktor tersebut. Sehingga
nantinya akan dapat diidentifikasi peran apa yang mereka lakukan didalam proses
hadirnya kebijakan publik tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">1.3.3. Teori <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Civil
Society</i>/ Masyarakat Sipil<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Chazan dalam
Triwibowo menyebutkan bahwa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">civil society</i>
adalah kelompok- kelompok asosiasi yang bisa berfungsi sebagai pengerem
kekuasaan negara (sehingga dengan sendirinya selalu berseberangan dengan
negara), sebagai perantara yang budiman antara kepentingan negara dan aspirasi
lokal, atau sebagai rangkaian kelembagaan sosial yang saling berinteraksi
antarsesamanya dalam suatu struktur formal yang bisa memfasilitasi atau
menghambat tata kelola negara.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn11" name="_ftnref11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Berbicara mengenai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">civil society</i>, maka kitapun harus
memahami yang dimaksud dengan gerakan sosial. Gerakan sosial merupakan bentuk
aktivisme <i style="mso-bidi-font-style: normal;">civil society</i> yang khas.
Gerakan sosial menjadi khas karena aktor- aktor yang terlibat diikat oleh
identitas kolektif yang dibangun diatas dasar kebutuhan dan kesadaran akan
keterhubungan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">connections</i>). Habermas
menyebutkan bahwa gerakan sosial adalah 'ruang antara' (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">intermediary space</i>) yang menjembatani <i style="mso-bidi-font-style: normal;">civil society</i> dengan negara. Melalui ruang tersebut, gerakan sosial
mampu mempolitisasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">civil society</i>
tanpa harus mereproduksi kontrol regulasi dan intervensi seperti apa yang
dilakukan oleh negara. Dalam pandangan Melucci, proses politisasi dalam 'ruang
antara' itu telah memampukan gerakan sosial untuk menyampaikan pesan mereka
kepada masyarakat secara keseluruhan dan kepada aktor politik diluar <i style="mso-bidi-font-style: normal;">civil society</i>. Maka gerakan sosial
adalah sumber harapan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">source of hope</i>)
bagi revitalisasi demokrasi menghadapi perkembangan masyarakat yang makin
kompleks, yaitu suatu tatanan yang lebih didominasi oleh <i style="mso-bidi-font-style: normal;">social forces</i> daripada <i style="mso-bidi-font-style: normal;">social
classes</i>. Di negara berkembang, menurut Kauffman saat mengamati bentuk-
bentuk gerakan populer akar rumput di tujuh negara (Kosta Rika, Republik
Dominika, Kuba, Nikaragua, Jamaika, Chile, dan Haiti) menyimpulkan bahwa
gerakan- gerakan tersebut bisa menjadi wadah bagi pengorganisasian,
pemberdayaan, dan mobilisasi bagi kaum yang tertindas untuk melawan penindas
serta menjadi wahana bagi perubahan menuju tatanan masyarakat yang lebih
demokratis. Gerakan sosial di negara berkembang, tidak hanya di Amerika Latin
namun juga di Asia Tenggara, secara mendasar telah menempatkan bekerjanya
sistem serta struktur politik dan pemerintahan yang demokratis sebagai tujuan
utama yang harus diwujudkan.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn12" name="_ftnref12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">II. PEMBAHASAN</span></b><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">2.1. Peran Aktor Non- Pemerintah dan Masyarakat Sipil dalam
Implementasi Kebijakan Publik<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Adanya penolakan dan
resistensi oleh beberapa pihak yang tergabung dalam beberapa organisasi para
pengemudi transportasi konvensional yang melakukan beberapa aksi penolakan
terhadap kehadiran transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online </i>tersebut,
melibatkan beberapa pihak. Salah satu organisasi tersebut adalah Paguyuban
Pengendara Angkutan Darat (PPAD) yang mengklaim bahwa aksi penolakan yang
disampaikan oleh para pengemudi transportasi konvensional tersebut merupakan
suatu upaya untuk melihat kembali posisi transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> yang tidak mengikuti aturan yang berlaku. Sebagai masyarakat
sipil, mereka memprotes akan adanya penyelenggaraan transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> didalam wilayah kerja mereka. Aksi
penolakan tersebut bukanlah yang pertama. Dalam beberapa waktu terakhir, di
beberapa tempat telah ada kasus yang memberitakan bagaimana terjadi resistensi
antara kedua pengemudi kendaraan tersebut yang sampai kepada tahap adu fisik.
Hingga sampai kisruh antara taksi reguler dengan taksi berbasis aplikasi masih
belum menemui titik temu yang melegakan. Terbukti dari aksi demonstrasi para
sopir taksi reguler yang menunjukkan ketidakpuasan atas sikap pemerintah yang
belum tegas.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn13" name="_ftnref13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Didalam melihat fenomena tersebut,
ada beberapa peran dari para aktor non- pemerintah yang tergabung didalam
kelompok kepentingan, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">civil society</i>
maupun organisasi lainnya yang menarik untuk diulas. Beberapa dari mereka
memainkan peran didalam hadirnya Peraturan Kementerian Perhubungan no. 32 tahun
2016 serta dalam implementasinya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama,
</i>para pengemudi transportasi konvensional yang tergabung dalam beberapa paguyuban
dan kelompok kepentingan lainnya. Mereka memainkan peran sebagai aktor
organisasi, meskipun langkah penolakan yang mereka lakukan tidak mencerminkan
standar operasional dari organisasi manapun. Tetapi, tujuan dari aksi
tersebutlah yang mencerminkan bahwa mereka adalah aktor organisasional. Mereka
mendesak pemerintah untuk menghapuskan transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> karena tidak resmi, tidak jelas, tidak terikat dengan
pemerintah dan tidak dilindungi oleh payung hukum apapun. Mereka melihat justru
dengan hadirnya transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online, </i>membuat
pasar mereka lebih sempit dan persaingan menjadi lebih ketat. Mereka
mengedepankan asas kepatutan karena mereka berada dibawah organisasi bisnis
yang dilindungi oleh undang- undang dan hukum yang berlaku. Atas dasar inilah,
transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online </i>semisal taxi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> dan kendaraan roda dua <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> dinilai tidak taat aturan, dan
organisasi bisnis yang memayungi mereka tidak tertib organisasi karena tidak
terikat pada peraturan apapun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua,
</i>aktor non- pemerintah selanjutnya adalah para pemodal dan pemilik
perusahaan. Dalam hal ini adalah pemilik Uber Taxi, Grab maupun GOJEK. Peran
mereka tidaklah boleh dilupakan karena posisi mereka sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">top management</i> dari hadirnya
transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online </i>tersebut. Mereka
dapat digolongkan sebagai aktor politik. Hal ini dikarenakan posisi mereka yang
mengedepankan proses tawar- menawar dan negosiasi. Masih eksisnya kendaraan
berbasis <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> sampai hari ini
merupakan bukti bahwa mereka memiliki <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bargaining
position</i> yang kuat, padahal Peraturan Kementerian Perhubungan ini baru akan
dijalankan pada bulan Oktober yang lalu, sementara Permenhub tersebut telah
dikeluarkan sejak April 2016. Bahkan, kendaraan roda dua tidak termasuk didalam
permenhub dan UU tetapi hingga hari ini masih eksis dan beroperasi. Artinya,
mereka mampu bernegosiasi dengan pemerintah untuk selanjutnya mengamankan
kepentingan mereka. Pada titik ini, para pemilik modal tersebut dapat pula
dikategorikan sebagai aktor elit dengan jumlah yang terbatas namun mampu
mengamankan kepentingan mereka sendiri. Kebijakan tersebut kemudian memberikan
gambaran bahwa sebelum diimplementasikan saja, sudah menunjukkan ada bagian
yang kurang dan harus dibenahi. Seharusnya fokus pemerintah adalah Undang-
Undang no. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dimana
implementasi kebijakan dari UU tersebut masih menuai kontroversi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ketiga,</i>
para <i style="mso-bidi-font-style: normal;">driver</i> kendaraan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online </i>itu sendiri. Didalam hal ini,
posisi para <i style="mso-bidi-font-style: normal;">driver </i>tersebut lebih
kepada <i style="mso-bidi-font-style: normal;">interest group</i> atau kelompok
kepentingan. Sebagai masyarakat sipil, merekapun menuntut adanya kejelasan
aturan terkait profesi tersebut. Mereka pun turut serta mendesak para pemangku
kebijakan untuk segera mengeluarkan suatu peraturan agar mereka dapat
dinyatakan legal. Dalih mereka adalah bahwa perkembangan teknologi tidak dapat
dihentikan dan masyarakat harus siap dalam penyesuaian tersebut. Hal ini
ditunjukkan dengan beberapa aksi demonstrasi para <i style="mso-bidi-font-style: normal;">driver</i> tersebut, tetapi aksi itu justru tidak ditujukan langsung
kepada pemerintah, melainkan kepada perusahaan tempat mereka bernaung. Mereka
kemudian meminta kepada perusahaan agar menjalin kerjasama dan komunikasi
dengan pemerintah atas nasib mereka selanjutnya. Mereka pun melakukan beberapa
ancaman, yaitu dengan mogok kerja serta tetap melakukan demonstrasi. Dari
kejadian tersebut, mereka mencoba untuk membuka ruang antara diri mereka
sendiri dan pemerintah, agar aspirasi mereka dapat didengar dan kebijakan dapat
segera direalisasikan. Didalam menganalisis fenomena hadirnya Permenhub
tersebut, terdapat tiga aktor penting yang bermain sesuai dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">role player</i> mereka masing- masing.
Tujuannya adalah untuk mencari kejelasan hukum atas nasib mereka masing-
masing. Dimana tentu saja kejelasan hukum ini hadir, tetapi tidak dapat
memuaskan semua pihak, terutama pihak pengemudi kendaraan konvensional yang
meminta agar transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online </i>dihapuskan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dalam hal ini, pemerintah sebagai
aktor penting, juga menyadari bahwa ada kekurangan pada diri mereka. Hal itu
dipertegas oleh Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan yang menyatakan bahwa pemerintah
tidak mengantisipasi berkembangnya teknologi yang membuat moda transportasi
berbasis aplikasi menjamur seperti saat ini. Dalam UU Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tidak diatur tentang adanya ojek online
seperti GOJEK.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn14" name="_ftnref14" style="mso-footnote-id: ftn14;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[14]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Hal ini menunjukkan bahwa implementasi UU tersebut masih ada kecacatan dan
tidak mengakomodasi seluruh pihak terkait. Sehingga pemerintah segera mengambil
langkah- langkah strategis, namun dinilai tidak pas, yaitu mengeluarkan
Peraturan Menteri tetapi tidak mengajukan perubahan terhadap undang- undang
sebagai payung hukum yang lebih tinggi daripada peraturan menteri. Hal ini
terkesan bahwa apa yang dilakukan pemerintah, bertujuan untuk memberikan kepuasan
sesaat dan tidak menyelesaikan masalah. Hadirnya Permenhub dinilai tidak
akomodatif terhadap semua pihak, timpang sebelah dan mementingkan golongan
tertentu. Permenhub hanya menjadi obat tetapi tidak menyehatkan atau hanya
menjadi langkah- langkah alternatif, bukan menyelesaikan akar permasalahan.
Karena yang semestinya diperbaharui adalah Undang- Undang no. 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">2.2. Kritik dan Reformulasi Kebijakan Publik<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Peraturan Menteri
Perhubungan no. 32 Tahun 2016 lebih dilihat sebagai implementasi dari Undang-
Undang no. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ditujukan
untuk mengatur sistem transportasi dan kendaraan yang berbasis internet atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> untuk dapat beroperasi dengan
leluasa di Indonesia, tanpa resistensi maupun penolakan dari pihak manapun.
Tetapi didalam implementasi kebijakan tersebut, terdapat beberapa catatan yang
seharusnya lebih diperhatikan oleh pemerintah, maupun pemangku kebijakan
lainnya. Hal ini tidak hanya menjadikan peraturan menteri perhubungan tersebut
tidak efektif, tetapi juga tidak mampu mengakomodasi segala bentuk kepentingan
warga negara demi kebaikan bersama. Ada beberapa catatan penting yang
semestinya lebih diperhatikan, dan menjadi bahan pertimbangan reformulasi kebijakan
ini. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama, </i>semestinya yang diatur
didalam kebijakan ini bersifat menyeluruh atau holistik. Kebijakan ini hanya
diperuntukkan oleh para pengemudi taxi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online
</i>saja, tidak untuk kendaraan lainnya yang beroperasi menggunakan aplikasi
internent, seperti halnya ojek online. Seharusnya kebijakan ini diperuntukkan
juga untuk mereka agar tidak terjadi protes dikemudian hari, karena justru yang
paling membutuhkan suatu payung hukum adalah para pengguna moda transportasi
roda dua, mengingat begitu banyaknya pertikaian yang melibatkan para pengemudi
roda dua. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua,</i>
pemerintah harus dengan jelas untuk mempertegas apakah kendaraan roda dua masuk
didalam kategori angkutan umum atau tidak. Karena seperti halnya yang kita
ketahui, suatu kendaraan roda dua mampu untuk membawa lebih dari satu orang.
Dengan inovasi terbaru dari para produsen kendaraan tersebut, suatu kendaraan
roda dua kini mampu membawa penumpang dan barang. Sehingga, tidak menutup
kemungkinan bahwa kendaraan tersebut layak untuk digunakan dalam rangka
mengangkut penumpang dan diajadikan angkutan umum. Bisa jadi kebijakan
Permenhub no. 32 tahun 2016 ini tidak mengikutsertakan kendaraan roda dua
didalam kebijakan ini, karena dalam UU no. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan juga tidak dijabarkan dengan cara seksama ruang lingkup dan
deskripsi mana saja yang termasuk didalam angkutan umum. Kondisi yang tidak
jelas seperti ini bukan tidak mungkin akan membawa konflik dikemudian hari jika
tidak diperhatikan dengan lebih seksama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ketiga,</i>
semestinya yang harus diperbaiki dan di reformulasi terlebih dahulu adalah UU
terkait Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bukan langsung mengeluarkan Peraturan
Menteri. Jika UU sebagai payung hukum yang lebih tinggi daripada Permenhub
masih ada kecacatan, sudah pasti aturan- aturan dibawahnya akan mengalami cacat
formula juga. Jika hal ini dibiarkan maka yang terjadi adalah bias kebijakan
yang tidak tepat karena rancangan kebijakan hanya bersifat refresif, bukan
preventif. Permenhub yang tidak mampu mnegakomodasi seluruh kepentingan
masyarakat ini membuat kondisi masyarakat yang tidak harmonis, karena masih ada
pihak- pihak yang merasa dirugikan. Bagaimana halnya dengan para pengemudi
kendaraan konvensional? Mereka mau tidak mau harus menerima keputusan pemerintah
yang memilih untuk melegalkan kendaraan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i>.
Padahal, menurut mereka, hadirnya kendaraan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online
</i>tersebut justru menghambat laju pendapatan yang mereka miliki. Dalam hal
ini mereka kemudian menjadi kelompok yang minoritas, dan pemerintah mengabaikan
kepemtingan mereka. Seharusnya, pemerintah tidak hanya memberikan izin dan
kemudian masalah selesai, tetapi harus juga mempertimbangkan aspek keadilan
sosial kepada kelompok yang lainnya. Misalnya, mengingat perkembangan teknologi
yang meningkat dengan pesat, maka pemerintah mengharuskan seluruh kendaraan
umum yang belum memiliki akses internet, agar dapat menyediakan sarana
transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> agar muncul
persaingan yang sehat dan kesempatan yang sama. Tetapi di dalam Permenhub ini,
sama sekali tidak ditemukan aspek- aspek tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">III. Penutup</span></b><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">3.1. Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Didalam menganalisis
aktor non-pemerintah yang mendorong hadirnya suatu kebijakan, terdapat tiga
jenis aktor yang melatarbelakangi lahirnya kebijakan pengaturan kendaraan
berbasis aplikasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i>. Mereka
terdiri sebagai aktor organisasi, yaitu para <i style="mso-bidi-font-style: normal;">driver</i> kendaraan konvensional yang menuntut agar para perusahaan
penyedia transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> untuk
tunduk pada kebijakan yang saat ini berlaku. Mereka juga meminta pemerintah
agar melarang dan menghapuskan moda transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online </i>tersebut karena dinilai melanggar hukum, liar dan tidak taat
atura. Aktor kedua yaitu para pemodal dan pemilik perusahaan. Mereka memainkan
peran sebagai aktor politik dan aktor elit. Setiap kebijakan yang hadir,
termasuk Permenhub no. 32 Tahun 2016 tersebut merupakan hasil negosiasi dan
kompromi antara pasar dan pemerintah. Sebagai aktor elit, mereka lebih berupaya
untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Aktor yang ketiga adalah para
pengemudi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i>. Mereka berposisi
sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">interest</i> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">group</i> yang berupaya mendesak para pemilik perusahaan untuk mendesak
pemerintah agar mereka memperoleh aspek legal formal. Meskipun telah hadir
Permenhub no. 32 Tahun 2016 tersebut, rupanya masih ada ketidakadilan bagi
sebagian kalangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ada beberapa catatan dan kritik
terkait Permenhub no. 32 Tahun 2016 tersebut, untuk kemudian dapat dijadikan
rujukan sebagai bahan reformulasi kebijakan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama, </i>semestinya yang diatur didalam kebijakan ini bersifat
menyeluruh atau holistik. Kebijakan ini hanya diperuntukkan oleh para pengemudi
taxi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online </i>saja, tidak untuk
kendaraan lainnya yang beroperasi menggunakan aplikasi internent, seperti
halnya ojek online. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua,</i> pemerintah
harus dengan jelas untuk mempertegas apakah kendaraan roda dua masuk didalam
kategori angkutan umum atau tidak. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ketiga,</i>
semestinya yang harus diperbaiki dan di reformulasi terlebih dahulu adalah UU
terkait Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bukan langsung mengeluarkan Peraturan
Menteri. Segenap kritik- kritik tersebut diupayakan agar terciptanya kebaikan
bersama yang sesuai dengan harapan masyarakat. Tujuan hadirnya suatu kebijakan
ialah menyelesaikan masalah, namun jika formulasi kebijakan tersebut tidak
jelas, maka bukannya menyelesaikan masalah, namun justru menambah masalah baru.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">3.2. Saran dan Rekomendasi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Ada beberapa
rekomendasi dan saran yang dapat diberikan kepada para pemangku kebijakan,
maupun para aktor non pemerintah agar kebijakan- kebijakan selanjutnya dapat
pro terhadap kepentingan semua golongan, yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: black; font-family: Times; mso-bidi-font-family: Times; mso-fareast-font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Pemerintah bersama
DPR harus kembali meninjau Undang- Undang no. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan. Dengan memperbaiki UU tersebut, maka pemerintah dapat
mempersiapkan suatu kebijakan yang tepat bagi permasalahan moda transportasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online </i>tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: black; font-family: Times; mso-bidi-font-family: Times; mso-fareast-font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Permenhub no. 32
Tahun 2016 ini seyogyanya harus diperbaiki dan direvisi kembali. Kementerian
Perhubungan harus mempertimbangkan nasig pengemudi roda dua dan nasib para
pengemudi kendaraan konvensional. Memberikan izin, bukan berarti menyelesaikan
masalah. Sehingga, hadirnya Permenhub no. 32 Tahun 2016 ini sama sekali tidak
menyelesaikan masalah, karena akar masalah tidak tersentuh sama sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: black; font-family: Times; mso-bidi-font-family: Times; mso-fareast-font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Para <i style="mso-bidi-font-style: normal;">interest group,</i> masyarakat sipil,
paguyuban dan aktor non pemerintah lainnya untuk tetap mengawal perkembangan
kebijakan ini. Harapannya dengan dikawalnya kebijakan ini, akan dapat
menghadirkan kebaikan dan manfaat yang dapat dinikmati bersama, tanpa harus
merasa ada pihak yang tidak diuntungkan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Buku
dan Jurnal<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Darmawan Triwibowo. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Gerakan Sosial Wahana Civil Society bagi
Demokratisasi</i>. Jakarta: <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>LP3ES
Indonesia, 2006.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Irfan Islamy, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Prinsip- Prinsip Perumusan Kebijaksanaan
Negara</i>. Jakarta: Bumi Aksara, 1991<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Thomas R. Dye, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Understanding Public Policy, Fourteenth
Edition. </i>New Jersey: Pearson <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Education.
2013<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Widya Wulandari,
Analisis Efektivitas Transportasi Ojek Online Sebagai Pilihan Moda <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Transportasi di Jakarta (Studi Kasus:
GO-JEK Indonesia). Skripsi. Jakarta: Universitas <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Esa Unggul.<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Internet dan Lainnya<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Kuliah Kebijakan
Publik bersama Andrinof. A. Chaniago. Fisip UI, 5 Oktober 2016<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Kuliah Kebijakan
Publik bersama Julian Aldrin Pasha. Fisip UI, 28 September 2016<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">http://nasional.sindonews.com/read/1035305/149/aplikasi-online-angkutan-perlu-aturan-1440118213<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2016/PM_32_Tahun_2016<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">http://tekno.kompas.com/read/2016/04/21/08470037/Diam-diam.Kemenhub.Sudah.Terbitkan.Aturan.Taksi.Online.Ini.Poin-poinnya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">http://setkab.go.id/soal-ojektaksi-online-pemerintah-punya-pilihan-perbaiki-undang-undang-atau-dilarang/<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">http://www.indotelko.com/kanal?c=bid&it=indonesia-aturan-transportasi-online<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">http://inet.detik.com/read/2016/03/23/064214/3171165/398/menebak-cara-pemerintah-atasi-kisruh-transportasi-online<o:p></o:p></span></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
<o:PixelsPerInch>96</o:PixelsPerInch>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]-->
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="380">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]-->
<!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:Calibri;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<!--StartFragment-->
<!--EndFragment--><br />
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Widya Wulandari, Analisis
Efektivitas Transportasi Ojek Online Sebagai Pilihan Moda Transportasi di
Jakarta (Studi Kasus: GO-JEK Indonesia). Skripsi. Jakarta: Universitas Esa
Unggul. Hlm. 2<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Lihat:
http://nasional.sindonews.com/read/1035305/149/aplikasi-online-angkutan-perlu-aturan-1440118213<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Lihat:
http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2016/PM_32_Tahun_2016.pdf Diunduh
pada Hari Kamis, 27 Oktober 2016, pukul 18.24 WIB<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Lihat: http://tekno.kompas.com/read/2016/04/21/08470037/Diam-diam.Kemenhub.Sudah.Terbitkan.Aturan.Taksi.Online.Ini.Poin-poinnya<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Lihat:
http://setkab.go.id/soal-ojektaksi-online-pemerintah-punya-pilihan-perbaiki-undang-undang-atau-dilarang/<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Lihat: http://www.indotelko.com/kanal?c=bid&it=indonesia-aturan-transportasi-online<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn7" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref7" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Thomas R. Dye, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Understanding Public Policy, Fourteenth Edition. </i>New Jersey:
Pearson Education. 2013. Hlm. 11<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn8" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref8" name="_ftn8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Irfan Islamy, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Prinsip- Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara</i>. Jakarta: Bumi Aksara,
1991. Hlm. 77<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn9" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref9" name="_ftn9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Kuliah Kebijakan Publik bersama
Andrinof. A. Chaniago. Fisip UI, 5 Oktober 2016<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn10" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref10" name="_ftn10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Kuliah Kebijakan Publik bersama
Julian Aldrin Pasha. Fisip UI, 28 September 2016<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn11" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref11" name="_ftn11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Darmawan Triwibowo. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Gerakan Sosial Wahana Civil Society bagi
Demokratisasi</i>. Jakarta: LP3ES Indonesia, 2006. Hlm. 2<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn12" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref12" name="_ftn12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Ibid. Hlm. 5-6<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn13" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref13" name="_ftn13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Lihat:
http://inet.detik.com/read/2016/03/23/064214/3171165/398/menebak-cara-pemerintah-atasi-kisruh-transportasi-online<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn14" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref14" name="_ftn14" style="mso-footnote-id: ftn14;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[14]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Lihat:
http://inet.detik.com/read/2016/03/23/064214/3171165/398/menebak-cara-pemerintah-atasi-kisruh-transportasi-online<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-199879820742793892017-07-27T18:07:00.001-07:002017-07-27T18:07:50.194-07:00Kajian Terhadap Fundamentalisme dan Modernisme<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Fundamentalisme
dan Modernisme<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hadirnya fundamentalisme, tentu
tidak dapat dipisahkan dari modernisme. Fundamentalisme merupakan ajaran/ faham
yang menganjurkan untuk kembali kepada hal- hal yang mendasar akibat dari arus
modernisasi yang menjauhkan pandangan hidup seseorang dari hal- hal yang
diajarkan sebelumnya. Didalam Islam, fundamentalisme merupakan agenda kembali
kepada AlQur'an dan Hadist sebagai cara atau pandangan hidup. Sehingga,
fundamentalisme dapat dikategorikan sebagai fenomena modern, karena
fundamentalisme merupakan upaya untuk menghalau modernisme lantaran modernisme
menggerus ajaran- ajaran Islam yang sejatinya harus menjadi pandangan hidup
seseorang. Agenda fundamentalisme dalam Islam banyak diserukan oleh Muhammad
bin Abdul Wahab pada abad ke-18 dan Muhammad Abduh pada abad ke-20. Mereka
melihat bahwa efek modernisme justru menjauhkan seseorang dari Islam yang seharusnya
menjadi pandangan hidup. Tujuan daripada para pemikir Islam tersebut adalah
pemurnian Islam sebagai pandangan hidup yang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">kaffah,</i> rahmatan lil alamin. Fundamentalisme merupakan bentuk
kebangkitan kembali (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">revival</i>) dalam
penyeruan agar kembali kepada Islam yang murni, dimana Islam yang tanpa
takhayul, bid'ah, khurafat dan sebagainya.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Adapun awalnya, istilah
fundamentalisme berasal dari umat Kristen Protestan di Amerika Serikat yang
mempunyai makna berusaha kembali ke azas ajaran Kristen yang pertama. Azas
mendasar tentang kitab suci yang diusung dalam fundamentalisme tersebut adalah:
(1) Kitab suci secara harfiah tidak mengandung kesalahan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">the literal inerrancy of the scriptures</i>) atau mengamankan kitab suci
terhadap kritik kitab suci; (2) Kitab suci tidak dapat dipertentangkan dengan
akal manusia; (3) Kitab suci (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">sacred text</i>)
tidak dipertentangkan dengan ilmu pengetahuan; (4) Mereka yang tidak sependapat
dengan konsep tersebut dianggap Kristen yang tidak benar.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dari penjelasan tersebut, fundamentalisme
diyakini sebagai kembali terhadap ajaran sebelumnya, dimana ihwal ajaran
tersebut berasal dari kitab suci yang secara tekstual sama sekali tidak
memiliki kesalahan. Mempertentangkan suatu kitab suci yang dianggap dan diakui
kebenarannya merupakan suatu kesalahan dan tidak layak untuk dilakukan. Menurut
William Montogomery Watt, bahwa untuk memperjelas lagi kata fundamentalisme
itu, pada dasarnya istilah tersebut muncul pertama kalinya diperkenalkan oleh
orang-orang Kristen Protestan Anglo Saxon yang menerima ajaran-ajaran Bibel
tanpa harus diterjemahkan. Kalaupun harus diterjemahkan maka harus secara
tekstual saja.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Didalam pandangan Islam,
fundamentalisme memiliki kekuatan dan posisi yang hampir sama dengan
fundamentalisme didalam agama lainnya. Menurut Azyumardi Azra, paling tidak
terdapat empat kriteria fundamentalisme Islam sebagaimana juga fundamentalisme
dalam agama lain, tetapi fundamentalisme agama ini memiliki beberapa
karakteristik yang membedakannya dengan sekte lain. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama</i>, skripturalisme, yaitu keyakinan harfiah terhadap kitab
suci yang merupakan firman Tuhan dan dianggap tidak mengandung kesalahan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua</i>, penolakan terhadap hermeneutika.
Teks al-Qur’an dalam pandangan sekte ini harus dipahami secara literal
sebagaimana bunyinya. Nalar dipandang tidak mampu memberikan interpretasi yang
tepat terhadap teks, bahkan terhadap teks-teks yang satu sama lain bertentangan
sekalipun. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ketiga</i>, penolakan terhadap
pluralisme dan relativisme yang dianggap merongrong kesucian teks. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Keempat</i>, penolakan terhadap perkembangan
his</span><span style="color: black; font-family: Times; mso-bidi-font-family: Times; mso-themecolor: text1;">toris dan sosiologis yang dianggap membawa manusia
semakin jauh melenceng dari doktrin literal kitab suci.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Times; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-bidi-font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Agenda fundamentalisme
memiliki sejarah yang cukup panjang. Bila dihubungkan dengan fakta sejarah,
maka hal ini dapat pula ditemukan dalam perjalanan pertumbuhan dan pemikiran
Islam. Lahirnya berbagai aliran-aliran dalam Islam seperti khawarij, murrjiah,
mu’tazilah, asyariah, dan maturidiyah ada yang berpaham fundamental. Sekalipun
aliran-aliran tersebut lahir tidak sepenuhnya sebagai reaksi terhadap
moderenisme. Tetapi salah satu contoh yang paling jelas adalah gerakan Wahabi
yang dipelopori oleh Muhammad ibn Abd al-Wahhab, yang menganjurkan untuk
kembali kepada pemahaman dan ajaran-ajaran Islam ynag murni dan fundamental dengan
menghapus bid’ah-bid’ah. Disamping itu ia tidak menyetujui adanya
praktik-praktik adat Arab Islam yang meliputi ritual-ritual magis, kepercayaan
pada orang-orang suci dan penyembahan kepada Wali. Gerakan Wahabi ini mengambil
posisi ekstrim dengan menolak secara total kepercayaan kepada pemujaan para
wali atau manusia apapun, sebagai suatu bentuk syirik (politeisme).<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Times; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-bidi-font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Singgungan antara
fundamentalisme dan modernisme adalah adanya anggapan bagi sebagian orang yang
melihat fundamentalisme merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
modernisme. Antony Black menyebutkan bahwa hadirnya modernisme ditandai dengan
dominasi Barat dalam bidang pemikiran politik. Disatu sisi, pemikiran politik
Barat dijadikan sebagai model tentang bagaimana suatu masyarakat dapat dan
seharusnya berkembang, sementara disisi lain, ia dianggap sebagai sesuatu yang
asing dan layak dimusuhi.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Times; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Argumentasi Black tersebut kemudian dapat diterangkan sebagai alasan terjadinya
fundamentalisme Islam. Nilai- nilai Barat yang berkembang dengan pesat,
menguasai berbagai macam sektor kehidupan dan menawarkan cara hidup yang
berbeda untuk dijadikan pandangan hidup. Hanya logika yang dijadikan dasar
pencarian kebenaran, hanya sesuatu yang logislah yang dianggap <i style="mso-bidi-font-style: normal;">real</i> dan dapat dibenarkan. Eksistensi
yang tidak <i style="mso-bidi-font-style: normal;">real</i>, tidak dapat
diverifikasi secara empiris, tidak dapat dianggap benar. Empirisme dan metode
ilmiah yang dikembangkan para ilmuwan dianggap telah mampu memberikan
penjelasan atas semua fenomena alam. Campur tangan Tuhan di alam semesta, dan
eksistensi dunia spiritual, dienyahkan dari realitas alam atau dibatasi dalam
wilayah kebenaran ilmiah. Peran Kitab Suci digantikan oleh formula-formula
matematik. Manusia menjadi makhluk rasional semata: jika fakta ilmiah tampak
bertentangan dengan nas wahyu, maka wahyu ditolak atau direinterpretasikan demi
kepentingan sains.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Times; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-bidi-font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Salah satu isu penting
yang menjadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tagline</i> didalam
fundamentalisme adalah isu kebebasan, yang dipandang berbeda oleh beberapa
kalangan. Ahmad Lutfi Sayid misalnya, yang menganjurkan dibentuknya negara
sekuler, karena melihat Barat yang lebih maju dalam segala hal dengan
menggunakan model negara tersebut, dimana kebebasan menjadi pilar penting bagi
setiap warga negara. Hal ini dikarenakan Islam, lebih cenderung menjadikan
negara sebagai negara otoriter yang identik dengan tirani dimana kebebasan
justru dikekang. Tetapi, justru dengan adanya sekulerisme, kelompok- kelompok
fundamentaslisme juga menggunakan isu kebebasan sebagai syarat mutlak untuk kembali
kepada ajaran- ajaran Islam yang sebenarnya. Umat Muslim dinilai terbelenggu
dengan adanya sekulerisme yang menggerus perubahan akhlak dan akidah umat pada
masa tersebut. Sehingga, yang menjadi persoalan penting disini adalah bahwa
kemunduran umat Islam justru dikarenakan umat tidak menjalankan agama dengan
baik.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Times; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Kondisi inilah yang kemudian dijadikan alasan, mengapa fundamentalisme harus
dilaksanakan. Umat harus kembali kepada ajaran yang mengkultuskan ketuhanan
karena didalam ajaran tersebut, tiada cacat dan kritik didalamnya. Dengan
demikian, fundamentalisme tidak hanya berisi seruan atau ajakan untuk kembali
kepada ajaran Islam sebelumnya, tetapi lebih kepada agenda untuk menghidupkan
Islam sebagai suatu sistem kehidupan umat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-bidi-font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Didalam menanggapi isu
fundamentalisme tersebut, para pemikir Islam memiliki pandangan yang cukup
berbeda- beda, yang disesuaikan dengan kondisi sosial masyarakat pada saat itu.
Black menyatakan bahwa sebagian intelektual Islam menjawab hegemoni Barat
dengan menampilkan sinkretisme, yang dijustifikasi dengan berapologi bahwa
beberapa ide Barat merupakan ekspresi Islam yang sebenarnya, dan sebagian yang
lain meresponnya dengan revivalisme, yaitu kembali ke sumber- sumber wahyu.
Gerakan modernisme dan fundamentalisme Islam didorong oleh superioritas Eropa
dalam bidang teknologi dan militer, serta penetrasi dan ekploitasi ekonomi yang
mereka lakukan.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn9" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Times; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Didalam
mendalami apa yang disampaikan oleh Black tersebut, kita bisa melihat tiga
pemikir Islam dalam konteks masyarakat pada saat itu. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama, </i>Jamaluddin Al-Afgani yang melihat bahwa segala sesuatu
yang ada di Barat tidaklah selamanya buruk, karena sumbangsih Barat terhadap
ilmu pengetahuan patutlah untuk diapresiasi, terlepas dari padangan mereka
terhadap hubungan antara politik dan agama yang pada abad pencerahan justru
dipisahkan. Dengan terpuruknya kondisi masyarakat Islam saat itu, Al-Afgani
menawarkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tazdit</i> atau pembaharuan
dimana Islam dapat diperbaiki dari unsur- unsur luar. Artinya, Al Afgani masih
melihat bahwa tidak sepenuhnya Barat buruk dimata Islam, dan agenda modernitas
dapat diterapkan didalam Islam. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua,</i>
Muhammad Abduh yang justru menemukan Islam di Barat. Abduh menekankan bahwa
perubahan- perubahan didalam Islam karena adanya aspek perubahan sosial
masyarakat, yaitu khususnya dalam urusan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">muamallah.</i>
Tetapi Abduh tetap berpendapat bahwa harus ada agenda- agenda untuk menjadikan
Islam agar tetap murni dan tidak terdistorsi oleh unsur apapun. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ketiga,</i> Rasyid Ridha yang melihat bahwa
khilafah merupakan solusi terbaik. Pada saat keruntuhan Turki Utsmani, Ridha
kemudian menulis tentang khilafah yang menjadi solusi Islam agar mampu kembali
untuk bangkit. Ia menawarkan reformasi Islam, dimana umat harus memperbaiki
Islam secara internal (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Islah</i>) dan
mengembalikan segala urusan kepada ajaran Islam terdahulu. Apa yang dilakukan
oleh Ridha tersebut merupakan ajaran fundamentalisme dimana setelah Islam
runtuh akibat Barat melalui modernisasinya yang menguat, mengajak umat untuk
kembali kepada ajaran Islam sebelumnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-bidi-font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kembali kepada
pertanyaan diatas, apakah fundamentalisme merupakan bagian dari modernitas?
Tentu saja. Karena fundamentalisme adalah ajakan terhadap modernisme yang salah
arah dan tidak mampu menyelesaikan permasalahan umat. Fundamentalisme sangat
alergi dan tidak mau menerima modernitas yang lahir dari rahim dunia
globalisasi sekarang ini, karena modernisme tidak mampu menyelesaikan masalah
kritis multidimensi yang melanda manusia di planet bumi ini.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Times; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Sistem Barat yang modern dinilai tidak mampu menguraikan dan menjawab
permasalahan, dibalik itu justru Islam diyakini bukan hanya sekedar nama,
melainkan juga sebagai sistem hukum yang lengkap, ideologi universal, dan
sistem paling sempurna, yang mampu mengatasi semua masalah kehidupan manusia.
Kaum fundamentalis umumnya sangat meyakini bahwa Islam adalah totalitas sistem
dari tiga pilar kehidupan manusia, agama, dunia dan negara (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">daulah</i>).<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn11" name="_ftnref11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Times; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-bidi-font-family: Times; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Di era saat ini,
fundamentalisme kerap diidentikkan dengan radikalisme, dan citra
fundamentalisme cenderung negatif. Padahal, fundamentalisme tidak ada kaitannya
dengan radikalisme. Tetapi, menggunakan Islam sebagai ideologi secara radikal,
dapat disebut sebagai radikalisme. Karena pada dasarnya, fundamentalisme bersifat
otoriter, prejudice dan irrasional. Fundamentalisme dianggap otoriter karena
mengganggap ajaran agama lain tidak benar. Karena ajaran agama lain tidak
benar, maka digunakanlah cara- cara kekerasan atau memaksa. Fundamentalisme
disebut prejudice karena melihat orang lain berbeda, maka dengan mudah kaum-
kaum fundamentalisme memandang mereka sebagai orang yang salah dan kafir.
Fundamentalisme dianggap irrasional, karena ajaran tersebut tidak bisa dinalar
dan mereka melakukan tindakan diluar batas kewajaran. Ketiga sifat
fundamentalisme tersebut merupakan bukti yang jauh berbeda dengan prinsip-
prinsip modernisme, sehingga agenda fundamentalisme merupakan penolakan
terhadap modernisme yang dinilai tidak mampu meyelesaikan persoalan umat Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: Times; mso-bidi-font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Daftar Bacaan:<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Antony Black, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pemikiran Politik Islam dari Masa Nabi hingga Masa Kini</i>. Jakarta:
Serambi <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ilmu Semesta, 2006.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-bidi-font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Azyumardi Azra, “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Fenomena Fundamentalisme dalam Islam</i>,”
dalam Ulumul Qur’an No. 3, <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Vol.
IV, tahun 1993.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Azyumardi Azra.<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> Islam Reformis</i>, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dinamika
Intelektual dan Gerakan</i>. Jakarta: Raja Grafindo, <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>1999<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Karen Amstrong. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Islam: A Short History</i>. Terj. Ira Puspito Rini, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sepintas Sejarah Islam</i>: <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Yogyakarta: Ikon Teralitera, 2002</span><span style="color: black; mso-themecolor: text1;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Marhaeni Saleh<i style="mso-bidi-font-style: normal;">. Tinjauan Kritis Terhadap Fundamentalisme.</i> UIN Makassar. Jurnal
Politik <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Profetik Vo. 1 No. 1
Tahun 2013<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Nur Rosidah, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Fundamentalisme Agama</i>, Jurnal Walisongo Volume 20, Nomor 1, Mei
2012<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Zaim Saidi, Modernisme dan Kebangkitan Islam,
Website Wakala Induk Nusantara, 2013<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="color: black; font-family: Times; mso-themecolor: text1;">Kuliah Politik Islam bersama Bapak Dr. Yon
Machmudi, MA. Fisip UI, 6 Oktober 2012<o:p></o:p></span></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
<o:PixelsPerInch>96</o:PixelsPerInch>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]-->
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="380">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]-->
<!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:Calibri;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<!--StartFragment-->
<!--EndFragment--><br />
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Azyumardi Azra.<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> Islam Reformis</i>, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dinamika
Intelektual dan Gerakan</i>. Jakarta: Raja Grafindo, 1999. Hlm. 48<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Djaka Soetapa, “Asal-usul Gerakan
Fundamentalis,” dalam Ulumul Qur’an, Vol. IV, No. 3,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;">1993.
(Lihat: Nur Rosidah, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Fundamentalisme
Agama</i>, Jurnal Walisongo Volume 20, Nomor 1, Mei 2012. Hlm. 10<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> William Montogomery Watt, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Islamic Fundamentalisme and Modernitas</i>,
diterjemahkan oleh Kurnia Sastrapraja dan Badiri Khaeruman, dengan judul <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Fundamentalis dan Modernitas dalam Islam</i>.
Bandung: Pustaka Setia, 2003. Hlm. 10. (Lihat: Marhaeni Saleh<i style="mso-bidi-font-style: normal;">. Tinjauan Kritis Terhadap Fundamentalisme.</i>
UIN Makassar. Jurnal Politik Profetik Vo. 1 No. 1 Tahun 2013)<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 12.0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-autospace: none;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="color: black; font-family: Times; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Times;">Azyumardi Azra, “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Fenomena
Fundamentalisme dalam Islam</i>,” dalam Ulumul Qur’an No. 3, Vol. IV, tahun
1993. Hlm. 18-19.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Marhaeni Saleh. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Op.Cit.</i> Hlm. 10<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 115%;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;"> Antony Black, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pemikiran Politik Islam dari Masa Nabi
hingga Masa Kini</i>. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006. Hlm. 503<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn7" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref7" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Zaim Saidi, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Modernisme dan Kebangkitan Islam,</i> Website Wakala Induk Nusantara,
2013. Hlm. 2<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn8" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref8" name="_ftn8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Kuliah Politik Islam bersama Bapak
Dr. Yon Machmudi, MA. Fisip UI, 6 Oktober 2016<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn9" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref9" name="_ftn9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Antoni Black. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Op.Cit.</i> Hlm. 503-504<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn10" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref10" name="_ftn10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> Karen Amstrong. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Islam: A Short History</i>. Terj. Ira
Puspito Rini, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sepintas Sejarah Islam</i>:
Yogyakarta: Ikon Teralitera, 2002. Hlm. 193.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn11" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref11" name="_ftn11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: Times; font-size: 10.0pt;"> M. Syafi’i Anwar. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kritik Cak Nur Atas Nalar Fundamentalisme
Islam</i>. Lihat: Marhaeni Saleh. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Op.Cit.</i>
Hlm. 6<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-73450901106501582752017-07-27T17:56:00.004-07:002017-07-27T17:56:45.706-07:00Konsep Pemikiran Negara Bangsa Menurut Ahmad Syafii Maarif dalam Konteks Islam dan Nasionalisme di Indonesia<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">ISU- ISU ISLAM
KONTEMPORER<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Konsep Pemikiran
Negara Bangsa Menurut Ahmad Syafii Maarif dalam Konteks Islam dan Nasionalisme
di Indonesia<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Oleh : Joni Firmansyah (Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia)</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">1. PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Times; mso-fareast-font-family: Times;"><span style="mso-list: Ignore;">1.1<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Latar Belakang
Masalah<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Secara
historis Islam mempunyai kontribusi besar terhadap aktifitas negara dan
pembentukan negara Indonesia. Islam mempunyai tempat tersendiri sebagai
pandangan hidup atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">worldview</i> di
dalam praktek sosial masyarakat Indonesia. Islam juga menjadi ideologi yang
ampuh dalam perlawanan rakyat Indonesia ketika melawan kolonial Belanda. Maka,
kita bisa melihat bagaimana perlawanan-perlawanan tersebut banyak dilakukan
oleh tokoh-tokoh Islam terhadap kesewenang-wenangan kolonialisme. Pada tahun
1930-an polemik antara kalangan Islam dan kalangan kebangsaan tentang hubungan
Islam dengan negara menghangat. Khususnya antara Sukarno yang kemudian menjadi
presiden pertama Indonesia dan Natsir yang kemudian menjadi ketua umum Masyumi.
Yang pertama mencontohkan Turki yang sekuler dan yang melepaskan diri dari
Islam dalam kehidupan bernegara, dan yang kedua agar negara Indonesia tidak
lepas dari Islam.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Perdebatan antara Islam sebagai dasar negara bisa dicatat
dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
tahun 1945 dan dalam perdebatan -perdebatan sidang Konstituante tahun 1956-1959.
Dalam sidang ini terjadi perdebatan ideologis yang sangat tajam antara
wakil-wakil kaum Muslimin dengan golongan nasionalis-sekuler, yang menimbulkan
panasnya situasi politik ketika itu. Perjuangan tersebut karena Islam bukan
sekedar sistem teologis, melainkan juga sebuah jalan hidup (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">way of life</i>) yang memiliki standar etika
dan moral serta prinsip-prinsip dan norma-norma dasar dalam kehidupan
masyarakat dan negara. Dalam sejarah Islam, ajaran-ajaran Islam ini sebagian
besar telah dipraktikkan dalam kehidupan pribadi, sosial, dan politik semenjak periode
nabi sampai datangnya kolonialisme Barat.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Para
pemimpin Islam pada sidang BPUPKI menginginkan agar negara di format
berdasarkan agama, sehingga Indonesia menjadi negara berdasarkan asas Islam.
Sedangkan kelompok nasionalis-sekuler berargumen bahwa negara Indonesia yang
tidak hanya dihuni oleh orang-orang Islam, sehingga mereka menghendaki konstruksi
negara Indonesia tidak berdasarkan suatu agama tertentu (Islam), karena
dikhawatirkan terjadi diskriminasi terhadap agama-agama lain. Pihak Islam
sendiri berpendapat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, namun syariat
Islam tidak berjalan. Setelah mengalami perdebatan yang panjang akhirnya
ditemukanlah titik temu dan kompromi berupa Piagam Jakarta. Piagam Jakarta
adalah hasil kerja sebuah panitia kecil dalam BPUPKI. Dalam piagam ini,
Pancasila diterima sebagai dasar negara, tetapi urutan silanya mengalami
perubahan. Sila ketuhanan ditempatkan pada posisi pertama, selain itu juga
diberikan anak kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.” Piagam ini adalah hasil rumusan panitia sembilan
diantaranya: Sukarno, Mohammad Hatta, A.A Maramis, Abikusumo Tjokrosujoso,
Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Subardjo, Wahid Hasyim, dan Mohammad
Yamin. Tetapi kompromi politik dalam bentuk Piagam Jakarta hanya bertahan
selama 57 hari karena ada sebagian orang dari belahan Timur yang menganggap itu
diskriminatif terhadap pemeluk agama lain. Maka demi persatuan, akhirnya anak
kalimat itu pada tanggal 18 Agustus 1945 dihapus dari pembukaan UUD 1945.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Perjuangan
untuk menegakkan syariah Islam di Indonesia kemudian dilanjutkan dalam sidang
Konstituante tahun 1956-1959. Menurut Wilopo sebagai ketua Konstituante tahun
1959 mengatakan bahwa pekerjaan konstituante tinggal 10% yang belum selesai,
yaitu soal dasar negara. Ada tiga dasar negara yang diajukan dalam konstituante
yaitu Pancasila, Islam dan Sosial Ekonomi. Kalangan Islam mengemukakan Islam
sebagai dasar negara. Dasar sosial ekonomi banyak dikemukakan oleh orang-orang
kiri, termasuk golongan Partai Buruh. Dasar lain adalah Pancasila yang di
dukung kaum nasionalis, sosialis, dan komunis.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Karena perdebatan mengalami <i style="mso-bidi-font-style: normal;">deadlock</i>
maka Sukarno mengeluarkan dekrit yang membubarkan konstituante dan
mengembalikan UUD 1945 sebagai dasar negara. Dalam zaman kekuasaan presiden
Suharto, dalam rangka politik, cita-cita umat Islam dalam berhubungan dengan
negara, dipangkas habis. Selain itu, dasar Islam sebagai asas suatu organisasi,
baik itu organisasi masyarakat atau partai yang di zaman Belanda dibiarkan oleh
penguasa kolonial, di zaman Suharto tidak dibenarkan. Dasar negara satu-satunya
yang dibolehkan adalah Pancasila sebagai asas tunggal.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Times; mso-fareast-font-family: Times;"><span style="mso-list: Ignore;">1.2<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Rumusan Masalah<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Setelah
jatuhnya rezim Orde Baru yang ditandai dengan terbukanya keran politik yang
sebelumnya tersumbat memberikan dampak kepada setiap kelompok yang ada di
Indonesia untuk menyuarakan kepentingannya. Begitu juga dengan sebagian
kelompok Islam yang memperjuangkan formalisasi syariat Islam. Salah satu
indikasi formalisasi adalah ketika amandemen UUD 1945 ketika masa reformasi
yang menginginkan dikembalikannya Piagam Jakarta. Selain itu banyaknya
peraturan daerah (Perda) yang bernuansa syariat Islam di berbagai daerah. Fenomena
menguatnya wacana formalisasi Islam sebagai dasar negara terdengar kembali,
yang sebenarnya wacana ini pernah muncul ketika masa perjuangan kemerdekaan
Indonesia terutama dimotori oleh tokoh-tokoh terutama yang tergabung dalam
partai Masyumi. Begitupun tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti Ki Bagus Hadikusumo,
Abdul Kahar Muzakkir, dan Hamka adalah orang-orang yang memperjuangkan gagasan
tentang negara Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pandangan
negara-Islam maupun formalisasi syariat Islam merupakan fenomena
sosio-politik-keagamaan yang bisa dilihat menggembirakan sekaligus juga
menimbulkan problematik tersendiri. Menggembirakan karena wacana tersebut bisa
menjadi indikator semangat keagamaan umat Islam di Indonesia sedang bangkit,
tetapi menjadi problematis karena wacana tersebut bisa menimbulkan masalah
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Padahal perdebatan antara
tokoh-tokoh yang memperjuangkan negara Islam dan yang memperjuangkan negara
nasional memberikan kompromi dalam format Pancasila dan UUD 1945. Selain
mendapatkan tantangan dari kelompok nasionalis maupun umat beragama non Muslim.
Wacana Islam sebagai dasar negara dan formalisasi syariat Islam juga
mendapatkan resistensi oleh sebagian kelompok umat Islam itu sendiri. Bahkan
ormas-ormas besar seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah pun tidak
setuju dengan hal ini.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Menguatnya gerakan Islam fundamentalis dalam transisi demokrasi pasca Orde Baru
telah menarik perhatian beberapa cendekawan Muhammadiyah seperti Ahmad Syafii
Maarif, Moeslim Abdurrahman, Syafii Anwar, Haedar Nashir, dan Din Syamsuddin.
Para cendekiawan ini khawatir dengan masa depan demokrasi di Indonesia. Menurut
Haedar Nashir, karakter dasar dan kultur Muhammadiyah adalah salah satu faktor
yang mempengaruhi komitmen para cendekiawan ini untuk mengawal agenda
demokratisasi. Meskipun organisasi ini dikenal puritan, namun pada prinsipnya
Muhammadiyah memiliki dedikasi terhadap nasionalisme dan nilai-nilai kemodernan.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Ahmad Syafii Maarif adalah salah satu mantan ketua Muhammadiyah dan tokoh
intelektual Islam Indonesia yang keberatan apabila Islam dijadikan dasar negara
dan formalisasi syariat Islam. Sebagai salah satu tokoh besar tentu saja
pandangan-pandangannya tentang relasi agama dan nasionalisme menemukan
momentumnya pada masa sekarang terutama setalah reformasi. Karena itu penting
untuk diketengahkan pemikiran Syafii Maarif yang moderat, inklusif, dan
substansialistik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Berdasarkan
latar belakang dan permasalahan tersebut maka dibuatlah sebuah pertanyaan
berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Times; mso-fareast-font-family: Times;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Bagaimana relasi agama dengan negara dan konsep nasionalisme
menurut pemikiran Ahmad Syafii Maarif?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]-->
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="380">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]-->
<!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:Calibri;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-ansi-language:IN;}
</style>
<![endif]-->
<!--StartFragment-->
<!--EndFragment--><br />
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]-->
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]-->
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="380">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Level 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]-->
<!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:Calibri;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-ansi-language:IN;}
</style>
<![endif]-->
<!--StartFragment-->
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Times; mso-fareast-font-family: Times;">1.1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Kerangka Konseptual dan Teori<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Times; mso-fareast-font-family: Times;">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Relasi Agama (Islam) dengan Negara<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Islam
dalam perkembangannya tidak hanya dipahami sebagai sebuah agama tetapi juga
sebagai sebuah ideologi dan gerakan politik, bahkan sebagai sebuah peradaban
yang pengaruhnya cukup luas. Karena itu perspektif Islam tentang politik memberikan
kontribusi dalam teori mengenai hubungan antara agama dengan negara. Secara
garis besar terdapat hubungan antara agama dengan negara.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a>
<i>Pertama</i>, Islam adalah agama dalam
pengertian Barat, yang tidak berhubungan dengan urusan-urusan kenegaraan. Nabi
Muhammad dalam perspektif ini, hanyalah seorang rasul atau utusan Tuhan
sebagaimana halnya Rasul- rasul sebelumnya dengan tugas untuk mengajak manusia
kembali kepada kehidupan mulia dan berbudi pekerti baik. Nabi Muhammad tidak
pernah berniat, apalagi bertugas untuk mendirikan dan mengepalai negara. Negara
Islam dianggap tidak mempunyai landasan teologis dari doktrin Islam. Konsep ini
merupakan landasan bagi konsep negara nasional atau sekuler.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> <i>Kedua</i>, Islam bukan semata-mata agama
dalam pengertian Barat yang hanya menyangkut hubungan antara manusia dengan
Tuhan. Islam merupakan agama sempurna yang mengatur segala aspek hidup manusia,
termasuk kehidupan politik dan negara. Karena itu dalam pandangan ini, umat
Islam dalam bernegara tidak perlu meniru sistem kenegaraan Barat, tetapi harus
mengacu kepada sistem kenegaraan Islam, yakni sistem yang dipraktikkan oleh
Nabi Muhammad SAW, dan <i>khulafaurrasyidin </i>di
masa awal Islam (abad ke 5-6 M). Pemikiran ini juga menimbulkan berbagai
derivasi dengan adanya keberagaman sistem pemerintahan di negara-negara yang
mengklaim diri sebagai negara Islam, seperti Pakistan dan Republik Islam Iran.
Tetapi, setidaknya ada kesepakatan bahwa negara disebut Negara-Islam jika
memberlakukan seperangkat aturan yang disebut “hukum Islam”. Perspektif ini
melahirkan konsep Negara-Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<i><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Ketiga</span></i><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">, menolak pandangan bahwa Islam adalah agama serba lengkap
dan bahwa Islam memiliki konsep yang komprehensif dan terperinci sampai kepada
konsep kenegaraan. Islam memang ajaran yang bersifat <i>kaffah</i> atau menyeluruh, tetapi totalitas tersebut hadir dalam
bentuk petunjuk-petunjuk pokok saja. Islam menyediakan pandangan-pandangan etis
bagi pengaturan masyarakat dan negara. Islam memang tidak menyebut secara
tekstual tentang pelaksanaan kenegaraan, tetapi memberikan prinsip moral
sebagai landasan etika dalam kehidupan politik kenegaraan. Prinsip-prinsip
tersebut merupakan landasan yang sangat diperlukan untuk membangun negara yang
dapat mewujudkan kebaikan bersama (<i>common
goods</i>), kerangka berpikir ini menjadi landasan bagi konsep negara-religius.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Times; mso-fareast-font-family: Times;">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Negara Nasional<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Konsep
negara nasional berbeda dengan konsep berdasarkan agama, dimana konsep ini
berasal dari tradisi Barat yang berkembang setelah gerakan <i>renaissance</i>. Secara formal, sistem negara bangsa secara umum
dikaitkan dengan Piagam Wesphalia pada tahun 1648.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Konsep negara nasional lahir dari pemikiran sekuler yang memisahkan antara
agama dengan negara. Agama adalah aturan mengenai hubungan antara manusia
dengan Tuhan, sedangkan negara mengatur hubungan sesama manusia. Tetapi negara
tetap memberikan kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan beribadah
sesuai dengan keyakinan yang dianutnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Menurut
Sukarno, negara nasional tidak hendak mengerdilkan agama. Bahkan, dalam
negara nasional, agama akan dimerdekakan
dari negara dan sebaliknya memerdekakan negara dari agama, sehingga
masing-masing bisa kuat.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Sedangkan menurut Ali Abd al Raziq (1888-1966), menolak kaitan antara agama dan
negara yang mengemukakan pandangan tentang tidak adanya referensi mengenai
pendirian Negara-Islam oleh Nabi Muhammad. Hal ini dikutipnya dari sebuah kisah
tentang seseorang yang datang menghadap Nabi Muhammad SAW, untuk menangani
suatu masalah. Saat orang tersebut berdiri di depan beliau, badannya kemudian
menggigil karena ketakutan luar biasa. Nabi Muhammad kemudian mendekatinya dan
berkata: “tenanglah, saya bukan raja atau seorang penakluk, saya putra seorang
perempuan Quraisy yang biasa makan daging kering di Makkah”. Raziq juga
mengutip hadis yang bercerita bahwa ketika Nabi diberikan pilihan oleh Malaikat
Israfil, menjadi seorang raja sekaligus Nabi atau menjadi seorang nabi saja.
Nabi Muhammad SAW, memandang malaikat (Jibril) sebagai konsultannya. Jibril
memandang ke bumi, menunjukkan kerendahan hati sebagai petunjuk kepada Nabi
untuk menjadi seorang yang rendah hati. Nabi kemudian berkata: “seorang nabi
yang mengabdi”. Dari kisah ini Raziq menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad bukanlah
seorang raja dan tidak pula meminta pangkat.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Negara-nasional mengidealkan terwujudnya sebuah persaudaraan baru di atas
persaudaraan lama dalam bernegara. Persaudaraan baru itu berupa dihilangkannya
kelompok-kelompok horizontal maupun vertikal, dan hanya dikenal satu macam
persaudaraan, yaitu persaudaraan nasional. Kalau persaudaraan lama masih
dipertahankan, persaudaraan baru dalam negara-nasional tidak akan efektif.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></a>
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Bangsa
atau <i>nation</i> adalah fenomena kompleks
yang dibentuk oleh sekumpulan faktor. Secara kultural, sebuah bangsa adalah
sebuah kelompok masyarakat yang disatukan oleh sebuah bahasa, agama, sejarah
dan tradisi yang sama, meskipun bangsa-bangsa memperlihatkan beragam tingkat
heterogenitas kultural. Secara politis sebuah bangsa adalah sebuah kelompok
masyarakat yang menganggap diri mereka sebagai sebuah komunitas politik yang
alami, secara klasik diekspresikan melalui usaha-usaha untuk mencapai
kenegaraan yang berdaulat. Secara psikologis sebuah bangsa adalah sekelompok
masyarakat yang dicirikan oleh sebuah loyalitas atau rasa cinta bersama dalam
bentuk patriotisme.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Times; mso-fareast-font-family: Times;">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Negara-Islam<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Pada
masa awal perkembangan Islam yang mempunyai karakteristik unik dan kejayaan di
bidang politik. Sejarah awal Islam, lekat dengan penuturan tentang kejayaan
sejak periode Nabi Muhammad SAW di Madinah sampai masa-masa beliau wafat.
Kejayaan politik kemudian terjalin dengan kesuksesan ekspansi militer yang
dilakukan oleh para sahabat Nabi, terutama di bawah kepemimpinan Umar Ibn
Khattab. Inilah yang memunculkan pandangan bahwa Islam adalah agama yang
terkait erat dengan masalah kenegaraan.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Kelompok Sunni dalam Islam menggunakan istilah <i>khilafah</i> sedangkan dalam kelompok Syiah menggunakan istilah <i>imamah</i> untuk merujuk kepada gagasan
sistem politik. Kedua istilah itu diambil dari ayat Al Quran yang kemudian
ditafsirkan sesuai dengan kepercayaan madzhab yang dianut sebagai landasan
politik. Setelah sekian lama menggunakan istilah ini, kemudian muncul
alternatif baru menggantikan kedua istilah tersebut, yakni negara-Islam.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Pemikiran tentang Islam adalah agama yang universal dan mengatur segala
kehidupan manusia, yang konsekuensinya adalah negara dan agama menjadi sesuatu
yang tidak bisa dipisahkan. Konsep negara Islam muncul dari pemikiran bahwa
agama wajib dilaksanakan oleh para pemeluknya. Karena pelaksanaan agama adalah
wajib, maka diperlukan sebuah institusi untuk mengaturnya. Negara adalah institusi
yang paling tepat dan mempunyai otoritas dalam membuat aturan untuk
melaksanakan ajaran agama tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Al-Mawardi
menyatakan bahwa Islam adalah agama dan negara.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Negara Islam perlu dibentuk karena agama Islam mengandung peraturan-peraturan
yang garis besarnya telah tertuang dalam al-Quran dan hadits Nabi Muhammad.
Agar aturan-aturan tersebut dapat dilaksanakan atau dijalankan sebagaimana
mestinya, maka perlu adanya sesuatu kekuatan yang memerankan fungsi kekuasaan
negara.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Rasyid Ridha adalah orang yang mempunyai andil besar dalam pemikiran ini, yang
menurutnya premis pokok dari konsep negara-Islam adalah syariat sebagai sumber
hukum tertinggi. Menurut Fahmi Huwaydi negara-Islam mempunyai landasan bahwa
Allah adalah sumber hukum, dan rakyat adalah sumber kekuasaan. Seorang penguasa
dalam negara-Islam tidak mempunyai kekebalan, karena hukum berada di atas
segalanya. Hukum yang dimaksudkan adalah al-Quran dan Hadis Nabi. Usaha manusia
untuk menciptakan hukum juga diakui, asalkan tidak bertentangan dengan al-Quran
dan Hadis.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Jadi, konsep negara Islam dilandasi oleh pandangan bahwa tidak ada pemisahan
antara agama dengan organisasi politik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Times; mso-fareast-font-family: Times;">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Nasionalisme-Religius<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Nasionalisme-religius
merupakan titik temu antar konsep negara-Islam dengan negara-nasional yang
sekuler. Konsep nasionalisme-religius berdasarkan kepada perspektif bahwa
penyatuan maupun pemisahan agama dengan negara secara ekstrim dipandang
bukanlah formula yang ideal. Sebab, penyatuan antara keduanya menyebabkan
penyelewengan kekuasaan atas nama agama, dan sebaliknya pemisahan secara
ekstrim antara keduanya sama dengan meminggirkan agama. Padahal, agama adalah
salah satu sumber nilai dalam kehidupan sebagian besar manusia.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Nurcholish Madjid mengatakan gagasan negara-Islam lebih merupakan respons
sosiologis yang dipengaruhi konteks lokalitas dan konteks zaman. Bahkan,
istilah negara-Islam baru muncul setelah Pakistan.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Munculnya cita-cita pembentukan negara-Islam disebabkan oleh pola pikir
apologetik dan formalistik yang dipengaruhi oleh fikihisme.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[14]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Disebut apologetik karena umat Islam melihat ideologi-ideologi Barat-modern,
seperti demokrasi dan sosialisme menampilkan prinsip menyeluruh. Hal ini
menyebabkan umat Islam mengalami kompleks rendah diri (<i>inferiority complex</i>). Sebagai kompensasi dari rasa rendah diri
tersebut, mereka menggagas sebuah ideologi politik untuk menunjukkan bahwa
Islam lebih unggul daripada ideologi-ideologi politik lain, atau setidaknya
Islam berada pada tingkatan yang sederajat.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn15" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[15]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Konsep yang menjadikan agama sebagai landasan etika dan moral dalam politik
merupakan salah satu varian dari konsep nasionalisme-religius.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Nasionalisme-religius
menolak ide-ide negara sekular, tetapi tidak menolak sama sekali politik
sekular, termasuk gagasan negara-bangsa modern. Menurut Marx Juergensmeyer,
konsepsi ini lahir karena harapan-harapan material yang ditawarkan oleh
sekularisme lebih banyak menyebabkan rasa frustasi, terutama di kalangan
individu atau masyarakat yang marjinal atau dimarjinalkan, jika harapan itu
tidak tercapai. Sebaliknya, nilai-nilai religius dapat mencegah rasa frustasi
dan kekecewaan karena harapan-harapan tersebut tidak harus dicapai pada
kehidupan di dunia, tetap kehidupan setelah di dunia.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn16" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[16]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Nasionalisme religius muncul bersamaan dengan kebangkitan agama-agama di
belahan dunia. Konsepsi nasionalisme-religius sesungguhnya bisa dirunut dari
pemikiran Ibnu Khaldun yang memandang bahwa dalam banyak kasus agama memiliki
peranan penting dalam memupuk persatuan dan solidaritas. Agama dalam hal ini
hadir sebagai jalan untuk menghilangkan persaingan, iri, dan dengki yang
biasanya muncul dalam kelompok solidaritas. Agama membuat seluruh individu
dalam kelompok solidaritas memiliki visi dan pandangan yang sama dalam melihat
kebutuhan akan hadirnya negara.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn17" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[17]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">2. PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">2.1
Biografi Singkat Ahmad Syafii Maarif<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Dikutip
dari laman resmi <i>tokohindonesia.com<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn18" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[18]</span></b></span><!--[endif]--></span></a>,
</i></span><span style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica;">Ahmad Syafii Maarif
dilahirkan pada 31 mei 1935 di sebuah desa udik di Sumpurkudus, Sumatra Barat,
sebuah daerah yang sumber penghasilannya dari perdagangan serba kecil dan tani.
Putra Bungsu dari empat bersaudara pasangan Ma'rifah Rauf dan Fathiyah ini,
waktu ecilnya mempunyai hobi menjala, memancing ikan dan menembak dengan
'bedil' angin. Disamping itu dia juga aktif berolah raga joging, badminton
serta tenis meja, tapi sekarang yang tersisa hanya joging dan Badminton.
Sebelum meraih Ph.D di Chicago, Syafii kecil memulai pendidikannya di sekolah
rakyat negeri, tetapi tidak punya ijazah, sebab masih zaman revolusi, dan
merangkap di Madrasah Mualimin Lintau, Sumatra Barat sampai kelas tiga. Sebelum
ke Lintau dia nggangur tiga tahun karena revolusi, kemudian dia belajar di
Mualimin Yogyakarta sampai selesai. Lulus di Yogyakarta ia di ditugaskan ke
Lombok Timur sebagai pengajar sekolah Muhammadiyah selama satu tahun, lalu
pindah ke Jawa memulai belajar di FKIP Cokroaminoto Solo sampai sarjana muda
pada usianya 29 tahun. Di kampus inilah dia aktif di HMI cabang Solo dan
menjadi ketua bidang pendidikan HMI cabang Solo periode 1963-1964. Dan pada
tahun 1968 menyelesaikan sarjananya di FKIP Yogyakarta. Kemudian, meninggalkan
Indonesia untuk belajar sejarah pada program master di universitas Ohio, AS.</span><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica;"> Guru besar UNY Yogyakarta ini juga
pernah menjadi dosen pasca sarjana IAIN Yogyakarta. Dan sebelumnya terpilih
menjadi ketua PP Muhammadiyah pada 1999-2004, tokoh yang juga pernah aktif di
GPII dan Pemuda Muhammadiyah, menggantikan Amien Rais yang memilih serius di
partai politik PAN, walaupun suasana sangat menyedihkan saat dua putranya,
hanya tinggal Muhammad Hafizh yang baru selesai S2 di Rotterdam Belanda jurusan
Manajemen Perkotaan. Dalam dunia internasional, Syafii berpendapat bahwa bangsa
Indonesia harus lebih mengintensifkan dengan Masyarakat Eropa, khususnya
Belanda dan Jerman. Alasannya pertama; mereka telah banyak membantu Indonesia,
dan masa depan mereka bisa menjadi 'kompetitor' Amerika Serikat dan ini adalah
asas paling penting bagi politik luar negeri Indonesia, walapun pendapat ini
dimungkinkan para diplomat EU selalu memberikan <i>'conflict management'</i> pada anti Amerika dan Israel, sehingga, yang
terjadi di Jakarta bahwa gerakan anti-semitic dan Israel telah mendapat
dukungan dan pengaruhnya dari para kebijakan kebijakan anggota EU dan para
diplomatnya. Dari sinilah gerakan anti semitisme berkembang dan mendapat
dukungan dari para deplomat EU di Jakarta. Maarif, yang juga akrab dengan
panggilan Syafii, ahli di bidang pemikiran Islam. Ia mengambil seluruh
pendidikan menengahnya di Mualimin Muhammadiyah. Mula-mula di Lintau, Sumatera
Barat, kemudian di Yogyakarta. Setelah mengambil pendidikan FKIP Cokroaminoto
Surakarta di Solo, ia kembali ke Yogyakarta untuk menyelesaikan FKIS IKIP,
1968. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<b><span style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica;">2.2. Landasan Teologis Menurut Ahmad Syafii
Maarif<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica;"> Konsep teologis dalam alam pikiran
Syafii Maarif lebih bersifat universal dan mengedepankan toleransi. Memang ada
fase yang perubahan dari pola Syafii Maarif, yang dapat terlihat sebelum ia
berangkat melanjutkan studi di USA dan selepas studi atau sekembalinya ke
Indonesia. Jika sebelumnya Syafii Maarif lebih cenderung dogmatis, selepas dari
USA, pola pemikiran Syafii Maarif mulai terbuka, bahkan sangat toleran. Ia
terkenal dengan argumen- argumen yang berbeda dengan intelektual lainnya.
Tetapi, ketika berbicara mengenai intelektualitas yang berkaitan dengan Muhammadiyah,
menurutnya intelektual Muhammadiyah adalah intelektualisme Islam dengan
penafsiran Al Quran yang benar dan tepat sebagai sentralnya. Syafii Maarif juga
menyebutkan, untuk melihat posisi ilmu pengetahuan dalam Islam, kita harus
menelusurinya dalam Al Quran dan Sunnah Nabi sebagai sumber autentik agama
terakhir.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn19" name="_ftnref19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[19]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Dari hal tersebut kita dapat melihat bahwa landasan teologis yang dikembangkan
oleh Syafii Maarif, bermuara pada Al Quran yang autentik atau asli. Terlepas
adanya perkembangan pemikiran, sejatinya harus sejalan dengan apa yang telah
dimaktubkan didalam Al Quran sebagai sumber dari segala sumber ilmu. Namun,
Syafii tidak membantah bahwa intelektual Islam tidak boleh terkungkung pada
dogma lama yang sangat dogmatis, hingga menutup peluang manusia untuk berpikir
dan mengembangkan pengetahuan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica;"> Dalam membangun landasan
pemikirannya, Syafii Maarif menyabutkan ada 3 hal penting yang menjadi
pondasinya. Ketiga hal tersebut juga diterapkan dalam membangun Muhammadiyah
sebagai basis pengembangan ilmu pengetahuan.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn20" name="_ftnref20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[20]</span></span><!--[endif]--></span></a> <i>Pertama,</i> ia menyebutnya sebagai ideologi
doktrin langit. Hal ini berkenaan dengan wahyu Tuhan yang sudah disampaikan
kepada umat manusia sejak zaman Nabi Nuh sampai dengan Nabi Muhammad SAW
sebagai nabi dan rasul penutup. Dalam konteks ini, maka Al Quran adalah satu-
satunya doktrin langit saat ini yang berlaku untuk umat Islam dimanasa Nabi
Muhammad SAW dan sesudahnya. Doktrin langit ini melarang keras manusia untuk
berbuat jahat dan korupsi dimuka bumi sebab muaranya pasti akan membencanai
diri sendiri disamping merusak dan merugikan orang lain. <i>Kedua,</i> merupakan konsep <i>amar
ma'ruf nahi munkar</i> yang dimaksudkan sebagai perintah dan larangan agama
yang bertujuan yakni agar manusia secara perorangan atau kolektif tetap berada
diatas jalan lurus dan dalam binkai moral yang jelas. Menurut Syafii Maarif,
kepada Al Quran lah kita harus berkonsultasi dan menemukan inti dari konsep <i>amar ma'ruf nahi munkar </i>tersebut.
Mengerjakan konsep tersebut merupakan tugas rasul, tugas umat dan komunitas
yang beriman, tugas mereka yang mempunyai kedudukan kokoh di muka bumi, termasuk
didalamnya pemerintah. Oleh sebab itu, konsep ini tidak hanya dilekatkan dalam
diri pribadi, namun seharusnya menjadi konsep umat dan konsep penguasa dalam
menjalankan pemerintahan sesuai dengan syariat Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica;"> <i>Ketiga,</i>
konsep Islam sebagai universitas yang terbuka. Menurut Syafii Maarif, konsep
Islam sebagai universitas yang terbuka merupakan gerakan Islam modern yang
terbuka bagi segenap pemikiran dan menjadi komunitas ilmu. Konsep ini juga
diterapkan dalam membangun Muhammadiyah. Aspek pemikiran dan ilmu merupakan
amal teoritis yang tidak kalah penting dengan amal praktis. Dengan pemikiran
dan ilmu, persoalan- persoalan kekinian yang tidak ada contohnya di zaman
terdahulu dapat dijawab dan diberikan solusinya. Pemikiran dan ilmu membentuk
wawasan yang dengan itu seseorang dapat memahami Al Quran dengan lebih baik.
Islam sebagai universitas terbuka akan menjawab tantangan berupa bagaimana
memberi sustansi strategis kepada seruan '<i>kembali
kepada Al Quran dan al Sunnah</i>'. Sebuah seruan yang hanya merujukkan semua
persoalan kehidupan pada kebenaran mutlak bukan kepada pemikiran- pemikiran
manusia, aliran- aliran atau faham.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Helvetica;"> Ketiga konsep tersebut, kemudian
membentuk landasan teologis Syafii Maarif dalam memandang sesuatu. Sejatinya
ketiga konsep tersebut memberikan jawaban atas kegelisahan Syafii dalam melihat
realitas masyarakat saat ini, yang hanya melihat Islam tidak secara
substansial. Dengan menerapkan model pemikiran semacam ini, maka akan ada
banyak sudut pandang dan aspek yang muncul, sebagai bentuk kekayaan intelektual
dan proses memahami Al Quran sebagai petunjuk umat. Maka tidak heran jika
konsep Syafii Maarif dalam melihat negara, memiliki perbedaan daripada
intelektual Islam lainnya, yang cenderung menghegemonikan Islam secara
menyeluruh, ditengan multikulturalisme Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">2.3.
Konsep Relasi Agama dan Negara Nasional Menurut Syafii Maarif<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Ahmad Syafii Maarif termasuk tokoh dan
pemikir muslim yang tidak setuju dengan konsep Negara Islam. Dengan latar
belakang disiplin keilmuan sejarah memberikan kemantapan bagi dirinya tentang
pilihan sikapnya, karena telah menelusuri banyak literatur sejarah baik klasik
maupun modern, bahwa istilah negara Islam sesungguhnya tidaklah orisinil dari tradisi
Islam. Istilah ini oleh Syafii dipandang baru muncul pada abad ke-20 sebagai
upaya konfrontasi atau lawan tanding konsep kenegaraan yang dikemukakan oleh
pemikir-pemikir politik Barat yang dianggap sekuler yang menganut sistem
kepercayaan bukan Islam. Islam sebagai sebuah entitas ajaran, dipandang oleh
sebagian umat Islam yang berkecenderungan kepada formalitas Islam, harus mempunyai
kerangka konseptual yang juga meliputi masalah-masalah kenegaraan. Pendapat ini
mutlak untuk memenuhi klaim Islam sebagai agama yang <i>kaffah </i>atau menyeluruh. Pandangan ini ditolak oleh Syafii Maarif
dengan mendialogkan langsung dengan Al Quran dan tradisi awal Islam di bawah
kepemimpinan Nabi Muhammad. Penelusuran dan upaya mendialogkan yang
menghasilkan pandangan memang tidak ditemukan pandangan yang mendukung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Syafii Maarif melihat bahwa munculnya
istilah ini karena umat Islam mengalami trauma sejarah yang sangat parah selama
penjajahan Barat atas hampir semua bangsa muslim di dunia. Kondisi ini membuat
umat Islam mengalami <i>inferiority complex</i>
(kompleks rendah diri). Untuk menghilangkannya, langkah yang bisa ditempuh
adalah menghapus segala sesuatu yang bernuansa bangsa-bangsa yang telah
melakukan penjajahan tersebut. Selain itu, terdapat ketidakpercayaan umat Islam
kepada sistem politik sekuler yang dianggap mengusir Tuhan dari kehidupan
dunia. Dengan kata lain, sesungguhnya umat Islam ingin menampilkan sistem
politik sendiri yang mempunyai karakteristik berbeda dengan sistem politik yang
telah berkembang dan digunakan oleh masyarakat Barat.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn21" name="_ftnref21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[21]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Ini mengindikasikan konsep negara Islam lebih kepada respon terhadap Barat,
sehingga mencari legitimasi dengan konsep universalitas Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Syafii Maarif melihat bahwa konsep
politik kenegaraan oleh para pemikir muslim untuk mengisi kekosongan dan hasil
ijtihad yang dibutuhkan oleh umat Islam karena tuntutan situasi dan kondisi.
Sebagai produk ijtihad maka perbedaan-perbedaan menjadi hal yang tidak bisa
dihindari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0cm; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Nabi tidak menetapkan pola teori tentang negara yang harus
diikuti oleh umat Islam di berbagai negeri, asal prinsip syura dijalankan dan
dihormati sepenuhnya. Apa yang disebut teori politik Islam dan dihormati
sepenuhnya. Apa yang disebut teori politik Islam dalam bentuk khilafah atau
imamah sebagaimana dikembangkan oleh para yuris seperti al-Baqillani dan
al-Mawardi pada abad pertengahan, tidak lebih dari sekedar usaha intelektual
untuk memenuhi dan menjawab tuntutan sejarah dan tantangan zaman.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn22" name="_ftnref22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[22]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0cm; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">“Kalau tujuh kata atau delapan perkataan yang menjadi ciri
khas Piagam, yaitu dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya sebagai pengiring sila Ketuhanan dicantumkan dalam Pasal 29
ayat 1 UUD 1945, pasti dalam implementasinya akan menemui kesulitan yang tidak
kecil. Perkataan kewajiban sudah tentu memuat perintah yang wajib dilaksanakan
oleh setiap pemeluk Islam. Pasal ini jelas memerlukan tangan kekuasaan untuk
merumuskan sebuah UU bagi pelaksanaan syariat Islam itu. Dan kalau tidak
hati-hati, ini akan dapat menjadi bumerang bagi citra Islam pada masa datang.
Namun, dari kaca mata agama, melaksanakan syariat bagi umat Islam adalah sebuah
kewajiban. Persoalannya adalah perlukah perintah wajib itu dicantumkan dalam
UUD? Bukankah melalui Pasal 29 ayat 1 dan 2 terbuka peluang lebar bagi umat
Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya seluas dan sebebas mungkin? Salah satu
bentuk konkretnya adalah disahkannya UU zakat, sampai dimana pelaksanaan UU ini
dalam realitas? Ini yang perlu dipantau.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn23" name="_ftnref23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[23]</span></span><!--[endif]--></span></a>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Menurut
Maarif jika amandemen Pasal 29 UUD 1945 dilakukan akan memarginalkan banyak
orang Islam, atau kelompok masyarakat yang selama ini masuk dalam kelompok
Islam pinggiran, yang justru akan lari dari Islam. Bukankah hal itu justu akan
merugikan upaya dakwah Islam itu sendiri. Menurutnya mengapa kita menggantungkan
harapan soal syariat Islam kepada negara yang membuktikan bahwa umat Islam
sedemikian tidak berdaya, sehingga penerapan syariat Islam pun harus diatur
negara.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn24" name="_ftnref24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[24]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Dalam penerapan syariat Islam bukan persoalan siap atau tidak siap. Tetapi
dilihat secara realitas sosial, infrastruktur atau perangkat lunak sumber daya
manusia Muslim kita masih sangat rapuh. Manusia Indonesia, meski mayoritas
Muslim, kebanyakan melaksanakan syariat Islam baru sebatas simbol, dan belum
pada substansi.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn25" name="_ftnref25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[25]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Dengan
mayoritas Muslim terbesar yang kemudian menuntut penerapan syariat Islam
sebagai dasar hukum negara, menurut Maarif akan memberikan dampak perpecahan
bukan hanya antara kelompok Muslim dan non Muslim, tetapi juga perpecahan
antara sesama Muslim. Ahmad Syafii menyebutkan:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0cm; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Memang kita negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar
di dunia. Namun perlu diingat, secara historis, masuknya Islam ke Indonesia
adalah lebih banyak karena proses akulturasi dengan budaya setempat. Dampak
dari penyebaran agama Islam yang seperti ini maka saat ini kita melihat ada
tiga kelompok warga masyarakat Islam di Indonesia. Pertama, kelompok Islam
marginal yang biasa disebut Islam abangan. Kedua, Islam santri yang cenderung
sinkretis. Ketiga, Islam santri yang memang benar-benar mencoba menerapkan
Islam sesuai syariatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0cm; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Bila syariat Islam dijadikan dasar hukum negara, kelompok
Islam santri yang terakhir ini mungkin akan dapat menyesuaikan diri. Tapi,
kelompok Islam yang lain memiliki kecenderungan untuk menolak. Padahal, jumlah
kuantitatif Muslim yang cenderung sinkretis dan abangan cukup besar. Anda bisa
bayangkan apa yang terjadi bila syariat Islam ini benar-benar diterapkan
sebagai dasar hukum negara. Perpecahan tak hanya terjadi antara kelompok Muslim
dan non Muslim saja, tapi juga perpecahan antar sesama umat Islam itu sendiri.
Ini jelas berbahaya.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn26" name="_ftnref26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[26]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Penerapan
syariat Islam dikhawatirkan menjadi bumerang bagi syariat Islam itu sendiri
karena Islam yang selama ini diyakini sebagai agama rahmatan lil’alamin.
Dampaknya adalah orang Islam kebanyakan hanya akan menjalankan syariat Islam
sebatas kulitnya saja atau simbol, tetapi tidak sampai kepada substansinya.
Lebih utama adalah bagaimana pondasi keislaman yang harus kokoh terlebih
dahulu, yang tidak memerlukan intervensi negara. Menurut Maarif persoalannya
juga bukan cenderung berpikir sekuler, tetapi negara atau institusi politik
jelas merupakan alat penting untuk mencapai tujuan moral Islam. Tapi, soal
untuk menjadi negara yang Islami kita perlu alat yang bernama negara Islam, dan
ini soal akademik. Apapun namanya alat ini, asal bisa menjadi instrumen yang
efektif untuk mencapai tujuan Islam,
tidak perlu dipersoalkan. Karena itu pada muktamar Muhammadiyah, Maarif menolak
mencantumkan asas Islam menjadi landasan kehidupan organisasi. Karena
menurutnya, dicantumkan atau tidak asas tersebut, Islam akan tetap menjadi
landasan kehidupan organisasi. Kalau kita mengkaji ataupun membaca
artikel-artikel Syafii Maarif maka dalam beberapa tulisan tersebut Maarif suka
menggunakan kata-kata menggarami, hal ini terinspirasi oleh perkataan yang
digunakan oleh Bung Hatta: “Pakailah filsafat garam; tak terlihat tetapi
terasa, janganlah menjadi filsafat gincu; tampak tetapi tak terasa.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">2.4.
Analisis dan Kritik Konsep Negara Bangsa Menurut Ahmad Syafii Maarif<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Konsep Negara-Bangsa yang ditawarkan oleh Syafii Maarif,
justru bertolak belakang dari apa yang umumnya digaungkan oleh para pemikir
Islam lainnya. Jika banyak pemikir Islam lebih cenderung menempatkan konsep
Islam sebagai dasar dan hukum negara, Syafii Maarif justru menolaknya. Ia
menyebutkan, konsep negara yang menggunakan landasan agama dinilai tidak cocok,
terlebih di Indonesia. Banyaknya aliran kebudayaan, proses akulturasi serta
Islam yang dipandang berbeda membuat konsep agama, khususnya Islam, dinilai
tidak relevan di Indonesia. Oleh sebab itu, didalam beberapa pernyataannya,
Syafii Maarif menyebutkan bahwa penerapan syariat Islam justru akan menjadi
bumerang bagi Islam sendiri. Mengapa?
Karena umat Islam hanya menjalankan syariat sebatas kulitnya saja, bukan pada
substansinya. Oleh karena itu, ada baiknya jika agama dan negara dipisahkan,
namun bukan memisahkan secara sepenuhnya. Menurutnya, agama adalah aturan moral
bagi individu dalam suatu negara, walaupun konsep dan dasar negara bukanlah
berbasis agama, khususnya Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Apa yang
disampaikan oleh Syafii tersebut, sejalan dengan konsep negara Nasionalisme-
Religius, dimana titik temu antar konsep negara-Islam dengan negara-nasional
yang sekuler. Konsep nasionalisme-religius berdasarkan kepada perspektif bahwa
penyatuan maupun pemisahan agama dengan negara secara ekstrim dipandang
bukanlah formula yang ideal. Sebab, penyatuan antara keduanya menyebabkan
penyelewengan kekuasaan atas nama agama, dan sebaliknya pemisahan secara
ekstrim antara keduanya sama dengan meminggirkan agama. Padahal, agama adalah
salah satu sumber nilai dalam kehidupan sebagian besar manusia. Tetapi, ada
beberapa hal yang memang dapat diperdebatkan dalam pernyataan Syafiie Maarif.
Adalah Deliar Noor misalnya, ia mengkritik beberapa argumen Syafii Maarif
terkait implementasi syariat Islam yang justru hanya dijalankan sebagai sebuah
simbol, bukan pada substansi. Benar, substansi lebih penting dari simbol.
Tetapi, simbol sangat pula berperan dalam hidup ini, terutama untuk memadatkan
apa yang kita maksudkan. Simbol bisa menggembirakan, menumbuhkan kebanggaan,
memudahkan pemahaman. Tetapi, substansi lebih dipahami oleh cerdik cendekia,
mereka yang umumnya sudah mengaji masalah, mengerti masalah, mengerti pula
hukum. Orang awam biasanya lebih mengikuti, dan simbol lebih memudahkan ikutan
tersebut.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn27" name="_ftnref27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[27]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Terkait apa
yang disampaikan oleh Deliar Noor tersebut, memang ada benarnya. Ia lebih
melihat bahwa simbol memiliki peranan yang penting ditengah kondisi masyarakat
Indonesia yang memang belum sepenuhnya mandiri. Tetapi, bisa saja Syafii juga
berpikiran yang sama terhadap apa yang menjadi kekhawatiran bagi Deliar Noor
tersebut. Karena kondisi masyarakat yang tidak mandiri inilah, membuat Syafii
lebih menegaskan substansi yang hanya dimiliki oleh sebagian kecil orang dengan
tingkat pemahaman yang tinggi. Bagi Syafii, konsep Islam belum sepenuhnya layak
diterapkan di Indonesia. Hal tersebut diperkuat dengan kondisi masyarakat
Indonesia yang masih belum mengetahui dan membedakan dirinya berdasarkan
identifikasi secara keagamaan. Oleh sebab itu, menurut Syafii, ada baiknya jika
konsep negara lebih kepada gagasan secara universal, khususnya kesepakatan yang
diperoleh melalui UUD 1945. Dengan demikian, konsep negara- bangsa yang
mengedepankan universalitas justru akan lebih mudah untuk diterima, daripada
penerapan syariat Islam secara holistik. Berdasarkan hal tersebut, Syafii lebih
melihat agama hanya sebagai pedoman individu, bukan menjadi aktualisasi didalam
masyarakat, apalagi negara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">3. PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">3.1 Kesimpulan <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Ahmad Syafii Maarif termasuk tokoh dan pemikir muslim yang
tidak setuju dengan konsep Negara Islam. Dengan latar belakang disiplin
keilmuan sejarah memberikan kemantapan bagi dirinya tentang pilihan sikapnya,
karena telah menelusuri banyak literatur sejarah baik klasik maupun modern,
bahwa istilah negara Islam sesungguhnya tidaklah orisinil dari tradisi Islam.
Istilah ini oleh Syafii dipandang baru muncul pada abad ke-20 sebagai upaya
konfrontasi atau lawan tanding konsep kenegaraan yang dikemukakan oleh
pemikir-pemikir politik Barat yang dianggap sekuler yang menganut sistem
kepercayaan bukan Islam. Bila syariat Islam dijadikan dasar hukum negara,
kelompok Islam santri yang terakhir ini mungkin akan dapat menyesuaikan diri.
Tapi, kelompok Islam yang lain memiliki kecenderungan untuk menolak. Padahal,
jumlah kuantitatif Muslim yang cenderung sinkretis dan abangan cukup besar.
Anda bisa bayangkan apa yang terjadi bila syariat Islam ini benar-benar
diterapkan sebagai dasar hukum negara. Perpecahan tak hanya terjadi antara
kelompok Muslim dan non Muslim saja, tapi juga perpecahan antar sesama umat
Islam itu sendiri. Ini jelas berbahaya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Didalam
membangun konsep negara- bangsa, Syafii Maarif menekankan pembangunan konsep
tersebut pada 3 hal penting, yang hampir sama pada saat ia menerapkannya di
Muhammadiyah. <i>Pertama,</i> mengedepankan
Al Quran sebagai konsep dan doktrin dari langit, dimana didalamnya tiada
keraguan. Namun, mengkaji Al Quran secara mendalam pun juga harus diterapkan.
Manakala terjadi perbedaan pendapat, maka disitulah letak kecerdasan seseorang
diuji dan bentuk. <i>Kedua,</i> menggunakan
konsep <i>amar ma'ruf nahi munkar,</i>
sebagai pedoman dan acuan dalam membentuk kepribadian seseorang, baik didalam
masyarakat ataupun diterapkan didalam negara. Konsep inilah yang hadir sebagai
bentuk nyata dan tinglah laku daripada memahami Al Quran sebagai sebuah pedoman
hidup, dimana didalamnya berisi larangan dan perintah yang harus dijalankan. <i>Ketiga,</i> konsep Islam sebagai universitas
terbuka, dimana memahami Al Quran merupakan bentuk elaborasi ilmu pengetahuan
dan pengembangan pendidikan. Al Quran kemudian menjadi bahan diskusi untuk
menjawab segala permasalahan umat saat ini, yang tidak muncul pada masa
sebelumnya. Sehingga, pandangn Syafii terhadap negara bangsa, banyak
dipengaruhi atas 3 konsep ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Konsep
Negara-Bangsa yang ditawarkan oleh Syafii Maarif, justru bertolak belakang dari
apa yang umumnya digaungkan oleh para pemikir Islam lainnya. Jika banyak
pemikir Islam lebih cenderung menempatkan konsep Islam sebagai dasar dan hukum
negara, Syafii Maarif justru menolaknya. Ia menyebutkan, konsep negara yang
menggunakan landasan agama dinilai tidak cocok, terlebih di Indonesia.
Banyaknya aliran kebudayaan, proses akulturasi serta Islam yang dipandang
berbeda membuat konsep agama, khususnya Islam, dinilai tidak relevan di Indonesia.
Menurutnya, agama adalah aturan moral bagi individu dalam suatu negara,
walaupun konsep dan dasar negara bukanlah berbasis agama, khususnya Islam. Apa
yang disampaikan oleh Syafii tersebut, sejalan dengan konsep negara
Nasionalisme- Religius, dimana titik temu antar konsep negara-Islam dengan
negara-nasional yang sekuler. Konsep nasionalisme-religius berdasarkan kepada
perspektif bahwa penyatuan maupun pemisahan agama dengan negara secara ekstrim
dipandang bukanlah formula yang ideal. Sebab, penyatuan antara keduanya
menyebabkan penyelewengan kekuasaan atas nama agama, dan sebaliknya pemisahan
secara ekstrim antara keduanya sama dengan meminggirkan agama. Padahal, agama
adalah salah satu sumber nilai dalam kehidupan sebagian besar manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">3.2 Implikasi
Teoritis<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Sejalan atas apa yang telah disampaikan oleh Ahmad Syafii
Maarif diatas, maka dapat terlihat bahwa Syafii Maarif lebih melihat bahwa
konsep negara- bangsa yang paling ideal ialah model Nasionalisme- Religius.
Dalam model tersebut, asas nasionalisme akan tetap terjaga, dan religiusitas
menjadi domain penjaganya, namun hanya dalam lingkup individu, tidak holistik
hingga sampai pada tataran konsepsi bernegara. Dengan adanya model tersebut,
individu akan terikat terhadap aturan agama yang normatif, tetapi tetap dapat
menjadi bagian dari suatu negara karena konsep nasionalisme dan kepemilikan
bersama lebih diutamakan. Jika konsep Islam diterapkan, maka akan terjadi
benturan- benturan sosial, tidak hanya antar umat Islam sendiri, melainkan juga
oleh pemeluk agama lain. Konsep Islamisme, telah banyak diinterpretasikan
secara bebas oleh berbagai macam pemeluknya, yang tentunya memberikan pemahaman
yang berbeda satu sama lain. Oleh sebab itu, ada baiknya yang menjadi pilihan
utama dari konsep negara- bangsa adalah suatu kesepakatan yang tertuang dalam
UUD 1945, dimana setiap pemeluk agama apapun, dapat menjadi bagian langsung
dari suatu negara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Terlepas
dari beragam bentuk pernyataannya yang kontroversial, padangan Syafii Maarif
memang memiliki daya nalar yang tinggi. Ia tidak menginginkan Islam menjadi
bumerang bagi pemeluknya sendiri karena konsep agama yang tidak dipahami secara
<i>kaffah,</i> akan menghadirkan pemahaman
pada tataran kulit, bukan isi. Padahal, sebagai suatu konsep, agama harus
benar- benar diandang secara substansial dan holistik, tidak setengah-
setengah. Hal tersebut memang dapat menjadi bahan perdebatan, namun berdasarkan
teori yang ada, justru apa yang menjadi <i>concern</i>
Syafii Maarif adalah Islam sebagai agama yang <i>rahmatan lil'alamin</i> dapat menjadi pengikat individu terhadap
negaranya. Jika ingin dikupas lebih dalam lagi, Syafii Maarif masih
mengkhawatirkan bahwa pemeluk ajaran Islam dapat konsisten dalam menjalankan
ajaran agamanya, jika tidak paham atas substansi yang tertuang didalam Islam
itu sendiri. Walalupun demikian, Syafii Maarif mencoba untuk memberikan sebuah
solusi atau jalan tengah, yaitu melalui UUD 1945 sebagai bentuk ikatan bagi
setiap pemeluk agama di Indonesia. Dengan cara itu, maka perpecahan dan
perbedaan pandangan tidak akan menjadi sebuah hambatan dalam menjalankan tugas
dan fungsi negara guna memberikan pelayanan terbaik bagi segenap hajat hidup
orang banyak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">DAFTAR
PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Buku<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Abdillah,
Masykuri. 2011, <i>Islam dan Dinamika Sosial
Politik di Indonesia</i>, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Abdul
Raziq, Ali. 2001. dalam Charles Churzman, <i>Wacana
Islam Liberal, Pemikiran Islam</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Al-Mawardi,
Imam. 2000, <i>Al-Ahkam al-sulthaniyyah:
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Negara
Islam</i>, Jakarta: Darul Falah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Heywood,
Andrew. 2014, <i>Politik</i>, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Jurgensmeyer,
Marx. 1998,<i> Menentang Negara Sekular:
Kebangkitan Global Nasionalisme Religius</i>, Bandung Mizan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Kuntowijoyo.
1999, <i>Identitas Politik Umat Islam</i>,
Bandung: Mizan <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Madjid,
Nurcholish. 1998, <i>Dialog Keterbukaan:
Aktualisasi Nilai-Nilai Islam dalam Wacana Sosial
Politik Kontemporer</i>, Jakarta: Paramadina<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">---------1987,
<i>Islam Kemodernan dan Keindonesiaan</i>,
Bandung: Mizan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Mulia,
Musdah. 2001, <i>Negara Islam, Pemikiran
Politik Husain Haikal</i>, Jakarta: Paramadina<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">M.
Natsir. 2001, <i>Agama dan Negara Dalam
Perspektif Islam</i>, Jakarta: Media Dakwah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Noer,
Deliar. 2003. <i>Islam dan Politik</i>,
Jakarta: Yayasan Risalah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Rasyid
Moten, Abdul<i> . </i>2001. <i>Ilmu Politik Islam</i>, Bandung: Pustaka<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Syadzali, Munawir. 1990. <i>Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah, dan
Pemikiran</i>, Jakarta: UI Press,</span><b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Sukarno.
1959, <i>Di Bawah Bendera Revolusi</i>,
Jakarta: Panitya Di Bawah Bendera Revolusi <i>Kontemporer tentang Isu-Isu Global</i>,
Jakarta: Paramadina<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Syafii Maarif, Ahmad et all, 2010. <i>Peran Muhammadiyah dalam Perkembangan
Global: Refleksi Satu Abad Kiprah
Muhammdiyah dalam Pembentukan Indonesia Modern,</i> Jakarta: UMJ Press<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">----------2004,
<i>Mencari Autentisitas</i>, Jakarta: PSAP<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">----------1985,
<i>Studi tentang Percaturan dalam
Konstituante, Islam dan Masalah Kenegaraan</i>,
JakartaL: LP3ES<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">----------2001, <i>Syariat Islam Yes, Syariat Islam
No: Dilema Piagam jakarta dalam Amandemen
UUD 1945</i>, Jakarta: Paramadina</span><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Zainuddin,
Rahman, <i>Kekuasaan dan Negara, Pemikiran
Politik Ibn Khaldun</i>, Jakarta: Gramedia<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Jurnal, Internet dan Lainnya<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Mohammad
Nasih, <i>Dinamika Antara Islam dan
Nasionalisme di Turki dan Indonesia (1985- 2010</i>),
Jakarta: FISIP UI,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Hafidz Siroji, <i>Konstruksi Ideologi Muhammadiyah, Studi
Wacana Pemikiran Amien Rais dan Syafii Maarif.</i> Tesis, Fisip UI, 2004</span><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/463-bersahaja-dan-kritis</span><b><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div>
<div>
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Munawir Syadzali, <i>Islam dan Tata Negara:
Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran</i>, Jakarta: UI Press, 1990, hal 1-3 dalam
Mohammad Nasih, <i>Dinamika Antara Islam dan
Nasionalisme di Turki dan Indonesia (1986-2010),</i> Depok: FISIP UI, 17-18<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Abdul
Rasyid Moten, <i>Ilmu Politik Islam</i>,
Bandung: Pustaka, 2001, hal 105<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Sukarno, <i>Di Bawah Bendera Revolusi</i>,
Jakarta: Panitya Di Bawah Bendera Revolusi, 1959, hal 406<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Ali
Abdul Raziq, dalam Charles Churzman, <i>Wacana
Islam Liberal, Pemikiran Islam Kontemporer tentang Isu-Isu Global</i>, Jakarta:
Paramadina, 2001, hal 13<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn5">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Kuntowijoyo, <i>Identitas Politik Umat Islam</i>,
Bandung: Mizan, 1999, hal 58-59<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn6">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Andrew Heywood, <i>Politik</i>, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2014, Hal 186<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn7">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Musdah Mulia, <i>Negara Islam, Pemikiran
Politik Husain Haikal</i>, Jakarta: Paramadina, 2001, hal 1<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn8">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Abdul
Rasyid Moeten, <i>Op Cit</i>, hal 105<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn9">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Imam
al-Mawardi, <i>Al-Ahkam al-sulthaniyyah:
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Negara Islam</i>, Jakarta: Darul Falah, 2000<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn10">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> M.
Natsir, <i>Agama dan Negara Dalam Perspektif
Islam</i>, Jakarta: Media Dakwah, 2001, hal 78<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn11">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Munawir Syadzali, <i>Op Cit</i>, hal 283-284<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn12">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Mohammad Nasih, <i>Dinamika Antara Islam dan
Nasionalisme di Turki dan Indonesia (1985-2010</i>), Jakarta: FISIP UI, hal 32<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn13">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Nurcholish Madjid, <i>Dialog Keterbukaan:
Aktualisasi Nilai-Nilai Islam dalam Wacana Sosial Politik Kontemporer</i>,
Jakarta: Paramadina, 1998, hal 155-180<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn14">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[14]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> <i>Ibid</i>, hal 255<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn15">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref15" name="_ftn15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[15]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Nurcholish Madjid, <i>Islam Kemodernan dan
Keindonesiaan</i>, Bandung: Mizan, 1987, hal 254<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn16">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref16" name="_ftn16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[16]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Marx
Jurgensmeyer,<i> Menentang Negara Sekular:
Kebangkitan Global Nasionalisme Religius</i>, Bandung Mizan, 1998, hal 406<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn17">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref17" name="_ftn17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[17]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Rahman Zainuddin, <i>Kekuasaan dan Negara,
Pemikiran Politik Ibn Khaldun</i>, Jakarta: Gramedia, hal 165-167<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn18">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref18" name="_ftn18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[18]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times;"> Sumber:
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/463-bersahaja-dan-kritis</span><span style="font-family: Times; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn19">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref19" name="_ftn19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[19]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times;"> </span><span style="font-family: Times; mso-ansi-language: EN-US;">Hafidz Siroji, <i>Konstruksi
Ideologi Muhammadiyah, Studi Wacana Pemikiran Amien Rais dan Syafii Maarif.</i>
Tesis, Fisip UI, 2004. Hlm. 127<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn20">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref20" name="_ftn20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[20]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times;"> </span><span style="font-family: Times; mso-ansi-language: EN-US;">Ibid. Hlm 153- 166<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn21">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref21" name="_ftn21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[21]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Ahmad
Syafii Maarif, <i>Mencari Autentisitas</i>,
Jakarta: PSAP, 2004, hal 69<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn22">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref22" name="_ftn22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[22]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Ahmad
Syafii Maarif, <i>Studi tentang Percaturan
dalam Konstituante, Islam dan Masalah Kenegaraan</i>, JakartaL: LP3ES, 1985,
hal 202<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn23">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref23" name="_ftn23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[23]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Ahmad
Syafii Maarif, <i>Mencari...</i>, Op Cit,
hal 71<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn24">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref24" name="_ftn24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[24]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times;"> Ahmad Syafii Maarif, et all, <i>Syariat Islam Yes, Syariat Islam No: Dilema Piagam jakarta dalam
Amandemen UUD 1945</i>, Jakarta: Paramadina, 2001, hal 42<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn25">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref25" name="_ftn25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[25]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times;"> <i>Ibid</i>,
hal 43<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn26">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref26" name="_ftn26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[26]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times;"> <i>Ibid</i>,
hal 43<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn27">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref27" name="_ftn27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[27]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times;"> Deliar Noor, <i>Syariat Islam Yes, Syariat Islam
No: Syariat Islam: Menanggapi Pendapat A. Syafii Maarif. </i>Op.Cit, Hlm. 48</span><span style="font-family: Times; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<!--EndFragment-->
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Deliar Noer, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Islam dan Politik</i>,
Jakarta: Yayasan Risalah, 2003. Hlm. 5<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Masykuri Abdillah, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Islam dan Dinamika
Sosial Politik di Indonesia</i>, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011, hal
101<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Deliar Noer, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Op Cit</i>, hal 6<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ibid</i>, hal 14<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">
Masykuri Abdillah, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Op Cit</i>, hal 100<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: Times; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: Times; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"> Ahmad
Syafii Maarif, et all, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Peran Muhammadiyah
dalam Perkembangan Global: Refleksi Satu Abad Kiprah Muhammdiyah dalam
Pembentukan Indonesia Modern</i>, Jakarta: UMJ Press, 2010, hal 243<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-32127073722570720112015-01-19T03:53:00.001-08:002015-01-19T03:53:33.330-08:00Cerita Pertama: Cadel Itu Istimewa<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dari
26 abjad di dunia, aku paling tidak bisa menyebutkan huruf “R”. Padahal mulut
kita sama, mampu bersuara, terkecuali mereka yang berkebutuhan khusus (bisu)
sejak lahir. Saat usiaku masih belia, (karena pada saat menulis cerita ini
usiaku sudah “lumayan” tua, tapi tidak terlalu tua untuk bersanding dengan
kalian yang muda- muda), aku berbicara layaknya balita dan sangat takut dengan
kosa kata yang memiliki huruf “R”. Misalnya kata “kerumah” akan menjadi
“kelumah”, “sayur” menjadi “sayul” dan
“ular” menjadi “ulal”. Terdengar aneh memang, tapi itulah aku. Pribadi yang
cuek dan <i>gak</i> peduli dengan apa yang
orang bilang, kecuali mereka menyinggung tinggi badan. Ya, selain cadel,
pertumbuhan badan ku tergolong terlambat. Entah tumbuh kembang badanku
terlambat bangun, ataukah dijalanan macet hingga harus terlambat sampai
kepadaku. Layaknya alasan- alasan klasik orang- orang masa kini yang kerap
terlambat. Tapi tak ada alasan aku harus marah dengan semua itu, karena aku
meyakini bahwa kemuliaan seseorang diukur seberapa cerdas ia mengerti sesuatu.
Banyak orang yang tinggi, ganteng, bisa ngomong “R” tapi kalau diajak bicara,
berdiskusi, berfikir, <i>masyaAllah</i>
lemotnya bukan main. Tapi ada pula orang yang berkekurangan, gak ganteng, gak
tinggi, tapi kalau diajak diskusi akan sangat mempesona. Cieeeee… Hahaha.
Tengok saja Pak Jusuf Kalla, Napoleon Bonaparte, Hitler, mereka pendek semua
tapi menjadi orang yang luar biasa. Pak JK sudah jadi Wakil Presiden 2 kali
dalam 2 periode, Napoleon Bonaparte berhasil menguasai Prancis dan menaklukkan
Eropa. Bahkan ada yang mengatakan, bahwa Napoleon harus berjinjit untuk
mengalungkan medali kepada prajurit berprestasinya. Lain lagi dengan Hitler, ia
tak perlu tinggi badan untuk menaklukkan sepertiga Eropa, meskipun sendirian.
Merinding kan?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kita
kembali lagi kepada urusan yang berkaitpaut dengan Cadel. Kalian kalau lihat
orang cadel bagaimana sih? Gokil kan? Aku dulu cadel, dan berteman dengan banyak
orang cadel. Saat kami berinteraksi dan berkomunikasi, aku suka tertawa
terbahak- bahak dengan kalimat yang ia keluarkan, begitupun sebaliknya. Kami
memiliki dunia kami sendiri yang orang lain belum tentu bisa menikmatinya.
Artinya, kesenangan itu kita yang buat, bukan mereka, bukan orang lain, tapi
kita. Orang- orang tersebut, aku yakin dan semoga kalian pun meyakini justru
memiliki rasa percaya diri yang tak ada habisnya. Ingat kawan, rasa percaya
diri (PeDe) adalah investasi jangka panjang yang tak merugikan. Kalau kamu
PeDe, maka jangankan mereka, duniapun akan berada dalam genggamanmu! Hal
tersebut telah aku buktikan dan sangat manjur manfaatnya. Meskipun cadel, aku
adalah siswa berprestasi. Dari lomba pidato, lomba mengarang sampai lomba bawa
lari sendok aku selalu jadi juara, kalau gak juara satu ya bisa juara dua atau
tigalah. Tergantung lombanya apa dulu, kalau aku suka, pasti aku menang. :D<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pernah suatu ketika,
seorang guruku datang ke kelas. Saat itu aku kelas 5 SD.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Permisi bu, Joni ada?”
sapa Bu Endang kepada Bu Yul, Guru yang mengajar hari itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Ada…, Jon?” Panggil
Ibu Yul. Saat itu aku sedang mengerjakan tugas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Ya, bu” Jawabku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Joni, ikut saya ke
ruang guru, sekarang!” Perintah Bu Endang. Deg! Jantungku mau copot. Aku
bertanya- tanya dalam hati, wanita mana lagi yang aku tolak cintanya sehingga
aku harus ke ruang guru? Hahaha.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Akupun bangkit dari
tempat duduk, dan mulai mengikuti Bu Endang keruang guru. Jarang ruang kelasku
dan ruang guru mungkin hanya 10 meter, tapi deg- degan nya itu bikin langkahku
terasa 1000 meter. Jauuuuuh sekali. Aku yakin, teman- teman pun pernah
merasakan hal yang sama. Dipanggil guru, tapi tak diberi tahu sebab musababnya.
Bagi kalian yang popular di sekolah mungkin pernah merasakan, tapi bagi kalian
yang tidak, I’m sorry yaa. :p<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sampailah aku didepan
ruang guru. Bu Endang langsung duduk dan berkata, “Ini orangnya!” Aduh, kenapa
lagi ini. Jantung sudah megap- megap ini. Kalau cuma karena buang sampah
sembarangan tadi pagi, tak mungkin seserius ini. Didalam ruangan tersebut,
telah hadir Wali Kelas, Kepala Sekolah dan beberapa guru. Semuanya melotot
kepadaku. Biasanya kalau ada orang yang melotot, aku melotot balik! Ayahku
pernah berkata, kau tidak boleh kalah dalam pandang- memandang! Tapi kalau aku
melotot balik, dikeluarkan aku dari sekolah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Ayo Joni, duduk
disini” Bu Endang mempersilahkanku duduk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Begini Jon, sekolah
kita akan mengikuti lomba baca puisi. Hasil kesepakatan kami, kamu yang akan
mewakili” ujar Bu Endang. Duh, lomba baca puisi? Adakah kecocokan dari aku yang
bertampang garang bak Sylvester Stalonne dalam serial Rambo ini diminta baca
puisi? Yakin aku gempar dunia. Tampang sudah Rambo, badan security, diminta
pula baca puisi berdayu- dayu macam Hello Kitty. Mau jadi apa sekolahku. Tapi
tak apalah, akan kucoba. Demi nama baik sekolah, aku maju ke medan juang.
Hahaha. Selepasnya aku dari ruang guru, hatiku lega bukan kepalang. Tapi jujur,
kini jika mendengar nama Endang dan Yul, hatiku suka berdesir sendiri. Bukan
karena mereka nama guruku, tapi dulu aku punya mantan kekasih dan namanya
Endang dan Yul. Cerewet minta ampunlah mereka. Suka pusing aku dibuatnya, kalau
ada yang bernama sama, aku akan jauh- jauh. Ini namanya Trauma Cinta Masa Lalu!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sampailah berita itu
dirumah. Aku tak tahu Ibuku tahu darimana berita ini. Bagi beliau, anaknya ikut
lomba beliau bangganya bukan main. Ikut lomba adalah kebanggaan, perkara menang
itu bonus, yang penting kau dikenal orang. Ah, filosofi ini cocok sekali
seperti filosofi caleg- caleg yang sedang kampanye. Tak apa kau rugi saat
kampanye, asal kau dikenal orang. Ternyata caleg- caleg itu menggila bersumber
dari filosofi Ibuku, bukan main. Tetapi, ada gurat risau di wajah beliau. Rasa
antusias yang menurutku <i>lebay</i> yang
biasanya ditunjukan oleh beliau tak nampak hari itu. Ada apa gerangan wahai iIbu?
Tanyaku dalam hati. Selepas sholat magrib, Ibu bertanya padaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Kau ikut lomba apa?”
tanyanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Baca puisi, bu”
Jawabku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Bisa kau?” Tanyanya
lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“<i>Aidaaah</i>, kalau cuma baca bu, semua orang bisa” Jawabku santai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Nah! Itu yang Ibu
pikirkan daritadi. Mengapa engkau? Kalau cuma sekedar baca, seperti katamu dan
semua orang bisa, mengapa engkau?” sahut Ibu, ada nada khawatir kutangkap dari
kalimatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Memangnya kenapa bu?
Membacaku tak baik kah?” Tanyaku dengan polos.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Kau sudah tidak cadel,
sudah bisa ngomong lancar, hm?” Sebut Ibuku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Oh” pekikku. Pelan,
nyaris tak bersuara, tapi sakitnya sangat terasa. Dalam, menimbulkan kelam.
Benar kata Ibu, mengapa aku? Kalau cuma alasan membaca lantas mengapa aku. Ada
setitik embun di sudut mataku saat itu, untung saja temaramnya lampu rumah kami
mampu menyembunyikannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Baiklah, besok akan kusampaikan
kepada Bu Endang, aku diganti saja” Jawabku mantap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Jangan” Sahut Ibu,
Sendu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Majulah, disaat yang
lain tengah bermimpi, kau diberi kesempatan untuk memberi, maka berikanlah yang
terbaik. Mereka adalah gurumu, mereka paling paham akan kemampuanmu. Majulah”
Ibuku melarangku untuk mundur. Dari sekian banyak orang yang kuhormati, kata-
kata Ibu adalah <i>warning</i> keras dalam
hidupku. Saat aku bimbang, aku mengadu pada Ibu. Saat Ibu setuju, mantaplah
hatiku. Saat beliau menolak, gundahlah jiwaku. Dalam hidup, laki- laki diberi
kesempatan untuk diikuti dan tunduk pada mahkluk Tuhan yang beranama perempuan.
Laki- laki akan diikuti oleh Istrinya, dan akan tunduk pada Ibunya. Maka
pilihlah perempuan yang akan mengikutimu dan berbaktilah pada perempuan yang membuatmu
tunduk kepadanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Baik, bu” Sahutku
mantap. Malam itu, kubuktikan bahwa semangat seorang anak terletak pada Ibunya.
Meskipun dunia menertawai, tapi Ibu akan mendampingi. Embun disudut mata, mulai
menetes. Pertanda malam sudah mulai larut, dan jiwa harus segera surut menuju
peraduan. Aku bergegas tidur, karena mulai besok, aku tak hanya sekolah, tapi
mulai belajar cara menaklukkan dunia, belajar mengalahkan rasa takut yang
paling dalam. Sudah kukatakan, cadel itu istimewa bukan?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Esok
harinya aku mulai berlatih membaca puisi. Guru- guruku pun tahu aku cadel, tapi
bagi mereka ini tidak masalah. Adalah seorang guru yang bernama Ibu Sugiyati,
beliaulah yang selalu menjadi mentorku dalam setiap perlombaan. Orangnya
cantik, tapi sangat tegas. Aku tidak ada masalah dengan hal tersebut, yang
menjadi masalah ialah puisi yang akan kubawakan. Judulnya adalah Pahlawan Tak
Dikenal, karya Toto Sudharto Bachtiar. Berikut puisinya :<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">PAHLAWAN
TAK DIKENAL<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Oleh:
Toto Sudarto Bachtiar<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sepuluh
tahun yang lalu dia terbaring<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tetapi
bukan tidur, sayang<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebuah
lubang peluru bundar di dadanya<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Senyum
bekunya mau berkata, kita sedang perang<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dia
tidak ingat bilamana dia datang<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kedua
lengannya memeluk senapang<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dia
tidak tahu untuk siapa dia datang<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kemudian
dia terbaring, tapi bukan tidur sayang<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Wajah
sunyi setengah tengadah<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menangkap
sepi padang senja<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dunia
tambah beku di tengah derap dan suara merdu<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dia
masih sangat muda<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hari
itu 10 November, hujan pun mulai turun<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Orang-orang
ingin kembali memandangnya<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sambil
merangkai karangan bunga<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tapi
yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sepuluh
tahun yang lalu dia terbaring<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tetapi
bukan tidur, sayang<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebuah
peluru bundar di dadanya<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Senyum
bekunya mau berkata : aku sangat muda<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Langkahku
gontai, bibirku keluh, tenggorokanku meradang. Ada 27 kata yang menggunakan
huruf “R”, ada 27 kata yang membuatku harus menahan nafas dan diminta untuk tidak
melawan. Membaca puisi lebih sulit daripada berpidato karena membutuhkan
penghayatan yang maksimal. Aku diminta menyelami kembali makna puisi yang
bercerita tentang perjuangan pergerakan kemerdekaan. Bagaimana bisa? Aku saja
sudah susah bergerak macam buaya ditinggal kawin pasangannya, galau ditepi
sungai dan ditemukan mati mengambang karena putus cinta. Hahaha<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Satu
minggu lamanya aku berlatih membaca puisi, satu minggu pula aku menjalani
kursus rutin belajar melapalkan huruf “R” dengan ayahku. Beliau menyarankan
bahwa perkara tidak bisa menyebutkan huruf “R” ialah karena lidahku kurang
panjang dan tak bisa bergetar. Saban hari, kursus ini selalu dilakukan setelah
sholat subuh. Ini masalah? Tidak! Masalahnya adalah untuk membuat lidahku
bergetar, aku harus makan cabe, karena rasa pedas pada cabe akan membuat
lidahku mudah bergetar. Ini teori belum memiliki hak paten, tapi aku dipaksa
melakukannya. Ini namanya kekerasan pada anak, tapi ini kekerasan yang
kunikmati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Ayo makan cabenya” perintah
Ayahku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Baik pak” sahutku.
Mulailah cabe berwarna merah <i>maroon</i>
kumasukkan ke mulutku. Untuk rasa dan akibatnya, tak perlu kuceritakan. Kawan-
kawan pastinya pernah merasakan pedasnya rasa cabe, tapi tidak sambil
melapalkan huruf “R” bukan?. Nah, yang lebih pedas lagi adalah melihat cabe-
cabean, dan kita digodanya. Ah, itu pedasnya <i>double</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Maka
mulailah aku melapalkan huruf “R” dengan perlahan- lahan. “E, er, e, eeer,
rrrrr” Ayahku mencontohkan cara pengucapannya. Itulah ritual kami setelah
sholat subuh, sepanjang hari selama seminggu. Disaat dzikir ditutup dengan doa-
doa, maka mulailah Ayah ke dapur, mengambil beberapa buah cabe dan
menyerahkannya padaku. Akupun juga berlalu kedapur, mengambil segelas air dan
setoples gula sebagai penawar rasa pedas. Mana mungkin kubiarkan mulut terasa
panas dan air liur meleleh tumpah tanpa mampu dihentikan sembari mengucapkan
“E, er, e, eeer, rrrrr”. Ini benar- benar penyiksaan, tapi begitulah orang tua.
Mereka tahu seberapa banyak porsi “penyiksaan” diberikan kepada anaknya agar
menjadi pribadi berkualitas kelak. Akupun sudah bisa membuktikan manfaatnya,
beberapa tahun setelah ritual aneh tersebut kugeluti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Seminggu
berlalu, tibalah hari perlombaan. Acara digelar di Stadion sepak bola daerah
kami, namanya Stadion Brang Biji Sumbawa. Lomba baca puisi merupakan rangkaian
dari beberapa acara dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik
Indonesia. Malam puncak digelar dengan pesta rakyat dan beberapa lomba- lomba,
diantaranya lomba baca puisi dan lomba pidato. Kusesalkan pula mengapa aku tak
ikut lomba baca pidato saja. Karena dengan demikian, aku tak perlu makan cabe
selepas sholat subuh. Bukan huruf “R” yang kudapat, melainkan rasa panas di
lambung dan berakhir di <i>toilet</i>,
berjam- jam pula lamanya. Perlombaan pun dimuali, MC telah membuka acara. Aku
adalah kontestan ke lima, dari sepuluh kontestan yang hadir pada perlombaan
tersebut. Dari kesepuluh kontestan, kulihat hanya ada dua orang yang berjenis
kelamin laki- laki. Meskipun demikian, menurutku hanya aku yang laki- laki,
karena kawan laki- laki itu tak mau lepas dari gendongan Ibunya. Ia selalu
merengek- rengek meminta dibelikan ini dan itu. Hingga inguspun masih
dibersihkan oleh Ibunya. Jadi kupastikan ia bukan laki- laki tulen, karena
laki- laki tidak berlaku demikian. Bagiku ia tak lebih dari laki- laki <i>KaWe</i> versi anak- anak. Hahaha<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Empat
kontestan sebelumnya sudah tampil dan sangat memukau. Tiga perempuan, dan kawan
laki- laki ku tadi. Telah kulihat penampilannya, akibat kesalahan membaca
sebuah kata ia diteriaki penonton. Maklum, penonton didaerah kami luar biasa
serunya, termasuk luar biasa gaduhnya. Tak usah sebut sepak bola, menonton adu
layangan hingga menonton lomba baca puisi anak- anak saja gaduhnya bukan main.
Kalau dalam sepak bola, wasit salah meniup peluit, habislah dosa wasit tersebut
akibat sumpah serapah <i>supporter </i>kami.
Begitupun pula dengan lomba baca puisi ini, bedanya sumpah serapah tak keluar
dari mulut mereka, namun hanya berupa ejekan yang cukup layak diberikan kepada
anak- anak. Kesalahan pembacaan kata oleh kawan <i>KaWe</i> ku tadi nampaknya fatal untuknya. Ia disoraki hingga kakinya
gemetar. Kulirik Ibunya, ia menelungkupkan kedua tangan di dada, takut anaknya
kalah mental. Dan benar adanya, belum habis bait ketiga puisi, anaknya meraung-
raung, menangis mencari Ibunya. Bukannya diam, penonton malah tertawa
terpingkal- pingkal. Ibunya melompat ke podium, memeluk anaknya. Naluri seorang
Ibu tak pernah salah, sekaligus tak pernah menyerah. Dari perilakunya kita
belajar tentang pengorbanan dan arti cinta sesungguhnya. Pada momen tersebut,
aku tidak tertawa karena dalam hati Ibuku pun akan berlaku demikian jika
keadilan tidak berpihak padaku. Tetapi mau tak mau, akupun ikut menikmati
meskipun hanya ditandai dengan sebuah senyuman. Ini hiburan menurutku, untuk
menghilangkan rasa gugup yang sedari tadi membuat dada ini tak hentinya ber-<i>marching band</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tibalah
giliranku, namaku dipanggil dengan lantang. Penonton riuh bertepuk tangan,
sebelumnya mereka sudah melihatku ikut lomba pidato dan merekapun tahu
kapasitasku. Bagi penonton, lomba apapun sama saja karena yang mereka cari
adalah hiburan yang dapat menghilangkan beban hidup, meskipun sejenak. Aku naik
menuju podium, kuraih pengeras suara dan mulai menghela nafas. Aku mulai melihat
penonton, dan kucari Ibuku. Aku butuh beliau melalui senyumannya, dan kudapati
beliau di sudut podium, dengan santai menatapku sembari tersenyum. Begitu
anggun, sangat mempesona buatku. Ku mulai membaca puisi tersebut dengan penuh
penghayatan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Pahlawan Tak Dikenal,
Kalya Toto Sudhalto Bachtial” Sontak! Penonton tertawa terbahak- bahak. Aku
bimbang, aku mulai goyah. Belum sempat aku menghunus pedang, aku telah ditikam terlebih
dahulu. Belum sempat aku menghela nafas, aku telah mati terkapar. Ibu, mana
Ibu? Aku harus mendapatkan suntikan semangat sebelum laga ini berakhir. Kembali
kudapati Ibu, masih dengan posisi yang sama. Begitu tenang, anggun dan santai.
Beliau tersenyum dan hanya menganggukkan kepala. Seeeerrr! Aku merinding, Ibu
yang begitu tenang telah mengajariku arti ketenangan hanya dengan anggukan
kepalanya. Maka mulai saat itu, aku masa bodoh. Aku tak peduli penonton akan
tertawa, meraung, menangis, aku tak peduli! Harus kutuntaskan hasratku agar tak
menjadi penyakit hati yang berkepanjangan. Kubacakan puisi tersebut dengan
lantang, “Senyum bekunya mau belkata, KITA SEDANG PELANG!!!” Dengan segenap
keberanian aku melawan tirani dalam diri. Aku tak boleh diperbudak, dan
menyerah hanya karena huruf “R”. Kumulai dengan senyum Ibu dan lafaz <i>bismillah</i> dalam hati. Puisi usai,
kuakhiri dengan <i>hamdallah</i>. Kulihat
penonton, nampak cukup puas dengan penampilanku. Dalam hati, mereka tak puaspun
aku tak peduli. Ini adalah peperangan antara aku dan rasa takutku. Lega rasanya
disaat aku tampil sebagai pemenang atas diri sendiri. Urusan menang lombanya,
sesuai saran Ibu itu hanyalah bonus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sepuluh
peserta telah tampil. Kawan <i>KaWe</i> ku
yang sedari tadi menangis telah reda tangisnya. Kuperhatikan, nampak gula- gula
salju digenggamannya. Benar- benar bukan laki- laki tulen, ucapku dalam hati.
Dewan juripun telah selesai berembug dan telah menentukan siapa yang menjadi
juaranya. MC mulai mengumumkan, akupun takzim mendengarnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Berdasarkan keputusan
dewan Juri, menetapkan SDN 2 Sumbawa sebagai Juara Pertama” Penonton riuh luar
biasa. Kulihat pemenangnya, seorang perempuan. Langkahnya anggun, menarik
menurutku. Ini penilaian anak yang masih belia, masih lugu tanpa embel- embel
tertentu. Hehehe.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Juara Kedua, diraih
oleh SDN Karang Dima” Penonton bertepuk tangan kembali. Pupus harapanku untuk
menjadi juara. Sekali lagi pikirku, ini hanyalah bonus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Juara Ketiga, SDN 11
Sumbawaaaaaaaaa” Aku terdiam, itu adalah sekolahku. Aku juara tiga. Penonton
riuh bukan main, lebih riuh dari sebelumnya. Aku adalah juara tiga, juara baca
puisi tingkat kabupaten. Juara baca puisi yang seorang laki- laki karena
biasanya selalu dimenangkan oleh perempuan. Juara baca puisi dengan perjuangan
keras makan cabe selama seminggu. Amboi, benar- benar <i>moment</i> yang tak terlupakan. Kurasakan Ibu memelukku, begitu hangat.
Akupun naik kembali keatas podium, guna menerima piala dan penghargaan lainnya.
Belum usai acara, tiba- tiba terdengar tangisan keras. Kawanku yang <i>KaWe </i>tadi, menangis sejadi- jadinya
lantaran ia tak menjadi pemenang. Kulihat Ibunya telah bersimbah peluh untuk
menenangkannya. Benar- benar bukan laki- laki sejati! Masih anak- anak saja
sudah menyusahkan seorang wanita. Bukan main..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sesampainya aku
dirumah, kulaporkan pada Ayah, mentor kursus dalam mengatasi cadelku.
Kusampaikan kalau aku juara 3. Ayah hanya magut- magut, dan dengan santai
beliau berkata, “Ayah tahu kau akan juara tiga, tidak lebih!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Akupun terheran- heran,
“Ayah tahu darimana?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ayah menjawab, “Dari
jumlah cabe yang kau makan tiap pagi. Itu kurang banyak! Seandainya kau makan
cabe lebih banyak, kau pasti juara satu!”<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Aku hanya geleng- geleng kepala </span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
<o:p></o:p></span></div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-32401011593367342092014-12-06T10:59:00.003-08:002014-12-10T10:16:32.831-08:00Materi dan Kisi- Kisi UAS ISD PSIK Ngudi WaluyoSilahkan download Materi Kuliah ISD anda <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24235841/Materi-ISD-Semester-2.rar.html">HERE</a><br />
<div>
Silahkan baca Kisi- Kisi UAS anda, yaitu :<br />
<br />
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kisi-Kisi
Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">PSIK
Stikes Ngudi Waluyo Ungaran<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Syarat
Menjadi Masyarakat!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ciri-
ciri Masyarakat Kota Menurut Talcott Parsons!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jelaskan
Pengertian Urbanisasi dan Sebab- sebab terjadinya organisasi beserta
penjabarannya!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jelaskan
Pengertian Etnosentrisme dan Integrasi Sosial!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jelaskan
6 cara Pemecahan/ Menyelesaikan Konflik!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebutkan
dan Jelaskan 7 Sikap Ilmiah!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jelaskan
Mengapa Ilmu Tidak Dapat Dipisahkan dari Nilai- nilai Hidup!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">8.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jelaskan
3 Pendekatan Ilmu dalam Mempengaruhi Nilai dan Norma dalam Hidup!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">9.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebutkan
dan Jelaskan Fungsi Orang Miskin!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">10.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jelaskan
Kaitan antara Agama dan Masyarakat!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">11.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jelaskan
Korelasi antara Tuhan, Manusia dan Alam dalam Bentuk Piramida!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">12.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebutkan
dan Jelaskan 3 Keistimewaan Manusia!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">13.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jelaskan
apa yang dimaksud dengan Integrasi Sosial dan Integrasi Nasional!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">14.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jelaskan
2 Faktor Pendorong Integrasi!</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -0.25in;">15.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -0.25in;">Jelaskan
Syarat Berhasilnya Integrasi!</span> </div>
</div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-9845250165184785592014-12-03T04:38:00.002-08:002014-12-03T05:02:42.219-08:00Softskill MentorshipHalo rekan- rekan sekalian, dimanapun anda berada..<br />
Nih mau sekedar info nih..<br />
Jikalau teman- teman membutuhkan pelatihan softskill untuk lembaga, organisasi kampus maupun pemerintah, LSM dll..<br />
Bisa hubungi saya, Joni Firmansyah..<br />
Siap melayani rekan- rekan sekalian dengan materi:<br />
<br />
<b>a. Pelatihan Teknik Sidang</b><br />
Yaitu mekanisme musyawarah mufakat untuk menetapkan AD/ART, SOP, GBHOd dll. Lengkap bersama trik dan tips nya, berdasarkan pengalaman pribadi loh :))<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaSmYSPaCgmyutDBqsi0dU1sPG62uvTpkXym_bRH_47OiP9RQFw2WhyphenhypheneIG8iS5YkBaPl0gTNIHxykEOOc4HqKRy0yg1uSa0hrLqdQ1WbbPaRs_58aPwp6wE2LgZ8CwmIwJ48RadBBEv_k/s1600/20130715_121829.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaSmYSPaCgmyutDBqsi0dU1sPG62uvTpkXym_bRH_47OiP9RQFw2WhyphenhypheneIG8iS5YkBaPl0gTNIHxykEOOc4HqKRy0yg1uSa0hrLqdQ1WbbPaRs_58aPwp6wE2LgZ8CwmIwJ48RadBBEv_k/s1600/20130715_121829.jpg" height="150" width="200" /></a></div>
<b><br /></b>
<b>b. Pelatihan Manajemen Aksi</b><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRvtw8iKy59A4LAOSHSDwzZpky5QZp2Las9LYhpvjwODSpjt9Kwgu7UQx5gPxqxnuzEavr7AklaeRN_fSiXMGxM7jOs-HEF5l5GRhzbSfHFD-2G_qJCszC5AnimeJlFADMPztEoto0LE8/s1600/SAM_2043_2_2.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRvtw8iKy59A4LAOSHSDwzZpky5QZp2Las9LYhpvjwODSpjt9Kwgu7UQx5gPxqxnuzEavr7AklaeRN_fSiXMGxM7jOs-HEF5l5GRhzbSfHFD-2G_qJCszC5AnimeJlFADMPztEoto0LE8/s1600/SAM_2043_2_2.JPG" height="200" width="151" /></a>Nah pelatihan ini biasanya hadir dalam Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Tk. Dasar. Kalau untuk pelatihan yang satu ini, gue jangan diragukan lagi yaa :))<br />
<br />
<br />
<b>c. Pelatihan Teknik Lobby dan Advokasi</b><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieSwzjlnhNWyqmniIW0tNPSqbMoz7ybqIR5uUH_sMHbt0BBGG6cLRQyyasO2c03pwhnO51bIQLRHmNwPdKtsc9EifS2dacBm-YQtu2hu2gF1wIvKnN6kkp1xCZqduAvIDFoT8ptE88OcQ/s1600/20130330_104606.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieSwzjlnhNWyqmniIW0tNPSqbMoz7ybqIR5uUH_sMHbt0BBGG6cLRQyyasO2c03pwhnO51bIQLRHmNwPdKtsc9EifS2dacBm-YQtu2hu2gF1wIvKnN6kkp1xCZqduAvIDFoT8ptE88OcQ/s1600/20130330_104606.jpg" height="150" width="200" /></a>Jadi mahasiswa/ karyawan mesti punya kemampuan ini yaa. Lobby dan negosiasi adalah hal penting dalam dunia kemahasiswaan maupun dunia kerja. Lets rock!<br />
<br />
<br />
<br />
<b>d. Pelatihan Komunikasi Efektif dan Public Speaking</b><br />
Kamu mahasiswa? Takut bicara di depan orang lain? Sering gugup dan gelisah? Silahkan menghadap saya! Kita pecahkan bersama masalah kamu. Kalau didepan orang saja kamu gugup, bagaimana bisa dapat banyak gebetan? Eh maap, ilmu jgn disalahgunakan ya :p<br />
<br />
<br />
<b>e. Manajemen Organisasi dan Manajemen Waktu</b><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5UAc1FsJn7gu0bjHD6UB_Q2All48ucaNfCvi4SzeuMCg2T-T4if-xqVrcBE8NhbgXZXyIleliTNkRyVTNW7HuP0CX_BIaaTru8B25sJO4p1GcRPXHmrcxpKCKuiDB9UmN118LT_VSH64/s1600/20130608_195550.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5UAc1FsJn7gu0bjHD6UB_Q2All48ucaNfCvi4SzeuMCg2T-T4if-xqVrcBE8NhbgXZXyIleliTNkRyVTNW7HuP0CX_BIaaTru8B25sJO4p1GcRPXHmrcxpKCKuiDB9UmN118LT_VSH64/s1600/20130608_195550.jpg" height="150" width="200" /></a>Nah sebagai calon manusia hebat, kamu mesti cerdas mengatur lembaga dan menyesuaikan waktu. Sekarang zamannya bukan lagi <i>time is money</i>, tapi <i>time is everything, time is happyness.</i> Jadi kamu semua wajib punya softskill ini ya :))<br />
<br />
Dalam beberapa organisasi, mereka memiliki <i>culture</i> dan kebiasaan tersendiri. Umumnya orang- orang yang baru bergabung dalam organisasi akan sangat susah untuk menyesuaikan dirinya. Akibatnya muncul semacam penyakit organisasi, yaitu "susah gaul". Nah, di dalam materi ini kita akan belajar banyak untuk mengatasi hal tersebut.<br />
<b><br /></b>
<b>f. Leadership and Berfikir Kritis!</b><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifXv6qgewrpwldxW8YDAyYRl-wDGfzl3TUkYGScm-GZBkRKpTXsBFG2Au1mKTCbbUKvG925ctPP5K05wwm4GFkF84QKxIlUTVFfNhag881chOvrfd6OtaggFo1avH9KKG3FhLD7fmRLuw/s1600/20130518_121440.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifXv6qgewrpwldxW8YDAyYRl-wDGfzl3TUkYGScm-GZBkRKpTXsBFG2Au1mKTCbbUKvG925ctPP5K05wwm4GFkF84QKxIlUTVFfNhag881chOvrfd6OtaggFo1avH9KKG3FhLD7fmRLuw/s1600/20130518_121440.jpg" height="150" width="200" /></a>Model pelatihan ini adalah bagaimana cara berfikir kreatif dan efektif. Disini kamu akan diajarkan mengenai apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin, serta kemampuan menganalisis sebuah fenomena sosial.<br />
<br />
<b>g. Analisa Potensi Diri</b><br />
Materi ini biasanya disampaikan saat menjadi Maba atau Mahasiswa Baru. Disini kamu akan diajarkan untuk menemukan setiap potensi yang kamu miliki, kemana harus dikembangkan dan diarahkan. Supaya gak salah jalan, kamu wajib menemukannya sejak dini..<br />
<br />
Itu adalah beberapa materi yang kerap saya sampaikan dalam berbagai forum. Jika berminat, silahkan kontak saya di :<br />
<br />
CP : 087863585656<br />
Tw : @Joniisme<br />
FB : Joni Firmansyah<br />
<br />
Terima kasih untuk partisipasinya, mohon disebarkan yaa. Salam sukses!Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-57518321096677732232014-11-30T10:10:00.002-08:002014-11-30T10:10:22.032-08:00REVITALISASI PERAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015*<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tidak ada Negara miskin..<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Yang ada adalah Negara salah kelola..<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">-Anonymous-<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dalam setiap kesempatan, saya selalu
menyampaikan bahwasanya zaman memiliki masa kadaluarsa. Tak luput di dalam
benak kita bahwa zaman selalu memiliki kejutan dan adagium- adagium semu bagi
tiap- tiap pelaku sejarah. Ya, seperti yang kita ketahui bersama bahwa setiap
zaman pasti memiliki pahlawannya, begitu pula dengan pembencinya! Pahlawan
itulah yang nantinya akan menegakkan peradaban, sementara pembencinya akan
menjadi seteru paling abadi. Ingat! Tak ada dalam kisah manapun, baik kolosal maupun
klasik bahwa pahlawan tak memiliki musuh. Pun demikian berlaku pula pada zaman,
ia pembawa peradaban, ia adalah media pembaharuan. Tinggal bagaimana para
pelaku sejarah belajar pada pengalaman pendahulu mereka untuk menciptakan
peradaban baru bagi zaman mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Bagi tiap- tiap para pelaku sejarah,
identik dengan gelagat dan geliat kaum muda. Jika kau muda, kau harus seperti
ulat nangka. Tak bisa diam pada keadaan stagnan, tak pernah bosan dengan
kedinamisan. Kaum muda kita hari ini dihadapkan pada sebuah tantangan zaman.
Tantangan yang menuntut mereka tidak hanya cerdas di dalam kelas, melainkan
cakap dalam segala bidang. Istilah kerennya, “Agen Perubahan”. Umumnya kaum
muda di negeri kita saat ini didominasi oleh para mahasiswa maupun pegiat
kepemudaan lainnya. Mahasiswa yang sehari- harinya menjalani kehidupan belajar
secara teori, tapi tak pernah acuh pada tirani yang menggerogoti zaman. Memang, tak semuanya berlaku demikian. Masih ada yang peduli, mereka yang masih percaya akan perubahan dan tidak tunduk
pada kemunafikan. Namun siap- siap saja jikalau apa yang kalian lakukan justru dihujat karena demonstrasi yang digelar mengganggu arus lalu lintas, atau ucapan orang tua yang mengatakan, “Jangan
Pergi!” saat engkau merajuk untuk berangkat aksi. Wajar saja, mengingat telah
jatuh korban dalam sebuah demonstrasi akhir- akhir ini. Tapi itulah mahasiswa!
Dilahirkan untuk berjuang, dilahirkan untuk bersuara lantang! Jangan kau diam
saat rakyat miskin yang mensubsidimu untuk kuliah justru “dipermalukan” oleh
para antek kapitalis! Jangan kau bosan bersuara, saat pembunuh tokoh
intelektual pergerakan HAM bebas bersyarat tanpa ada ketuntasan masalah. Jika
ada yang mengatakan ini Negara para bedebah, memang benar! Jangan kau bantah
ini dengan argument apapun karena data yang kau sampaikan akan dimentahkan oleh
fakta dilapangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Saban hari, terdengar kabar bahwa
negeri kita ini akan memasuki fase baru dalam perjalanan sejarahnya. Beberapa
bulan lagi Indonesia akan tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Asean, dimana akan
ada persaingan terbuka antar tiap angkatan kerja tanpa memperhitungkan lagi
batas wilayah. Indonesia boleh bernafas lega, karena hingga tahun 2014 angkatan
kerja negeri ini didominasi oleh anak muda dengan usia produktif dengan rentang
usia 18- 26 tahun. Dibandingkan dengan Negara lain, Singapura misalnya yang
justru didominasi oleh masyarakat yang memasuki usia tua. Berdasarkan rilis
UNESCO pada tahun 2011 menunjukan bahwa 98,78%
kaum muda Indonesia sudah melek huruf. Pemerintah juga sudah
menganggarkan 15,18% dari pengeluaran pemerintah dan 2,77% dari Produk Domestik
Bruto (PDB) untuk penyelenggaraan pendidikan. Jumlah pengangguran muda
Indonesia juga cukup rendah sebesar 5% pada 2011 (World Bank, 2011, disadur
dari <a href="http://fahminichsan.blogspot.com/2014/05/asian-miracle.html">http://fahminichsan.blogspot.com/2014/05/asian-miracle.html</a>).
Ini adalah data 3 tahun yang lalu,
sekarang mari kita amati data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
Indonesia. BPS merilis data per Agustus, 2013 bahwa jumlah angkatan kerja Indonesia
sebesar 118, 19 Juta Jiwa. Jumlah yang bekerja per Agustus, 2013 adalah 110, 80
Juta Jiwa. Sementara pengangguran sebesar 7,39 Juta Jiwa. Jika dikalkulasi,
maka akan muncul angka 6,25% dari total angkatan kerja produktif Indonesia yang
dideteksi sebagai pengangguran.(BPS, 2014) Lantas, apakah Indonesia sudah siap
bersaing dengan masyarakat Asean lainnya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Memaksimalkan Peran Pemuda<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdIOHT73OculKSBUdelnqStUptuDbFsIj2lUImrQuRoRBAX0h3iajrbXD60hfpeXF1HMkVoIV2cf12MpZTjZ2Fb9-XHTt7Yhspz0_Rw0gFEKq3l-gsjqKIxgatDe1bQMz3CXPDRY4Ac84/s1600/3+Sector.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdIOHT73OculKSBUdelnqStUptuDbFsIj2lUImrQuRoRBAX0h3iajrbXD60hfpeXF1HMkVoIV2cf12MpZTjZ2Fb9-XHTt7Yhspz0_Rw0gFEKq3l-gsjqKIxgatDe1bQMz3CXPDRY4Ac84/s1600/3+Sector.jpg" height="226" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<!--[if gte vml 1]><v:shapetype
id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t"
path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75"
alt="Description: C:\Users\laptop\Pictures\3 Sector.jpg" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:165.75pt;margin-top:30.35pt;width:309.75pt;
height:216.75pt;z-index:-251658240;visibility:visible;mso-wrap-style:square;
mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text;mso-width-percent:0;mso-height-percent:0;
mso-width-relative:page;mso-height-relative:page'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\laptop\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg"
o:title="3 Sector"/>
<w:wrap type="through"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tantangan zaman, semacam
pengangguran telah ada semenjak manusia menerapkan sistem bernegara. Pun
demikian Negara tentunya dibentuk untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Maka dari itu, salah satu cara mengentaskan pengangguran agar tidak terjerembab
pada “kemiskinan akut” ialah dengan cara berpendidikan. Ini adalah salah satu
upaya yang memang harus kita percayai bahwa dengan berpendidikan, masalah pelik
semacam kemiskinan akan dihapuskan. Tentunya hal ini tak terlepas dari peran
para pelaku sejarah, peran pemuda dan mahasiswa. Kalian, Kita dan semuanya
harus sadar bahwa ada yang perlu diperbaiki dalam diversifikasi gerakan
mahasiswa. Dimana korelasi antara <i>Public
Sector, Privat Sector and Third Sector</i> harus sinergis. Membangun Negara tidak
bisa sendirian apalagi dimonopoli oleh sebuah golongan semata. Membangun Negara
baiknya memang mengesampingkan perbedaan dan mulai menerima kebudayaan baru
tapi harus tetap mempertahankan “Local Genius” sebagai pilar penyaring beragam
kebudayaan yang masuk. Peran ketiga sector inilah yang harusnya menjadi ujung
tombak, serta tameng pertahanan bagi kebangkitan Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Ketiga sektor ini harus dicantumkan
dalam setiap elemen <i>grand design</i> para
mahasiswa. Karena tidak ada yang mampu
melakukan tugas mulia ini selain para pemuda dan mahasiswa. <i>Public Sector</i> berkisar pada pembuatan
kebijakan, regulasi dan aturan- aturan serta jaminan keadilan. Tugas ini
tentunya dibebankan kepada pemerintah sebagai lembaga eksekutif. Siapa yang
mengawal? Dalam konstitusi adalah DPR, tapi dalam kehidupan sehari- hari
tentunya adalah Mahasiswa! <i>Private Sector</i> berkutat pada Investasi, profit dan
lain sebagainya. Dalam kasus ini, sektor inilah yang akan paling banyak menjadi
arena bermain para pelaku usaha dan masyarakat. Jika tidak dikawal dengan
matang, pasar akan menguasai Negara, sesuai dengan cita- cita kaum- kaum
Liberalisme. Disaat pasar (market) menguasai negara maka setiap kebijakan negara harus disesuaikan dengan keinginan pasar yang menguntungkan para pemilik modal. Tentunya jika hal ini terjadi, sudah dapat ditebak, rakyatlah yang menjadi korbannya. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sektor terakhir lebih banyak berkutat mengenai tugas- tugas sosial
dan pembangunan kebudayan. Sektor ini adalah sektor penyeimbang dan kaum muda
harusnya lebih banyak menghiasi sektor tersebut. Manakala kalian (Kaum Muda) sudah
paham akan posisi masing- masing, sudah dibekali </span><i style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">soft skill</i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> hidup berlembaga dengan baik, maka setiap tantangan
zaman tak akan menggoyangkan semangat kalian. Dengan berbekal pendidikan yang
baik dan berkelanjutan, maka generasi muda hari ini akan mampu menjawab
tantangan zaman.</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ini
adalah takdir yang harus dihadapi oleh generasi saat ini. Jika bukan kalian,
jika bukan kita dan semuanya, maka pada siapa lagi asa dan harapan itu
diharapkan? Jika bukan mahasiswa, maka siapa lagi yang akan melawan
ketidakadilan? Gunakan waktu sebaik mungkin dan jadilah agen perubahan yang
dinanti- nantikan. Label mahasiswa tak akan bertahan seumur hidup. Maka carilah
bekal sebanyak mungkin, untuk menjadi pejuang dan pahlawan zaman, bukan justru
menjadi pecundang dibalik topeng pendidikan!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">*Disampaikan dalam Sekolah Kebangsaan, Diponegoro School of Nation (DSN) 2014, Universitas Diponegoro.</span></div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-10690736618585439832013-10-12T02:42:00.005-07:002013-10-12T02:42:25.008-07:00TIGA SERANGKAI UNTUK INDONESIA 2014<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PENDAHULUAN</span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Latar
Belakang</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pemilihan umum masih kurang satu
tahun lagi, namun berbagai macam prediksi telah bergulir mengenai siapa yang
nantinya akan menduduki kursi “empuk” orang no 1 di Indonesia. Banyak lembaga
survey dan kajian- kajian ilmiah yang merilis secara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">quick count</i> figure- figur dominan yang sejatinya akan laris dijual
di pasaran pemilih oleh rakyat Indonesia. Kita tak perlu lagi berbicara
mengenai figur- figur tua dan sepuh, atau yang biasa disebut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The Older Politicion. </i>Sebut saja mereka
adalah Megawati Soekarno Putri, Wiranto maupun Jusuf Kalla. Megawati telah dua
kali mengikuti pemilu, dan dua kali pula ia gagal. Wiranto pun sama ceritanya.
Jikalau Jusuf Kalla, ia memiliki cerita lain, masih ada nilai lebih yang dapat
dijual dalam bursa presiden nanti, misalnya mengenai aksi sosialnya di Palang
Merah Indonesia (PMI), dan kontribusinya mewujudkan Komodo sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The Seven Wonders of The World,</i> meskipun
usianya nanti di 2014 telah mencapai 71 tahun. Rentan, itulah yang tersirat di
dalam pemikiran masyarakat Indonesia saat ini. Ada pula figur lainnya macam
Surya Paloh yang dengan gagahnya mendirikan Partai Nasional Demokrat yang
menurut saya sebagai bentuk ungkapan sakit hatinya lantaran kalah dengan
Aburizal Bakrie memperebutkan kursi cantik ketua umum Partai Golkar. Namun,
mesin politik Nasdem dan ormasnya terlampau lemah jikalau harus ”turun mesin”
di tahun 2014 nanti. Nampaknya Surya Paloh terlampau bernafsu ingin merebut
kekuasaan, sehingga tanpa sadar dan rencana politik yang matang ia memaksa
mesinnya yang terlalu “muda” untuk bertarung. Ini hanyalah sebuah prediksi,
hasil yang akan membuktikannya nanti.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selanjutnya,
yang menjadi titik fokus penulis disini ialah fenomena kaum- kaum setengah
baya, artinya ia tak terlampau tua serta tak terlalu muda. Penulis
mengistilahkannya dengan sebutan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The
Middle Politician</i>. Lantas, apakah ada generasi muda, atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The Younger Politician?</i> Tentu saja ada.
Politisi- politisi muda ini adalah mereka yang masih dapat dikatakan muda
secara usia, namun telah menduduki posisi strategis dalam tubuh partai. Jikalau
kita bicara mengenai politisi muda, maka tentunya pikiran kita akan langsung
menyebut satu nama, yaitu Anas Urbaningrum. Siapa yang tak kenal politisi muda
asal Partai Demokrat ini? Namanya menggema seantero jagat saat mantan bendahara
partainya, Nazarudin, menyebut- nyebut namanya ikut terlibat dalam konspirasi
korupsi tanah air. Dalam sebuah artikel, ada pendapat yang mengungkapkan bahwa
:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">“ekpektasi yang berlebihan terhadap sosok Anas Urbaningrum tak akan
terjawab. Nama Anas sudah layu sebelum berkembang, sudah busuk sebelum berbuah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Inilah
fakta yang terjadi saat ini. Kasus Nazaruddin membuka lebar mata masyarakat.
Harapan pada Anas pupus sudah. Publik sudah kadung kecewa dengan ragam
persoalan yang melilit Demokrat, khususnya nasib “Sang Ketua Besar” ini.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selanjutnya,
kita kembali kepada bahasan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The Middle
Politician </i>tadi. Ada tiga nama yang saya ajukan sebagai inti penulisan
makalah ini, yang penulis prediksikan akan laku dan terjual dalam bursa
presiden 2014. Mereka adalah Aburizal Bakrie, pengusaha sukses yang sangat
tenar dalam kancah perpolitikan Indonesia. Hatta Rajasa, ketua Partai Amanat
Nasional, politisi yang memiliki <i style="mso-bidi-font-style: normal;">basic</i>
pengusaha juga, serta Prabowo Subianto, mantan Pangkostrat Angkatan Darat, Komandan
Jenderal KOPASSUS, namun juga pernah kalah dalam pemilu 2009 bersama Megawati
Soekarno Putri. Ketiga nama ini akan penulis bahas tuntas dalam makalah ini.
Termasuk starategi kampanye, persentase kemenangan, pencitaraan dan lain
sebagainya. Ketiga nama ini, penulis anggap sangat relevan dan sangat menjual
dalam Pemilu 2014 nanti, karena ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda,
dan tampil dengan cara yang berbeda pula. Oleh karena itu, penulis memilih
judul ” TIGA SERANGKAI UNTUK INDONESIA 2014”, dengan studi kasus : Sepak
terjang Aburizal Bakrie, Hatta Rajasa dan Prabowo Subianto dalam Kiprah dan
Obsesi Menuju Indonesia 1.</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rumusan
Masalah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari
uraian diatas, ada beberapa hal yang akan dibahas dan dipaparkan penulis dalam
makalah ini, yaitu :</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana
sepak terjang Aburizal Bakrie dalam menghadapi Pemilu Presiden 2014?</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Faktor-
faktor apa saja yang dimiliki Hatta Rajasa dalam persiapan pertarungan politik
tahun 2014?</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">track record</i> Prabowo Subiyanto dalam
menghadapi Pemilu Presiden 2014?</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PEMBAHASAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.1.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sepak Terjang Aburizal Bakrie dalam
Menghadapi Pemilu Presiden 2014</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Nama
Aburizal Bakrie, atau biasa yang disapa dengan sebutan Ical, mungkin sudah tak
asing lagi di telinga kita. <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Aburizal
Bakrie</span> lahir di Jakarta, 15 November 1946, dia adalah anak sulung
dari keluarga Achmad Bakrie, pendiri Kelompok Usaha Bakrie. Sepak terjangnya
dalam dunia politik dan kontribusinya bagi perekonomian Indonesia tak usah
dihitung lagi. Ia merupakan Ketua Umum Partai Golkar sejak 9 Oktober 2009,
setelah menang telak dari pesaingnya, Surya Paloh, saat memperebutkan jabatan
tersebut. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan
Rakyat dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Penempatan Aburizal Bakrie dalam
pembahasan pertama bukan karena saya mengimani survei versi <i>Reform
Institute</i> (<i>Kompas</i>, Oktober 2011)<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span></span></span></a>,
yang menempatkan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden terkuat (13,58 %). Ical
saat ini adalah Ketua Umum Partai Golkar. Partai yang mencatat sejarah dan ikut
terlibat ketika republik ini berada di atas maupun di bawah. Partai yang tetap
bertahan walaupun pada 1998 Soeharto lengser dan tuntutan Golkar dibubarkan
juga sangat kencang. Aburizal Bakrie memiliki popularitas, semenjak menjadi
ketua umum Hipmi, ketua umum Kadin dan pengusaha papan atas dengan usaha <i>Bakrie
& Brothers</i>. Berbekal inilah kekuatan ekonomi dan jaringan Aburizal
Bakrie dimulai. Bersama Aburizal Bakrie, Golkar tampil cemerlang dalam pemilu
tahun 2009. Saat ini, Golkar menduduki posisi 2 teratas dalam tubuh parlemen
Indonesia. Ia memiliki gayanya sendiri dalam mengelola partai, yang berbeda
dari para pendahulunya seperti Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla. Kemampuan
Aburizal Bakrie dalam mengelola suatu lembaga tak hanya ditunjukan dalam segi
birokrasi pemerintahan, melainkan juga dalam bisnis entertainment. Kita mungkin
masih mengingat sebuah stasiun TV yang bernama Lativi. Ia adalah sebuah stasiun
TV formal yang hanya menampilkan tayangan yang biasa- biasa saja. Rating Lativi
pun menduduki peringkat terbawah, disertai utang yang melilitnya. Tak ada jalan
lain, selain menjual Lativi agar eksistensi perusahaan bisa tetap dipertahankan.
Melihat hal ini, Aburizal Bakrie dengan berani membeli saham Lativi dan
mengatur setiap sudut segmentasi perusahaan. Ia merubah nama Lativi menjadi
TVOne yang sekarang ini telah meroket rating dan penayangannya. Ia merubah
Lativi yang semula <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Formal Station,</i>
menjadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">News Station</i> yang hingga saat
ini, TVOne menjadi stasiun TV nomor satu di Indonesia sebagai pusat berita
Indonesia. Begitu juga dengan fenomena <i style="mso-bidi-font-style: normal;">provider
seluler </i>di Indonesia. Orang yang pertama kali menghadirkan seluler dengan
provider termurah di Indonesia ialah Aburizal Bakrie, melalui produk Esia yang
saat ini cukup menguasai pasar <i style="mso-bidi-font-style: normal;">provider</i>
di Indonesia. Saat ini, Esia mencoba untuk menggandeng Flexy sebagai mitra
kerjanya. Apabila hal ini terjadi, maka pasaran CDMA di Indonesia, tentunya
akan dikuasai oleh Aburizal Bakrie.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penulis
melihat hal ini sebagai bentuk persiapan dalam rangka menuju pemilihan presiden
2014. Apalagi Aburizal Bakrie telah terang- terangan menyatakan dirinya siap
menjadi Capres di tahun tersebut. Sejak jauh- jauh hari, ia telah mencitrakan
dirinya sebagai orang yang pantas menduduki jabatan tersebut, melalui pemasaran
politik yang ia terapkan. Menurut Ngatno, “Media pemasaran menjadi ajang
kompetisi, apalagi media pemasarannya seperti stasiun televisi, media
cetak/Koran sebagai milik pribadi, sehingga mereka akan lebih leluasa untuk
memanfaatkannya”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span></span></span></a>
Penulis pun mengakui, bahwasanya Aburizal Bakrie mampu melakukan hal tersebut
mengingat sumberdaya yang ia miliki sangatlah memadai. Masyarakat Indonesia
mungkin tak perlu khawatir jikalau nantinya Aburizal Bakrie melakukan praktik
korupsi, lantaran kekayaan yang dimiliki Aburizal Bakrie tidaklah sedikit. Pada
2011 <i>Forbes</i> merilis daftar orang terkaya di Indonesia, dan
Ical menduduki peringkat ke-30 dengan total kekayaan US$ 890 juta. Aburizal
Bakrie memiliki kekuatan ekonomi dalam menjalankan kiprah politiknya. Ini tak
bisa dianggap remeh. Termasuk memiliki media yang cukup dikenal (TV One, ANTV
dan porta Vivanews.com).<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span></span></span></a>
Walaupun sisi lain Ical dan puluhan perusahaannya ini agak tersumbat ketika
muncul kasus Lapindo Brantas, Sidoarjo. Lumpur Lapindo yang “sukses”
menenggelamkan beberapa desa yang di dalamnya diisi ratusan rumah penduduk,
mesjid, madrasah sampai kepada pemakaman umum. Peristiwa atau musibah ini
terjadi sampai sekarang. Namun, peristiwa ini tak menyurutkan semangat Ical
untuk terus maju dalam Pilpres mendatang. Semangat ini harus kita acungi jempol
melihat dera yang melanda Aburizal Bakrie tidaklah sedikit. Akibat tragedi
lumpur Lapindo ini, bisa jadi masyarakat Porong dan Sidoarjo akan menutup mata
untuk memilih Ical lantaran sakit hati. Tragedi ini bisa pula dijadikan sebagai
media pembusukan bagi Ical oleh lawan politiknya, dalam rangka mencegah langkah
Ical untuk lebih jauh dalam mengahadapi pertarungan politik tersebut. Penulis
menilai, persentase kemenangan Aburizal Bakrie, bisa menembus angka 30%,
melihat kekuatannya saat ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Aburizal menikah dengan Tatty Murnitriati dan dikaruniai
tiga anak, yaitu </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Anindya Novyan Bakrie, menikah dengan
Firdani Saugi, Anindhita Anestya Bakrie, menikah dengan Taufan Nugroho dan Anindra
Ardiansyah Bakrie, menikah dengan Nia Ramadhani.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.2. Hatta Rajasa dalam Persiapan
Pertarungan Politik Tahun 2014</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Calon
selanjutnya, yang menurut penulis pantas dan menjual untuk maju dalam pemilu
2014 ialah Hatta Rajasa. Ketua Partai Amanat Nasional ini memiliki modal besar
yang cukup signifikan untuk turut ambil bagian pada perhelatan akbar pesta
demokrasi tersebut. Besan Presiden ini memang belum mampu menciptakan hegemoni
baru bagi Partai Amanat Nasional, seperti pendahulu sekaligus pendirinya, Amien
Rais. Satriawan dalam tulisannya menguatkan hal yang sama, “Posisi PAN dalam
Pemilu 2004 menempati urutan ke enam dengan 7,3 juta suara pemilih. Sedangkan
Pemilu 2009 memproleh 6,2 juta suara di urutan ke lima. Figur Hatta Rajasa tak
sepopuler pendiri PAN yakni Amien Rais. Harus diingat bahwa loyalitas warga
Muhammadiyah terhadap PAN tak lagi menjadi ukuran mutlak sikap politik para
pemilih. Amien Rais yang tokoh reformasi saja kalah terseok-seok pada Pemilu
2004, apalagi jika menjagokan Hatta Rajasa sebagai presiden 2014. Begitulah
bahasa sederhananya. Benar sekali jika Hatta memiliki kekuatan ekonomi yang
lumayan, karena beliau juga pengusaha. Tapi mesti diingat ketokohan Hatta belum
terbukti mampu bersaing dengan figur lain. Ditambah suara PAN yang relatif
kecil dalam tiap Pemilu”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hingga
saat ini, kita memang belum menemukan sebuah manuver Politik dari seorang Hatta
Rajasa. Bahkan, lembaga survey manapun, belum mencetak nama beliau dalam
jajaran elite yang akan menduduki kursi kepresidenan. Akan tetapi, saya
berpendapat bahwasanya Hatta Rajasa mampu memposisikan dirinya sebagai seorang
yang alim dan ramah, walaupun terkesan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">kalem</i>.
Setidaknya, budaya patriarki masyarakat Indonesia merindukan sosok pemimpin
yang demikian, karena kecendrungan masyarakat dalam memilih ditentukan oleh
figur calon. Ari Pradhanawati memperkuat gagasan tersebut,” Faktor kepribadian
kandidat sangat mempengaruhi perilaku pemilih (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">voting behavior)</i> untuk menentukan keputusan politiknya meskipun
bukan faktor pertimbangan yang utama”.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span></span></span></a>
Memang, perilaku pemilih sukar diprediksi, melihat kemajemukan masyarakat yang
disertai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">platform</i> maupun ideologi
yang dianut. Namun, berbicara mengenai peluang, Hatta Rajasa memiliki jalan
yang cukup lapang dalam kancah perpolitikan negeri ini. Tengok saja partai-
partai yang saat ini tengah eksis dalam persiapan pemilu, dapat terlihat
bahwasanya hanya Partai Amanat Nasional yang beraliran Islamisme-Nasioanalis
yang mengajukan calonnya dalam perhelatan tersebut. Bisa jadi, seluruh partai-
partai Islam menjadi bagian koalisi dari PAN. Al Chaidar dalam tulisannya juga
menekankan “Ada beberapa aliran partai yang mewarnai politik Indonesia, yakni :
(1) Keagamaan, seperti PPP, dan PKS, (2) Religius Demokratis, seperti PAN dan
PKB (3) Nasional Pragmatis, seperti PDI Perjuanga, Partai Demokrat dan Partai
Golkar”.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span></span></span></a> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hatta
Rajasa memang dikenal sebagai sosok yang memiliki kompetensi, loyalitas, dan
profesionalitas dalam menjalani karier. Tak heran jika sejak Sejak era
kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY), ia selalu dipercaya untuk menduduki pos menteri di setiap kabinet.
Bahkan, ia merupakan menteri yang langsung paling aktif pada hari pertama sejak
sidang perdana Kabinet Indonesia Bersatu I dilakukan pada tanggal 22 Oktober
2004. Hatta langsung bekerja mempersiapkan program kerja 100 hari Departemen
Perhubungan. Politisi kelahiran 18 Desember 1953 ini tidak hanya memberi
instruksi dari belakang meja, tapi juga terjun langsung ke pusat-pusat
pelayanan yang dianggap memerlukan perhatian dan penanganan khusus.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span></span></span></a> Merujuk
catatan perjalanan karir Hatta Rajasa di bidang politik, ia merupakan politisi
yang sangat gemilang. Di partai politik, ia berhasil mencapai posisi puncak
sebagai Ketua Umum PAN. Di dalam jabatan politik birokrasi, ia pernah menduduki
posisi empat kementrian (Menristek, Menhub, Mensesneg, dan Menko Perekonomian).
Hebatnya, ia menduduki posisi-posisi tersebut di tiga masa periode kepemimpinan
presiden, yakni satu periode di masa kepemimpinan Presiden Megawati
Soekarnoputri dan dua periode di masa kepemimpinan Presiden SBY. Ke depan,
karier politik Hatta Rajasa sepertinya akan terus menajak. PAN yang melakukan
Rakernas pada 10 – 11 Deseber 2011, telah mendaulatnya menjadi satu-satunya
calon presiden yang akan diusung pada pemilihan presiden tahun 2014. Meski
demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga juga merupakan kunci sukses
lain Hatta Rajasa dalam menjalani karier. Ia dikenal sebagai pribadi penyayang
keluarga (<i>family man</i>). Sementara itu, gaya hidup keluarga pun tidak
berubah ketika ia menduduki jabatan birokrasi pemerintahan. Sang istri tetap
setir mobil sendiri, bahkan Hatta sangat marah jika mendapatkan <i>previlage</i> di
jalan raya, seperti mendapatkan pengawalan motor patwal. Meskipun beresiko
terkena macet, ia justru menikmati hal itu, “Saya tak biasa jika harus
diistimewakan. Kalau tidak ingin tejebak macet harus berangkat lebih awal”, ungkap
Hatta soal bagaimana menyiasati waktu. Inilah alasan kuat penulis mencantumkan
nama Hatta Rajasa dalam makalah ini sebagai figur yang patut diperhitungkan
dalam perhelatan akbar tahun 2014 nantinya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Basic</i>
sebagai pengusaha juga mewarnai kehidupan Hatta Rajasa sebagai modal sumberdaya
nya mempersiapkan diri. Oleh sebab itu, penulis berani member angka 20% sebagai
persentase kemenangan Hatta Rajasa. Angka 20% bukanlah angka yang sedikit,
melihat beragamnya partai politik yang ikut serta dalam kompetisi pemilu
presiden 2014. Walapun demikian, jikalau harus gagal, minimal kursi RI 2 bisa
beliau genggam. Pernyataan ini disesuaikan dengan kemampuan beliau dalam
menjaga massa solid partai untuk proaktif dalam mendukung Hatta Rajasa
nantinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.3. Prabowo Subiyanto dalam
Menghadapi Pemilu Presiden 2014</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Nama Prabowo Subiyanto sangatlah
populer bagi telinga rakyat Indonesia. Terutama mereka, generasi Orde Baru
hingga tahun 1998, saat runtuhnya reformasi. Prabowo Subiyanto disebut- sebut
sebagai tangan kanan Presiden Soeharto dalam menjalankan rezim otoriternya.
Bukan karena Prabowo adalah menantu Soeharto, walaupun saat ini ia telah
bercerai dengan anak Pak Harto, yaitu Siti Hardianti Rukmana yang mengakibatkan
Prabowo dianggap sebagai laki- laki tukang selingkuh, melainkan karena kecemerlangannya
sebagai Jenderal Kopassus dalam kasus Mei 1998 yang selalu dikait-kaitkan
kepadanya. Setyawan berpendapat, “Penculikan aktivis, <i>Tim Mawar</i>,
percobaan kudeta dan varian-varian Mei 1998 diidentikkan dengan Ketua Dewan
Pembina Partai Gerindra ini. Popularitas Prabowo tak kalah dari tokoh-tokoh
lainnya sampai sekarang. Di setiap iklan politiknya selalu mengenalkan diri, “<i>Saya,
Prabowo Subianto </i>…”.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn9" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span></span></span></a> Prabowo
Subiyanto memiliki sumberdaya yang cukup memadai sebagai modal pencalonannya
kelak. Kekayaan Prabowo Subiyanto tak kalah banyak dari Aburizal Bakrie. Waktu
Pemilu 2009, kekayaan Prabowo yang dirilis KPU berjumlah 1,7 triliyun (<i>Kompas</i>,
Mei 2009)<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span></span></span></a>.
Angka yang fantastis tersebut karena perusahaan kelapa sawit dan perkebunan
yang dimilikinya. Namun, melihat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">track
record</i> seorang Prabowo Subiyanto, cukuplah menjadi alasan baginya untuk
kembali meluruskan sejarah yang mencoreng namanya. Dalam sebuah tulisan yang
menjadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">pers release</i> media dalam
suatu demonstrasi, penulis pernah berpendapat :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Seorang
purnawirawan TNI dgn pangkat Letnan Jenderal bintang 3 tersemat dipundaknya,
yang merupakan aktor utama dalam lakon kecacatan negeri atas pelanggaran HAM
yang terjadi di Indonesia. Tengok saja, kasus lepasnya Timor- Timur (Timtim)
dari pelukan NKRI, yang pada saat itu operasi militer dikomandani oleh Prabowo
Subianto. Kita pun sadar, bahwasanya Prabowo Subianto merupakan aktor dari
lakon Orde Baru yang menghakimi rakyat Indonesia atas penjajahan terselubung
oleh bangsa sendiri, atau ketidakadilan yang menciptakan tirani atas harkat dan
martabat bangsa, dan kali ini, Prabowo Subianto tampil pada era reformasi untuk
mencoba mengobati penyakit rakyat dengan kemantapan dirinya akan mencalonkan
diri pada Pilpres 2014 nanti? Apakah ia lupa atas isak tangis para ibu dari
setiap aktivis yang harus kehilangan nyawa pada perjuangan penegakan reformasi
tahun 1998? Ataukah ia lupa atas tragedi Trisakti yang mengakibatkan hilangnya
nyawa mahasiswa saat mereka berusaha melepaskan tirani negerinya? Itu adalah
kecacatan sejarah yang memberangus sakralnya Pancasila sebagai landasan negara.
Apakah mungkin, kita akan menerima obat dari seseorang yang juga menciptakan
penyakitnya?”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn11" name="_ftnref11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[11]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ikhtiar
politik Prabowo Subiyanto menjadi presiden pada Pemilu 2014 nanti masih sangat
terbuka lebar. Bukan pula karena hasil survei <i>Soegeng Sarjadi Syndicate
</i>(SSS) yang menempatkan Prabowo di urutan teratas, dengan perolehan 66,5 %
suara masyarakat yang disurvei memilihnya (<i>Kompas</i>, Oktober 2011)<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn12" name="_ftnref12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[12]</span></span></span></span></a>.
Terlepas dari kontroversi “<i>dukun politik</i>” yang bernama survei pesanan,
faktanya adalah sosok Prabowo menjadi alternatif pilihan presiden Indonesia.
Kepercayaan lama tentang keharusan pemimpin nasional harus berlatar Jawa-Non
Jawa atau Militer-Non Militer tampaknya masih menjadi keyakinan politik
masyarakat kita. Maka figur militer yang tegas, berwibawa dan berani bersikap
agaknya dijawab oleh sosok Prabowo. Mungkin karena masyarakat sudah terlalu
kecewa dengan mantan tentara yang saat ini menjadi presiden. Sangat jauh dari
tegas dan berani bersikap. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selanjutnya,
penulis memilih nama Prabowo Subiyanto tidak hanya dari kacamata ia adalah
seorang purna militer yang tegas dan cakap, melainkan melihat sisi historis
masyarakat Indonesia yang terkadang masih terikat dengan klenik. Muchtar Lubis,
dalam bukunya “ Menjadi Indonesia” mencirikan masyarakat Indonesia ialah mereka
yang hipokrit, percaya takhayul dan klenik. Dalam urusan politikpun, nyatanya
masyarakat Indonesia masih percaya terhadap hal- hal mistis, khususnya
masyarakat Jawa. Dalam konteks ini, masyarakat Jawa yang cenderung abangan,
masih percaya terhadap ramalan Jayabaya yang selalu dijadikan landasan dalam
memilih pemimpin Indonesia. Pemimpin ataupun Presiden di Indonesia, selalu di
identikkan dengan akronim “Notonogoro” seperti yang diramalkan oleh Jayabaya.
Notonogoro bukanlah nama orang, melainkan akronisasi dan interpretasi pemimpin
yang akan memimpin Indonesia. Saat ini, SBY berakhiran “No” yang menjabat
sebagai presiden, maka selanjutnya ialah nama yang berakhiran “To”. Jadi, ada
beberapa nama yang menjadi usulan penulis disini. Bisa saja nama itu adalah
Wiranto, namun mengingat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">track record</i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan usia nampaknya Wiranto tak memenuhi
kriteria. Ada lagi nama Djoko Suyanto, politisi asal Partai Demokrat, namun
menurut penulis, Djoko Suyanto belum menunjukkan taring politik dan kiprah yang
dapat di unggulkan. Oleh sebab itu, besar kemungkinannya Prabowo Subiyanto yang
menjadi kandidat selanjutnya. Karakternya yang tegas dan cerdas, menjadikannya
sosok figur yang paling kuat dalam kancah perpolitikan Indonesia saat ini. Ditmbah
lagi dengan solidnya mesin partai yang menyokong seorang Prabowo. Tidak hanya
dari internal Gerindra, namun juga dari pihak- pihak oposisi yang juga ikut
mendukung. Partai Gerindra saat ini memang masih partai kecil. Perolehan suara
pada Pemilu 2009 memang bukanlah vonis mati untuk tak berkembang sampai Pemilu
2014. Mesin politik Gerindra harus giat bekerja dari sekarang. Walaupun penulis
melihat tokoh yang dikenal di Gerindra saat ini oleh publik hanya Prabowo dan
Fadli Zon. Kewajiban Gerindra untuk memproduksi tokoh-tokoh muda dan berbakat.
Jika yang dimaksud adalah Suhardi, Pius Lustrilanang dan Permadi tentu bukan.
Gerindra adalah Prabowo dan Prabowo adalah Gerindra. Gerindra perlu mencontoh
dan belajar dari Demokrat, setidaknya pada Pemilu 2004. Membangun <i>image</i> partai
seiring dengan sosok SBY. Jikalau harus bicara persentase, penulis member angka
45% untuk Prabowo Subiyanto. Ia memenuhi kriteria kepemimpinan yang dirindukan
rakyat Indonesia saat ini. Terlepas dari masa kelamnya, prospek yang matang
nampaknya hadir bersama Prabowo Subiyanto. Itulah mengapa saya disini
mencantumkan nama beliau, sebagai kandidat terkuat pada pemilu 2014 yang akan
datang.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PENUTUP</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">3.1. Kesimpulan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dalam makalah ini, penulis
mencantumkan tiga nama yang sepertinya akan laku keras dan terjual bagi pemilih
dalam pemilu presiden 2014 mendatang. Ketiga nama tersebut ialah Aburizal
Bakrie, Hatta Rajasa dan Prabowo Subiyanto. Mereka bertiga saya anggap paling
baik diantara calon lainnya. Aburizal Bakrie, dengan segudang pengalaman bisnis
dan birokrasinya, saya rasa mampu mebawa perubahan signifikan bagi Indonesia,
terlepas dari kasus lumpur Lapindo yang masih bergejolak hingga saat ini.
Persentase kemenangannya pun menurut saya lumayan besar, yakni 30% dari total
suara nasional. Adapun Hatta Rajasa, berbasiskan PAN sebagai partai agamis dan
merupakan calon satu- satunya dari aliran yang sama, memiliki peluang 20% suara
nasional untuk dirinya, mengingat karir politik dan birokrasinya yang cukup
menawan, walaupun belum dapat menujukkan taringnya secara langsung.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kemudian
ada nama Prabowo Subiyanto, berbekal kepercayaan klasik masyarakat Indonesia,
Prabowo hadir sebagai Soekarno muda yang menciptakan antithesis dirinya
terhadap Susilo Bambang Yudhoyono. Perawakan yang tegap, bicara yang tegas
serta gaya yang hampir mirip Soekarno, menjadikan Prabowo Subiyanto sebagai
calon kuat dalam pemilu Preiden mendatang. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">3.2. Saran</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Semoga
tulisan yang tercantum dalam makalah ini dapat dijadikan bahan bacaan yang
menarik, serta sebagai sumber prediksi calon presiden tahun 2014 mendatang.
Harapannya, presiden 2014 nanti mampu membawa nagin segar serta warna baru bagi
dinamisasi kehidupan masyarakat Indonesia. Ketiga nama tadi saya anggap mampu
dan bisa untuk diandalkan. Mereka memiliki kualitas dan pembawaan yang khas,
sesuai dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">banckground</i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>masing- masing.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Buku dan Majalah :</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Chaidar,
Al. 1419 H. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pemilu 1999 Pertarungan
Ideologis Partai- Partai Islam versus Partai- Partai Sekuler.</i> Jakarta:
Darul Falah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Firmansyah,
Joni. 2012. Release Media dalam Aksi Demonstrasi “Menolak Lupa Tindak Kekerasan
dan Pelanggaran HAM di Indonesia” BEM KM UNDIP, 11 September 2012.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ngatno.
2011. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Segmenting, Targeting dan
Positioning dalam Pemasaran kandidat Politik.</i> FORUM FISIP hal. 13</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pradhanawati,
Ari. 2011. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Perilaku Pemilih di Era
Politik Pencitraan dan Pemasaran Politik</i>” FORUM FISIP Undip hal. 10</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Internet :</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Satriawan
dalam “Menguliti Bakal Calon Presiden Indonesia 2014” 2012. Kompasiana. Diunduh
pada tanggal 24 Desember 2012 pukul 19.47 WIB.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<a href="http://yoilah.blogspot.com/2012/04/menguliti-bakal-calon-presiden.html/"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: text1; text-decoration: none; text-underline: none;">http://yoilah.blogspot.com/2012/04/menguliti-bakal-calon-presiden.html/</span></a><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: text1;"> Diunduh pada tanggal 24 Desember 2012 pukul
19.47 WIB.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<a href="http://id.berita.yahoo.com/survei-sss-prabowo-bakal-calon-presiden-terkuat-055635214.html"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: text1; text-decoration: none; text-underline: none;">http://id.berita.yahoo.com/survei-sss-prabowo-bakal-calon-presiden-terkuat-055635214.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
diunduh pada tanggal 24 Desember pukul 19,58 WIB</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<a href="http://hatta-rajasa.info/profile/biography/41"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-themecolor: text1; text-decoration: none; text-underline: none;">http://hatta-rajasa.info/profile/biography/41</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
diunduh pada tanggal 24 Desember pukul 19,56 WIB</span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Satriawan dalam “Menguliti Bakal
Calon Presiden Indonesia 2014” 2012. Kompasiana. Diunduh pada tanggal 24
Desember 2012 pukul 19.47 WIB.</span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[2]</span></span></span></span></span></a><span style="color: black; mso-themecolor: text1;"> </span><a href="http://yoilah.blogspot.com/2012/04/menguliti-bakal-calon-presiden.html"><span style="color: black; mso-themecolor: text1; text-decoration: none; text-underline: none;">http://yoilah.blogspot.com/2012/04/menguliti-bakal-calon-presiden.html</span></a><span style="color: black; mso-themecolor: text1;"><span class="MsoHyperlink"><span style="color: black; mso-themecolor: text1; text-decoration: none; text-underline: none;">http://politik.kompasiana.com/2012/01/19/menguliti-bakal-calon-presiden-indonesia-2014/</span></span></span><span style="color: black; mso-themecolor: text1;"></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span></span></span></a> Ngatno.
2011. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Segmenting, Targeting dan
Positioning dalam Pemasaran kandidat Politik.</i> FORUM FISIP hal. 13</div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span></span></span></a>
Ibid</div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span></span></span></a>
Ibid</div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span></span></span></a>
Ari Pradhanawati. 2011. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Perilaku Pemilih
di Era Politik Pencitraan dan Pemasaran Politik</i>” FORUM FISIP Undip hal. 10</div>
</div>
<div id="ftn7" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref7" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span></span></span></a> Al
Chaidar. 1419 H. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pemilu 1999 Pertarungan
Ideologis Partai- Partai Islam versus Partai- Partai Sekuler.</i> Jakarta:
Darul Falah.</div>
</div>
<div id="ftn8" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref8" name="_ftn8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">[8]</span></span></span></span></span></a><span style="color: black; mso-themecolor: text1;"> </span><a href="http://hatta-rajasa.info/profile/biography/41"><span style="color: black; mso-themecolor: text1; text-decoration: none; text-underline: none;">http://hatta-rajasa.info/profile/biography/41</span></a><span style="color: black; mso-themecolor: text1;"> diunduh pada tanggal 24 Desember
pukul 19,56 WIB</span></div>
</div>
<div id="ftn9" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref9" name="_ftn9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span></span></span></a>
Ibid</div>
</div>
<div id="ftn10" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref10" name="_ftn10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span></span></span></a>
Ibid</div>
</div>
<div id="ftn11" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref11" name="_ftn11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[11]</span></span></span></span></a>
Joni Firmansyah. 2012. Release Media dalam Aksi Demonstrasi “Menolak Lupa
Tindak Kekerasan dan Pelanggaran HAM di Indonesia” saat menyambut kedatangan
Prabowo Subiyanto menuju Univ. Diponegoro, 11 September 2012.</div>
</div>
<div id="ftn12" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref12" name="_ftn12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[12]</span></span></span></span></a> <span class="MsoHyperlink"><span style="background: white; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.5pt;">http://politik.kompasiana.com/2011/02/28/prabowo-antara-ramalan-jayabaya-dan-realita-politik/</span></span>
<a href="http://id.berita.yahoo.com/survei-sss-prabowo-bakal-calon-presiden-terkuat-055635214.html"><span style="color: black; mso-themecolor: text1; text-decoration: none; text-underline: none;">http://id.berita.yahoo.com/survei-sss-prabowo-bakal-calon-presiden-terkuat-055635214.html</span></a><span style="color: black; mso-themecolor: text1;"> diunduh pada tanggal 24 Desember
pukul 19,56 WIB</span></div>
</div>
</div>
<br />Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-78348502646348840462013-10-06T11:11:00.001-07:002013-10-06T11:11:09.227-07:00Pemikiran Politik Islam : Kajian Strategis Hasan Al Banna<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">BAB I</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">PENDAHULUAN</span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.1.</span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
Latar Belakang</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dalam
dunia Islam, kita mengenal ada sebuah ranah berekspresi bagi umat manusia dalam
berinteraksi dengan makhluk Tuhan yang lainnya. Ranah ini acapkali disebut
dengan nama politik, atau dalam bahasa arab sering disebut dengan nama <i style="mso-bidi-font-style: normal;">siyasah.</i> Pandangan atas politik tersebut
bersifat multi tafsir, tergantung dari siapa yang menilainya dan objek apa yang
tengah digelutinya. Bangsa barat seringkali menyebut politik sebagai suatu seni
atau cara dalam mencapai kekuasaan. Bahkan ada pula yang menyebut politik
sebagai suatu <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Konsep yang mengacu
kepada sekelompok manusia yang terorganisasi secara stabil dengan tujuan
merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan
partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kemanfaatan bagi
anggotanya, baik yang bersifat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">idiil</i>
maupun material.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></span></a>Namun bagi dunia Islam,
politik bias digunakan sebagai suatu cara untuk mengatur <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ummah </i>atau umat. Namun dari pemikir Islam itu sendiri, politik
memiliki banyak pengertian yang seluruhnya mengenai bagaimana cara mengatur
umat. Seperti yang disampaikan oleh Ar- Raghib Al-Ashfihani, penulis kitab<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mufradat
Al- Qur’an”</i> menyatakan bahwa politik ada dua macam. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama, </i>politik manusia untuk manusia itu sendiri, baik menyangkut
kebutuhan raganya atau kebutuhan lainnya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua,</i>
politik manusia terhadap pihak lain, baik kepada kerabatnya ataupun kepada
masyarakat secara umum.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span></span></span></a>
Sehingga dapat disimpulkan bahwa politik merupakan kemampuan dalam
mengorganisir ataupun mengatur pola interaksi social dalam masyarakat, termasuk
mengatur hajat hidup masyarakat secara keseluruhan. Itulah mengapa salah satu
cara yang paling ampuh dalam mengelola masyarakat ialah melalui politik dan
manakala manusia yang dipercaya dalam mengatur kebijakan bermasyarakat dipilih
melalui mekanisme politik, baik secara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">voting</i>
maupun secara musyawarah untuk mufakat. Itulah mengapa banyak sekali pemikir-
pemikir ilmu politik yang kerap bersiteru dalam meluncurkan teori- teori
politik, termasuk politik dalam perspektif Islam yang akan kita bahas pada
makalah ini. Salah satu pemikir yang menurut penulis cukup menarik untuk
dibahas ialah pandangan Hasan Al- Banna dalam teoritisasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">political Islamic</i>.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-weight: bold;">Hasan Al- Banna juga sering disebut- sebut sebagai
pemicu lahirnya gerakan kontroversial di tanah para nabi –Mesir- saat ini.
Gerakan yang biasanya disebut sebagai gerakan Ikhwan, atau yang dikenal dengan
nama Ikhwanul Muslimin adalah gerakan politis yang lahir atas keprihatinan
Hasan Al- Banna atas kondisi Mesir yang berada pada degradasi politik dibawah
kepemimpinan Mubarok selama 30 tahun. Sesungguhnya gerakan ini lahir jauh
sebelum itu, namun mulai mencuat ke permukaan pada saat degradasi politik
tersebut. Gerakan ini juga turut serta mengilhami lahirnya partai IM di Mesir,
AKP di Turki dan PKS di Indonesia. Ikatan yang dibangun di 3 negara tersebut
bukan berasal dari garis komando gerakan Ikhwanul Muslimin, namun karena ada
kesamaan secara emosional dalam memandang Islam sebagai ranah jihad dan dakwah.
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Menurut
Hasan Al-Banna, ada semacam kesamaan- kesamaan yang muncul antara golongan
Ikhwanul Muslimin terhadap permasalahan politik. Para aktivis Ikhwanul Muslimin
memiliki rasa persaudaraan dan semangat juang yang sama, khususnya dalam
dinamika politik yang berawal dari masalah politik Mesir. Sesungguhnya, tak ada
alasan yang mengharuskan bahwasanya Ikhwanul Muslimin mengurus hal seperti itu,
namun mereka melihat bahwa kasus ini adalah salah satu bentuk perjuangan dakwah
yang diwariskan Rasulullah kepada mereka.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span></span></span></a>Maka
dari itu, bahasan atas Hasan Al- Banna akan penulis bahas tuntas dalam tulisan
ini serta meneliti apakah ada kesamaan pola pemikiran antara Hasan Al- Banna
dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">pioneer</i> gerakan yang lain,
seperti Soekarno dengan Pancasilanya, Adolf Hitler dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Chauvinisme</i> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Germany</i> atau
Karl Marx dengan agenda sosialismenya.</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.2.</span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
Rumusan Masalah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Melihat
ulasan yang telah penulis paparkan diatas, adapun rumusan masalah dalam makalah
ini ialah:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Mengenal
Hasan Al- Banna.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pemikiran
Politik Islam menurut Hasan Al- Banna.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">BAB II</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">PEMBAHASAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">2.1. Mengenal Hasan Al- Banna</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Hasan
al-Banna lahir di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah, Mesir pada hari Ahad,
tanggal 14 Oktober 1906 yang bertepatan dengan 25 Sya’bān 1324. Nama lengkap
beliau, Hasan ibn Ahmad ibn ‘Abdurrahman al-Banna. Ia berasal dari keluarga
pedesaan kelas menengah. Al-Banna merupakan pribadi berkharisma yang dikenal
cerdas, shaleh, mulia, dan berpengaruh dalam bentangan sejarah, baik di dataran
Arab khususnya, dunia Islam umumnya, termasuk dunia Barat.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Ayahnya
bernama Ahmad, putra bungsu kakeknya yang bernama Abdur Rahman, seorang petani.
Ahmad dibesarkan dalam suasana yang jauh dari pertanian. Untuk memenuhi
keinginan ibunya, ia masuk ke Pesantren Tahfidzul Qur’an di kampungnya kemudian
melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Ibrahim Pasha di Iskandariyah. Di
tengah masa studi, Ahmad juga bekerja di toko reparasi jam hingga menguasai
yang terkait dengan jam. Dari profesi inilah kemudian ayahnya dikenal dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">as-Sā’ati</i> (tukang reparasi jam). Selain
itu, Ahmad juga menulis sebuah kitab berjudul al-Fath al-Rabbānī fī Tartīb
Musnad al-Imām Ahmad bin Hanbal al-Syaibānī. Sedangkan ibunda dari Hasan
al-Banna bernama Ummu Sa’d Ibrahim Saqr. Ibundanya adalah tipologi wanita yang
cerdas, disiplin, cerdik dan kokoh pendirian. Apabila telah memutuskan sesuatu
sulit bagi Ummu Sa’d untuk menarik mundur keputusannya. Ini senada dengan
sebuah pepatah yang berbunyi, “Jika layar terkembang pantang biduk surut ke
pantai.” Perhatiannya pada pendidikan membuatnya juga bertekad untuk
menyekolahkan Hasan Al-Banna hingga ke pendidikan tinggi. Ummu Sa’ad memiliki
delapan delapan orang anak, yang masing-masing adalah: Hasan al-Banna,
Abdurrahman, Fatimah, Muhammad, Abdul Basith, Zainab, Ahmad Jamaluddin, dan
Fauziyah.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span></span></span></a>
Hasan al-Banna merupakan pendiri organisasi besar, Ikhwanul Muslimin. Gerakan
ini dibentuk pada bulan Dzulqa’dah 1347 H/1928 di kota Ismailiyah. Gerakan ini
tumbuh dengan pesat dan tersebar di berbagai kelompok masyarakat. Sebelum
mendirikan Ikhwan, al-Banna juga ikut mendirikan sebuah jamaah sufi bernama <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Thariqah Hashafiyah</i> dan Jamaah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Syubban al-Muslimin</i>. Metode gerakan yang
diserukan oleh Ikhwan adalah bertumpu pada tarbiyah (pendidikan) secara
bertahap. Tahapan tersebut adalah dengan membentuk pribadi muslim, keluarga
muslim, masyarakat muslim, pemerintah muslim, Negara Islam, Khalifah Islam dan
akhirnya menjadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ustadziyatul ‘Alam</i>
(kepeloporan dunia). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pribadi
Hasan Al-Banna menarik banyak kalangan. Abu Hasan Ali an-Nadwi, memberikan
kesaksian tentang Al-Banna: “Pribadi itu telah mengejutkan Mesir, dunia Arab
dan dunia Islam dengan gegap gempita dakwah, kaderisasi, serta jihad dengan
kekuatannya yang ajaib. Dalam pribadi itu, Allah Swt, telah memadukan antara
potensi dan bakat yang sepintas tampak saling bertentangan di mata para
psikolog, sejarawan, dan pengamat sosial. Di dalamnya terdapat pemikiran yang
brilian, daya nalar yang terang menyala, perasaan yang bergelora, hati yang
penuh limpahan berkah, jiwa yang dinamis nan cemerlang, dan lidah yang tajam
lagi berkesan. Di situ ada kezuhudan dan kesahajaan, kesungguhan dan ketinggian
cita dalam menyebarkan pemikiran dan dakwah, jiwa dinamis yang sarat dengan
cita-cita, dan semangat yang senantiasa membara. Di situ juga ada pandangan
yang jauh ke depan…”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">2.2.
Pemikiran Politik Islam Menurut Hasan Al- Banna.</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Mesir
sebagai background perjuangan Hasan al-Banna merupakan wilayah yang syarat
dengan tantangan dakwah Islam waktu itu. Dengan sarana perjuangan yang diwadahi
Ikhwanul Muslimin –yang notabene organisasi yang didirikannya-, sangat konsen
perhatiannya dalam pergerakan politik. Dimana salah satu sisi Tarbiyyah
Ikhwanul muslimin yang penting adalah bidang politik. Politik disini,
sebagaimana dijelaskan Yusuf al-Qaradhawi, merupakan bidang yang berhubungan
dengan urusan hukum, sistem negara, hubungan pemerintah dan rakyat, hubungan
antara satu negara dengan yang lainnya dari negara-negara Islam ataupun non
Islam, hubungan negara dengan kolonial penjajah, dan hubungan-hubungan yang
lainnya dari ketentuan-ketentuan yang sekian banyaknya.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dalam eksistensinya, Mesir menurut
Hasan Al- Banna mengalami pembodohan dalam berorganisasi. Hal ini terletak pada
klasifikasi organisasi politik dan organisasi agama. Ada dikotomi/ pemisahan
antara agama dan politik dalam organisasi- organisasi di Mesir. Maka terjadi
perbedaan konsep, dimana konsep politik bertolak belakang dengan konsep agama.
Sehingga organisasi agama, tidak boleh mengurusi politik dan organisasi politik
tidak dianjurkan untuk mengurusi agama. Hasan al-Banna menembus pemahaman
adanya dikotomi agama dan politik tersebut untuk meniadakannya. Ia menganggap
bahwa hal tersebut merupakan pemahaman yang didasari kebodohan dan hawa nafsu
yang dilestarikan oleh kolonial peradaban. Maka menjadi keniscayaan dalam
memerangi dan meniadakan pemikiran berbahaya tersebut dengan pemikiran yang
benar, yakni kesempurnaan Islam untuk setiap bidang kehidupan, termasuk
politik, sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an, hadits, petunjuk Rasul
SAW., sejarah para sahabat, dan amalan umat sepanjang lebih dari 14 abad. Hasan
al-Banna mempertegas, “jika kalian ditanya, kepada apa kalian akan menyeru?
Maka jawablah: Kami akan menyeru kepada Islam yang dibawa oleh Muhammad SAW.,
dan pemerintahan merupakan bagian dari Islam, dan kemerdekaan adalah suatu
keniscayaan dari keniscayaan-keniscayaannya.” Selanjutnya ia menjelaskan, “jika
dikatakan kepada kalian: Ini adalah politik. Maka jawablah: Ini adalah Islam.
Kami tidak mengenal pembagian-pembagian ini!.”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dalam
pemikiran politiknya, setidaknya ada empat hal yang menjadi perhatian beliau
dalam mengawal gerak perjuangannya. Keempat point pemikirannya menjadi sisi
penting untuk memahami bagaimana ia menggerakan Ikhwanul Muslimin hingga
menjadi organisasi Islam yang menjadi panutan dan rujukan pergerakan ormas
Islam lain di beberapa penjuru dunia. Pertama, mengenai konsep Arabisme
(‘Urūbah). Kedua, konsep patriotisme (Wathaniyyah). Ketiga, konsep nasionalisme
(Qaumiyyah). Keempat, konsep internasionalisme (Ālamiyyah). Mari kita bahas
satu persatu konsep tersebut:</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Arabisme
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Arabisme
memiliki tempat tersendiri dan peran yang berarti dalam dakwah Hasan al-Banna.
Bangsa Arab adalah bangsa yang pertama kali menerima kedatangan Islam. Dia juga
merupakan bahwa yang terpilih. Hal ini sesuai dengan apa yang disabdakan oleh
Rasulullah Saw, “Jika bangsa Arab hina, maka hina pulalah Islam.” Arabisme
menurut al-Banna adalah kesatuan bahasa. Ia berkata dalam Muktamar Kelima
Ikhwan,“…Bahwa Ikhwanul Muslimin memaknai kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">al-‘Urūbah</i> (Arabisme) sebagaimana yang diperkenalkan Rasulullah SAW
yang diriwayatkan oleh Ibnu Katsir dari Mu’adz bin Jabal ra, “Ingatlah,
sesungguhnya Arab itu bahasa. Ingatlah, bahwa Arab itu bahasa.” </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menurut Al-Banna, Arab adalah umat
Islam yang pertama, yang merupakan bangsa pilihan. Islam, menurutnya, tidak
pernah bangkit tanpa bersatunya bangsa Arab. Batas-batas geografis dan pemetaan
politis tidak pernah mengoyak makna kesatuan Arab dan Islam. Islam juga tumbuh
pertama kali di tanah Arab, kemudian berkembang ke berbagai bangsa melalui
orang-orang Arab. Kitabnya datang dengan bahasa Arab yang jelas, dan berbagai
bangsa pun bersatu dengan namanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Selaras dengan
penjelasan tersebut, Abdul Hamid al-Ghazali, dalam bukunya <i>Meretas Jalan
Kebangkitan Islam</i>, mengatakan bahwa dapat disimpulkan beberapa unsur dari
pemikiran Al-Banna bahwa berbangga dengan Arabisme tidak termasuk fanatisme dan
tidak berarti merendahkan pihak lain.<u><span style="color: blue;"> </span></u></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Arabisme dengan tujuan untuk
membangkitkan Islam demi tersebarnya Islam adalah dibolehkan.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn9" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[9]</span></span></span></span></a>
Dalam hal ini, penulis mencoba untuk menelaah apakah Arabisme sama dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Chauvivisme</i> Adolf Hitler dalam
mempertahankan paham mereka masing- masing. Ternyata, pilihan Arabisme bukanlah
sebuah paham, tapi tujuan Hasan Al- Banna yang memilih arab sebagai lokasi
dakwahnya guna mempersatukan seluruh negara dan bangsa Arab. Bukan dengan artian
menjadikan Arab sebagai ideologi tersendiri dan dianggap paling benar, seperti
yang dilakoni Hitler atas bangsa Arya di Jerman.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Patriotisme</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam
memaknai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wathaniyah</i> (patriotisme),
ada tiga arti yang dikemukakan oleh Hasan Al-Banna, yaitu: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama</i>, Patriotisme Kerinduan (Cinta Tanah Air). Al-Banna berkata:
“Jika yang dimaksud dengan patriotisme oleh para penyerunya adalah cinta negeri
ini, keterikatan padanya, kerinduan padanya, dan ikatan emosional dengannya,
maka hal itu sudah tertanam secara alami dalam fitrah manusia di satu sisi, dan
dianjurkan Islam di sisi lainnya.” <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua</i>,
Patriotisme Kemerdekaan dan Kehormatan (Kemerdekaan Negeri). Al-Banna berkata:
“Jika yang mereka maksudkan dengan patriotisme adalah keharusan berjuang untuk
membebaskan tanah air dari cengkeraman perampok imperialis, menyempurnakan
kemerdekaannya, dan menanamkan kehormatan diri dan kebebasan dalam jiwa
putra-putra bangsa, maka kami sepakat dengan mereka tentang itu.” <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ketiga</i>, Patriotisme Kebangsaan (Kesatuan
Bangsa). Al-Banna berkata: “Jika yang mereka maksudkan dengan patriotisme
adalah mempererat ikatan antara anggota masyarakat suatu Negara dan
membimbingnya ke arah memberdayakan ikatan itu untuk kepentingan bersama, maka
kami pun sepakat dengan mereka.”</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketiga
pandangan patriotisme tersebut nampaknya tidak jauh berbeda dengan ikatan luhur
bangsa Indonesia dalam butir- butir Pancasila yang digali oleh Bung Karno.
Sejarah mencatat bahwasanya Pancasila sangat dipengaruhi oleh daya dan cara
piker Islam yang berasal dari Piagam Madinah. Penulis melihat ada kesamaan arti
dan makna bagaimana Hasan Al- Banna menginterpretasikan pancasila dalam binkai
Ikhwanul Muslimin dengan Pancasila sebagai kepatriotan bangsa Indonesia.
Patriotisme juga memiliki prinsip lainnya di mata Hasan Al-Banna. Ia
mengatakan: </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Suatu kekeliruan bagi orang-orang yang menyangka bahwa
Ikhwanul Muslimin berputus asa terhadap kondisi negeri dan tanah airnya.
Sesungguhnya kaum Muslimin adalah orang-orang yang paling ikhlas berkorban bagi
negara, habis-habisan berkhidmat untuknya, dan menghormati siapa saja yang mau
berjuang dengan ikhlas dalam membelanya. Dan anda tahu sampai batas mana mereka
menegakkan prinsip patriotisme mereka, serta kemuliaan macam apa yang mereka
inginkan bagi umatnya. Hanya saja, perbedaan prinsip antara kaum muslimin
dengan kaum yang lainnya dari para penyeru patriotisme murni adalah bahwa asas
patriotisme Islam adalah akidah Islamiyah…Adapun tentang patriotisme Ikhwanul
Muslimin, cukuplah bahwa mereka menyakini dengan kukuh bahwa sikap acuh
terhadap sejengkal tanah yang ditinggali seorang muslim yang terampas merupakan
tindakan kriminal yang tidak terampuni, hingga dapat mengembalikannya atau
hancur dalam mempertahankannya. Tidak ada keselamatan bagi mereka dari siksa
Allah kecuali dengan itu.”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[10]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nasionalisme</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dalam pandangan
al-Banna, nasionasionalisme dipahami dalam 5 bentuk.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn11" name="_ftnref11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[11]</span></span></span></span></a> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama, </i>nasionalisme kebanggaan, yaitu
rasa bangga generasi penerus terhadap pendahulunya diiringi adanya tanggung
jawab kewajiban untuk mengikuti jejak para pendahulu yang beriman kepada Allah
sebagai Tuhan yang mesti disembah dan ditaati, Islam sebagai sistem hidup,
Muhammad SAW. sebagai nabi dan rasul, lalu menyebarkan Islam sebagai akidah,
syari’at dan pandangan hidup, menerapkan hukum dengan keadilan Islam, serta
menyinari pola pikir manusia dengan keimanan.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kedua</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">,
nasionalisme kebangsaan, yakni umat suatu bangsa mesti mengorbankan apa yang
dimiliknya dari usahanya yang baik untuk menjadikan bangsa yang lebih baik.
Nasionalisme ini selaras dengan apa yang ada di dalam Islam, dimana infak
hendaknya memperhatikan kebutuhan orang terdekat dan selanjutnya. Allah berfirman,<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> “Mereka bertanya tentang apa yang mereka
nafkahkan. Jawablah: apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan
kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu
buat, maka sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn12" name="_ftnref12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[12]</span></b></span></span></span></a></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 12.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketiga, </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">nasionalisme jahiliyyah yang berarti
nasinalisme yang dianut oleh kaum jahiliyyah. Dimana para penyeru nasionalisme
ini berupaya menghidupkan kembali semangat-semangat jahiliyyah yang telah
dibumihanguskan oleh Islam, seperti semangat fanatisme kesukuan, sikap sombong,
dan merasa lebih dari orang lain. Prinsip-prinsip nasionalisme seperti ini
berusaha dihidukan kembali oleh partai-partai sekuler yang menuduh Islam
terbelakang atau kuno, sehingga harus dikikis dari kehidupan. Oleh karena itu,
Hasan al-Banna menyatakan bahwa nasionalisme seperti ini amat tercela dan
berakibat buruk dan akan meruntuhkan nilai-nilai kemuliaan serta menghilangkan
watak-watak terpuji.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 12.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Keempat, </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">nasionalisme permusuhan, yaitu
nasionalisme yang berlandaskan semangat merampas hak-hak orang lain tanpa
alasan yang benar. Semangat seperti merupakan semangat jahiliyyah yang terus
berkembang dari dulu sampai sekarang. Bahkan era jahiliyyah dulu ada sebuah
sya’ir yang mengatakan, “Siapa yang tidak menganiaya orang lain, maka dia yang
akan dianiaya.”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210" name="_ftnref30"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn13" name="_ftnref13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[13]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kelima</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">,
nasionalisme Islam, yakni nasionalisme yang berlandaskan aqidah, bukan darah,
keluarga, kepentingan, dan wilayah geografis tertentu. Ia merupakan
nasionalisme yang menghapuskan semangat-semangat jahiliyyah yang mengusung
kesukuan dan fanatisme buta, nasionalisme yang menyerap dan menampung seluruh
jenis manusia dari suku bangsa, warna kulit, dan negara manapun, tanpa
membeda-bedakannya. Rasulullah SAW. bersabda: “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sesungguhnya Allah telah menghapuskan arogansi jahiliyyah dan
kebanggaan terhadap nenek moyang, karena manusia berasal dari Adam, dan Adam
diciptakan dari tanah. Sehingga orang Arab tidak lebih baik dibanding orang
A’jam (non Arab), kecuali dengan taqwa</i>.”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn14" name="_ftnref14" style="mso-footnote-id: ftn14;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[14]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Internasionalisme</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Internasionalisme
menurut Hasan al-Banna inheren dalam Islam, oleh karena Islam adalah agama yang
diperuntukkan untuk seluruh umat manusia. “Adapun dakwah kita disebut
internasional, karena ia ditujukan kepada seluruh umat manusia. Manusia pada
dasarnya bersaudara; asal mereka satu, bapak mereka satu, dan nasab mereka pun
satu. Tidak ada keutamaan selain karena takwa dan karena amal yang
dipersembahkannya, meliputi kebaikan dan keutamaan yang dapat dirasakan semuanya,”
demikian tulisnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Konsep
internasionalisme merupakan lingkaran terakhir dari proyek politik al-Banna
dalam program ishlāhul ummah (perbaikan umat). Dunia, tidak bisa tidak,
bergerak mengarah ke sana. Persatuan antar bangsa, perhimpunan antar suku dan
ras, bersatunya sesama pihak yang lemah untuk memperoleh kekuatan, dan
bergabungnya mereka yang terpisah untuk mendapatkan hangatnya persatuan, semua
itu merupakan pengantar menuju terwujudnya kepemimpinan prinsip
internasionalisme untuk menggantikan pemikiran rasialisme dan kesukuan yang
diyakini umat manusia sebelum ini. Dahulu memang harus meyakini ini untuk
menghimpun unsur-unsur dasar, lalu harus dilepaskan kemudian untuk
menggabungkan berbagai kelompok besar, setelah itu terwujudlah kesatuan total
di akhirnya. Langkah ini, menurutnya memang lambat, namun itu harus terjadi.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Untuk mewujudkan
konsep ini juga Islam telah menyodorkan sebuah penyelesaian yang jelas bagi
masyarakat untuk keluar dari lingkaran masalah seperti ini. Langkah pertama
kali yang dilakukan adalah dengan mengajak kepada kesatuan akidah, kemudian
mewujudkan kesatuan amal. Hal ini sejalan dengan firman Allah SAW., <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang
agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nabi Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Nabi Ibrahim, Musa dan Isa
yaitu ‘Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn15" name="_ftnref15" style="mso-footnote-id: ftn15;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[15]</span></b></span></span></span></a></i></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Hasan Al- Banna
sebagai seorang pemikir Islam memiliki peran yang sangat besar dalam proses
meluruskan Islam sebagai agama yang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Rahmatan
Lil Alamin</i>. Konsep dirinya yang menyangkut perbaikan individu, perbaikan
keluarga, perbaikan masyarakat, perbaikan umat dan perbaikan Negara bertujuan
untuk mengembalikan Islam sebagai sebuah peradaban yang harmonis seperti masa-
masa keemasan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Khoilafah Islamiyah.</i>
Metode gerakan yang diserukan oleh Ikhwan adalah bertumpu pada tarbiyah
(pendidikan) secara bertahap. Tahapan tersebut adalah dengan membentuk pribadi
muslim, keluarga muslim, masyarakat muslim, pemerintah muslim, Negara Islam,
Khalifah Islam dan akhirnya menjadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ustadziyatul
‘Alam</i> (kepeloporan dunia). Tentunya, agenda Hasan Al Banna menjadi terhenti
manakala dirinya meninggal dengan cara mengenaskan setelah ditembak secara
brutal oleh beberapa orang yang tidak dikenal. Dua jam setelah dirinya
ditembak, ia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Namun paling tidak, hingga
hari ini metode dakwahnya dicontoh oleh sebagian besar negara- negara didunia
seperti Turki, Mesir dan juga Indonesia. Hasan Al Banna meninggalkan konsep-
konsep dakwah nan brilian yang mencoba meluruskan dimana peran agama saat
bertemu politik ataupun sebaliknya, karena menurutnya keduanya ialah dua sisi
dalam satu keeping mata uang logam, tidak dapat dipisahkan.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">BAB III</span></b></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">PENUTUP</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">3.1.
Kesimpulan</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sikap pemikiran Hasan Al-Banna (ikhwanul Muslimin)
terhadap pemerintahan, berkaitan erat dengan pemahaman akan esensi Islam dan
Aqidahnya. Islam-sebagimana yang dipersepsikan Ikhwanul Muslimin-menjadikan
pemerintahan sebagai salah satu pilarnya. Ikhwan memandang bahwa pemerintahan
Islam memiliki kaidah-kaidah yang tercermin dalam ulasan Al-Banna – ketika
membicarakan tentang problematika hukum di Mesir dan bagaimana
memecahkannya-berupa karakteristik atau pilar-pilar pemerintahan Islam. Ia
berpendapat bahwa pilar-pilar itu ada tiga, yaitu :</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Tanggung
jawab pemerintah, dalam arti bahwa ia bertanggungjawab kepada Allah dan
rakyatnya. Pemerintahan, tidak lain adalah praktek kontrak kerja antara rakyat
dengan pemerintah, untuk memelihara kepentingan bersama.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kesatuan
umat. Artinya, ia memiliki sistem yang satu, yaitu Islam. Dalam arti, ia harus
melakukan amar ma’ruf nahi munkar dan nasihat.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Menghormati
aspirasi rakyat. Artinya, di antara hak rakyat adalah mengawasi para penguasa
dengan pengawasan yang seketat-ketatnya, selain memberi masukan tentang
berbagai hal yang dipandang baik untuk mereka. Pemerintah harus mengajak mereka
bermusyawarah, menghormati aspirasi mereka, dan memperhatikan hasil musyawarah
mereka.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn16" name="_ftnref16" style="mso-footnote-id: ftn16;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[16]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">DAFTAR PUSTAKA</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Buku:</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dadang Supardan. 2009<i style="mso-bidi-font-style: normal;">. Pengantar Ilmu Sosial</i>. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Yusuf Al- Qaradhawi.
2008. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Meluruskan Dikotomi Agama dan
Politik</i>. Jakarta: Pustaka Al- Kautsar</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Hasan Al-Banna. 2005. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin</i>
(Terjemahan Jilid 2). Solo : Intermedia</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Khozin Abu Faqih, dkk.
2006. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mengenal Perintis Kebangkitan Islam
Abad 15 H</i>. Solo: Auliya Press</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Hasan Al-Banna. 2008. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Majmū’ah al-Rasā’il al-Imām al-Syahīd Hasan
al-Banna</i>, terj. Anis Matta dkk, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Risalah
Pergerakan Ikhwanul Muslimin I.</i>Solo: Era Intermedia</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">QS.
Al-Baqarah [2]: 215</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">QS.
Al-Syūrā [42]: 13</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Jurnal
:</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Yusuf al-Qaradhawi.
1992. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">al-Tarbiyyah al-Islāmiyyah wa
Madrasah Hasan al-Bannā</i>, Kairo: Maktabah Wahbiyyah, dalam
http://robimulya.blogspot.com/2009/12/politik-islam-dalam-kacamata-hasan-al.html,
diunduh pada hari Senin, 16 September 2013, pukul 20.49 WIB</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Abdul Hamid al-Ghazali,
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Haula Asāsiyyah al-Masyrū’ al-Islāmī li
Nahdhah al-Ummah</i>, terj. Wahid Ahmadi dan Jasiman. Solo: Era Intermedia </span><a href="http://robimulya.blogspot.com/2009/12/politik-islam-dalam-kacamata-hasan-al.html"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; text-decoration: none; text-underline: none;">http://robimulya.blogspot.com/2009/12/politik-islam-dalam-kacamata-hasan-al.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">,
diunduh pada hari Senin, 16 September 2013, pukul 21.41 WIB</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Muhammad Abdul Qadir
Abu Faris. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Fikih Politik Menurut Imam
Hasan al-Banna</i>, dalam </span><a href="http://www.eramuslim.com/manhaj-dakwah/fikih-siyasi/pemahaman-politik-islam.htm"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; text-decoration: none; text-underline: none;">http://www.eramuslim.com/manhaj-dakwah/fikih-siyasi/pemahaman-politik-islam.htm</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
diunduh pada hari Senin, 16 September 2013, pukul 22.36 WIB</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Web:</span></b></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 200%;">
<a href="http://robimulya.blogspot.com/2009/12/politik-islam-dalam-kacamata-hasan-al.html"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; text-decoration: none; text-underline: none;">http://robimulya.blogspot.com/2009/12/politik-islam-dalam-kacamata-hasan-al.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">,
diunduh pada hari Senin, 16 September 2013, pukul 20.17 WIB</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 200%;">
<a href="http://jurnalpamel.wordpress.com/politik-islam/pemikiran-politik-hasan-al-banna/"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; text-decoration: none; text-underline: none;">http://jurnalpamel.wordpress.com/politik-islam/pemikiran-politik-hasan-al-banna/</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
diunduh pada hari Senin, 16 September 2013, pukul 22.41 WIB</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></span></a>
Dr. H. Dadang Supardan,M.Pd. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pengantar
Ilmu Sosial.</i> 2009. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hal. 571</div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span></span></span></a>
Yusuf Al- Qaradhawi. 2008. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Meluruskan
Dikotomi Agama dan Politik.</i> Jakarta: Pustaka Al- Kautsar</div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span></span></span></a>
Hasan Al-Banna. 2005. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Risalah Pergerakan
Ikhwanul Muslimin (Terjemahan Jilid 2)</i>. Solo : Intermedia</div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span></span></span></a> Khozin
Abu Faqih, dkk.2006. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mengenal Perintis
Kebangkitan Islam Abad 15 H</i>. Solo: Auliya Press</div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span></span></span></a> <a href="http://robimulya.blogspot.com/2009/12/politik-islam-dalam-kacamata-hasan-al.html">http://robimulya.blogspot.com/2009/12/politik-islam-dalam-kacamata-hasan-al.html</a>,
diunduh pada hari Senin, 16 September 2013, pukul 20.17 WIB</div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span></span></span></a>
Hasan al-Banna. 2008. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Majmū’ah al-Rasā’il
al-Imām al-Syahīd Hasan al-Banna</i>, terj. Anis Matta dkk, “Risalah Pergerakan
Ikhwanul Muslimin I.Solo: Era Intermedia, hal 21</div>
</div>
<div id="ftn7" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref7" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span></span></span></a>
Yusuf al-Qaradhawi, <i>al-Tarbiyyah al-Islāmiyyah wa Madrasah Hasan al-Bannā, </i>(Kairo:
Maktabah Wahbiyyah, 1992), hal. 51-52 dalam <a href="http://robimulya.blogspot.com/2009/12/politik-islam-dalam-kacamata-hasan-al.html">http://robimulya.blogspot.com/2009/12/politik-islam-dalam-kacamata-hasan-al.html</a>,
diunduh pada hari Senin, 16 September 2013, pukul 20.49 WIB</div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn8" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref8" name="_ftn8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span></span></span></a> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ibid</i></div>
</div>
<div id="ftn9" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref9" name="_ftn9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span></span></span></a> Abdul
Hamid al-Ghazali, Haula Asāsiyyah al-Masyrū’ al-Islāmī li Nahdhah al-Ummah,
terj. Wahid Ahmadi dan Jasiman, (Solo: Era Intermedia), hal. 195, <a href="http://robimulya.blogspot.com/2009/12/politik-islam-dalam-kacamata-hasan-al.html">http://robimulya.blogspot.com/2009/12/politik-islam-dalam-kacamata-hasan-al.html</a>,
diunduh pada hari Senin, 16 September 2013, pukul 21.41 WIB</div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn10" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref10" name="_ftn10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span></span></span></a> Hasan
al-Banna. 2008<i style="mso-bidi-font-style: normal;">. Majmū’ah al-Rasā’il
al-Imām al-Syahīd Hasan al-Banna</i>, terj. Anis Matta dkk, “Risalah Pergerakan
Ikhwanul Muslimin. Solo: Era Intermedia</div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn11" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref11" name="_ftn11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[11]</span></span></span></span></a> Muhammad
Abdul Qadir Abu Faris, Fikih Politik Menurut Imam Hasan al-Banna, dalam <a href="http://www.eramuslim.com/manhaj-dakwah/fikih-siyasi/pemahaman-politik-islam.htm">http://www.eramuslim.com/manhaj-dakwah/fikih-siyasi/pemahaman-politik-islam.htm</a>
diunduh pada hari Senin, 16 September 2013, pukul 22.36 WIB</div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn12" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref12" name="_ftn12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[12]</span></span></span></span></a>
QS. Al-Baqarah [2]: 215</div>
</div>
<div id="ftn13" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref13" name="_ftn13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[13]</span></span></span></span></a> <span dir="RTL" lang="AR-EG" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-language: AR-EG;">ومن لا يَظلم الناس يُظلم</span></div>
</div>
<div id="ftn14" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref14" name="_ftn14" style="mso-footnote-id: ftn14;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[14]</span></span></span></span></a> <span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">إِنَّ اللهَ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ نخوةَ
الْجَاهِلِيَّةِ وَتَعَظُّمَهَا بِاْلآباَءِ، النَّاسُ ِلآدَمَ وَآدَمُ مِنْ
تُرَابٍ، لاَ فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ إِلاَّ بِالتَّقْوَى</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>.</div>
</div>
<div id="ftn15" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref15" name="_ftn15" style="mso-footnote-id: ftn15;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[15]</span></span></span></span></a>
QS. Al-Syūrā [42]: 13</div>
</div>
<div id="ftn16" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref16" name="_ftn16" style="mso-footnote-id: ftn16;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[16]</span></span></span></span></a> <a href="http://jurnalpamel.wordpress.com/politik-islam/pemikiran-politik-hasan-al-banna/">http://jurnalpamel.wordpress.com/politik-islam/pemikiran-politik-hasan-al-banna/</a>
diunduh pada hari Senin, 16 September 2013, pukul 22.41 WIB</div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
</div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-66675936350109259032013-10-06T11:04:00.002-07:002013-10-06T11:06:17.953-07:00“Pembangunan Budaya Politik dan Ekonomi Indonesia Berbasis Kerakyatan”.<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="background: white;"></span></span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dewasa
ini, dinamika politik Indonesia tengah berada pada pola yang tak menentu serta
tak memiliki arah yang berarti. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">D</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">inamika
kehidupan masyarakatnya yang </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">beragam</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">,
menjadikan Indonesia sebagai negara yang pluralistik, disertai banyaknya
ideologi yang mewarnai dinamika perpolitikan Indonesia. Secara historis, awal
berdirinya negeri ini</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> ditandai
dengan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">menjadikan paham demokrasi sebagai
landasan pacu untuk perubahan.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> Kemudian,
melalui lika-liku sejarah yang panjang, akhirnya paham liberalisme dijadikan
sebagai kendaraan pilihan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Kita dapat meninjau kembali bagaimana
paham liberalisme men</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">yebarkan
pengaruh dan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> pemikiran masyarakat suatu negara untuk melemahkan
intervensi negara, menciptakan budaya </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">kebebasan bagi tiap individu</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">, dan monopoli dalam
ekonomi pasar</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> secara nasional
maupun global</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> yang mempengaruhi segala sektor publik secara
masiv. D</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">i </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Indonesia
budaya polit</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">ik berbangsa sangat
mempengaruhi kegiatan ekonomi itu sendiri, begitu pula sebaliknya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
Secara teoritik ,budaya politik terdiri dari 3 macam, yaitu budaya politik parokial,
subjek, dan partisipan, yang pada kali ini Indonesia menempatkan masyarakatnya
pada stagnansi budaya campuran, dimana kaum- kaum <i style="mso-bidi-font-style: normal;">gressroad</i> atau masyarakat bawah, berada pada tipikal parokial yang
notabenenya sebagai masyarakat tradisional yang pengetahuan politiknya masih
awam dan bersifat standar,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tipe subjek
untuk masyarakat yang telah paham politik namun enggan untuk berpartisipasi,
dan kaum- kaum partisipan yang telah memiliki pengetahuan dan bersedia untuk
ikut serta berpartisipasi. Perbedaan tipe ini menjadikan Indonesia sebagai
negara labil dan tak stabil secara sistem. Pengaruh intensitas budaya politik</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> yang lemah</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">menjadikan
munculnya peluang- peluang penerapan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">liberalism
ideology</i> terhadap dinamika perpolitikan yang memiliki kesinambungan
terhadap dimensi kehidupan sosial- ekonomi berbasis kerakyatan yang saat ini
tengah berada dalam hegemoni neoliberalisme.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">A Short History of Neolibelarism</i>
(2000), Susan George mengingatkan kita tentang sifat relative paham
neoliberalisme. Ia hanya konstruksi sebuah zaman</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">saat
korporasi dilihat sebagai “ancaman” bagi efisiensi dan produktivitas pasar.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></span></a>, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">D</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">apat disimpulkan bahwa neoliberalisme</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">yang dikemas dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ideology liberalism</i> berbeda dengan ekonomi kerakyatan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">bahwa prinsip- prinsip neoliberalisme,
yaitu (1) tujuan utama ekonomi liberal adalah pengembangan kebebasan individu
untuk bersaing secara bebas- sempurna di pasar</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> yang tingkatnya bukan hanya nasional namun juga global</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">,
(2) kepemilikan pribadi terhadap faktor- faktor produksi diakui, dan (3)
pembentukan harga pasar bukanlah sesuatu yang alami, melainkan hasil dari
penertiban pasar yang dilakukan oleh negara melalui penerbitan undang- undang. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sesuai
dengan prinsipnya tadi, maka peranan negara dalam neoliberalisme dibatasi hanya
sebagai pengatur dan penjaga bekerjanya mekanisme pasar, bukan sebagai penentu
kebijakan. Landasan inilah yang menjadikan Indonesia sebagai pasar yang “antik”
serta menggeser peran ekonomi kerakyatan sebagai budaya asli masyarakat
Indonesia. Dalam buku Negara Pancasila, As’ad Said Ali menerangkan bahwa untuk
mengatur hubungan antara ekonomi kerakyatan terhadap budaya politik ialah
kembali kepada Pancasila sebagai landasan negara. Permasalahannya, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">P</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ancasila tak digali langsung oleh kebiasaan
masyarakat Indonesia itu sendiri. Ekonomi kerakyatan, yang pada dasarnya
bersumber dan disesuaikan dengan sila kelima, ternyata memiliki substansi
kepada paham sosialis karena Soekarno menggali sila ini setelah mempelajari
marxisme sebanyak dua kali.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">
Oleh karena itu, pembangunan politik harus dimulai dengan pendidikan budaya
politik yang lebih modern, misalnya memaksimalkan pendidikan berkarakter bagi rakyat
dan elit yang berperan membangun ekonomi, disertai pemahaman pancasila dan
kebhinnekaan dengan maksimal dan penanaman nilai-nilai agama yang baik.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span lang="IN">Selanjutnya, dari sisi ekonomi, pasar
bisa diidentikkan dengan ekonomi kerakyatan, dalam hal ini kita harus memahami
filosofi ekonomi kerakyatan itu sendiri. Apakah yang dimaksud ekonomi yang
berbasis pada peran rakyat secara besar atau ekonomi yang berpihak pada rakyat.
Dua hal ini bermakna berbeda namun memiliki korelasi yang erat. Kita bisa
memahami bahwa ekonomi kerakyatan bisa diartikan sebagai ekonomi yang berbasis
pada peran rakyat. Itu berarti ekonomi yang dibangun oleh negara ini harus
menyertakan peran rakyat, yang dibangun melalui usaha mandiri (Usaha Kecil dan
Menengah) dan revitalisasi fungsi pasar tradisional. Dua hal ini apabila bisa
dimaksimalkan dengan baik akan sangat mempengaruhi perekonomian negara kearah
ekonomi kerakyatan. Jelas, karena tidak ada satupun alasan yang mengatakan
bahwa kesejahteraan rakyat tidak dipikirkan. Bahkan, u</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">saha
</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">k</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ecil dan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">u</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">saha </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">m</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">enengah menyediakan 99,46 % lapangan
kerja, sementara lapangan kerja yang disediakan oleh </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">u</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">saha </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">b</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">esar hanya mencapai 0,54%.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BPD dalam perekonomian nasional
disumbang oleh hasil Usaha Besar (44,9%)</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> ,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
hasil Usaha Kecil dan Menengah (55,1 %)<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span></span></span></a>.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> Melihat data diatas dapat disimpulkan bahwa untuk
membangun ekonomi kerakyatan harus mengaktifkan peran rakyat secara lebih besar
yang berpeluang meningkatkan ekonomi rakyat secara optimal. Begitu pula dengan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">pasar
tradisional</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
dalam berbagai sisi memegang peran strategis di tengah kondisi perekonomian
Indonesia, terutama bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Harus diakui
bahwa pasar tradisional merupakan cermin dalam implemetasi ekonomi berbasis
kerakyatan yang sesungguhnya. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Berdasarkan aspek ekonomi, pasar tradisional merupakan
aset daerah yang potensial dan cukup menjanjikan bagi sumber pendapatan asli
daerah (PAD) sebuah pemerintahan kabupaten/kota. Di Pasar Kliwon Kudus
misalnya, setiap harinya terdapat arus perputaran uang/transaksi sekitar 2
milliar. Angka yang sangat besar dihasilkan dari 1 pasar tradisional saja. Dan
yang terpenting, proses transaksi sepenuhnya berada di tangan masyarakat /
keuntungan dapat dinikmati oleh seluruh pelaku jual beli, yang artinya tidak
hanya dikuasai oleh satu pihak/ menjadi keuntungan personal.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mencermati
penjelasan diatas, penulis nampaknya menarik suatu benang merah bahwa budaya
politik memiliki keterkaitan dan kesinambungan dengan ekonomi kerakyatan karena
hajat hidup masyarakat dalam politik mempengaruhi pandangan mereka terhadap pandangan
ekonomi, maupun sebaliknya. Budaya politik yang parokial, disebabkan lantaran
minimnya ekonomi masyarakat sehingga tak mampu menggapai taraf tertinggi pada
sektor lainnya,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> Konsentrasi
masyarakat pada kelas menengah kebawah ini lebih ditekankan pada pemenuhan
kebutuhan hidup daripada kepentingan nasional,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> misalnya saja
pada sisi pendidikan politik yang dapat diakses. Begitu juga dengan budaya
politik subjek dan budaya politik parti</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">s</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ipan
yang disesuaikan dengan ekonomi masyarakatnya. Sehingga, hipotesis yang dapat
ditarik ialah, dalam rangka memperbaiki dan mendayagunakan pembangunan budaya
politik, masyarakat harusnya meningkatkan taraf ekonominya terlebih dahulu dan
tak terjebak dalam sistem kapitalistik seperti saat ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apa yang harus dilakukan?</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ahmad
Taufan Damanik, dalam tulisannya Negara dan keadilan Sosial, menyimpulkan bahwa
ada beberapa catatan penting yang mempengaruhi budaya politik dan sistem
ekonomi Indonesia. Pertama, adanya inkonsistensi dalam struktur institusi dan
perundang- undangan, dimana tidak adanya kesesuaian hukum yang pasti yang
mengatur jalannya sistem ekonomi dan politik. Kedua, disfungsional lembaga-
lembaga negara yang sangat mungkin tumpang tindih atau saling menegaskan yang
melahirkan pandangan bahwa sistem otonomi sebagai cerminan demokrasi dapat
melahirkan peluang untuk menciptakan praktik korupsi yang mencederai politik
dan ekonomi kerakyatan itu sendiri. Ketiga, melemahnya kekuatan masyarakat
sipil maupun organisasi kepentingan dan memudarnya semangat kesatuan. Dengan
demikian, kekuatan masyarakat sipil maupun organisasi kepentingan sama halnya
dengan partai politik, semakin kehilangan makna pentingnya di dalam upaya
sistem politik, yang ditandai juga dengan proses <i style="mso-bidi-font-style: normal;">atomisasi </i>lembaga- lembaga politik formal maupun non formal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Oleh
karena itu, dalam rangka mempercepat kebangkitan kembali ekonomi kerakyatan
serta pembangunan budaya politik, adalah kewajiban setiap patriot ekonomi
kerakyatan dan lembaga politik untuk memastikan bahwa langkah ataupun kebijakan
yang diambil haruslah sesuai dengan apa yang dibutuhkan rakyat, bukan apa yang
diinginkan rakyat. Tindakan yang diambilpun haruslah sesuai dengan cita- cita
tertinggi rakyat Indonesia yang termaktub dalam pasal 33 UUD 1945, yang
bertumpu pada kebersamaan dan kegotong royongan dimana esensi inilah yang
menciptakan sebuah dinamika peradaban politik dan ekonomi kerakyatan yang lebih
baik.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></span></span></a><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.0pt;"> Samsul Hadi dalam
Negara Pasca Neoliberal “Ekonomi Politik Pancasila” 2009</span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<h2 style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5255321467104892210#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.0pt; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[2]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.0pt; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;"> <span style="color: #13382a;">Pesan BJ Habibie
kepada Peserta <i>Congress of Indonesian Diaspora</i> (CID), Los
Angeles, 6-8 Juli2012 </span>(</span><span lang="IN"><a href="http://pesanabang.ppiuk.org/category/admin-pengmas-administrator/fauzan-adziman/"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.0pt; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">http://pesanabang.ppiuk.org/category/admin-pengmas-administrator/fauzan-adziman/</span></a></span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.0pt; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">)<span style="color: #13382a;"></span></span></h2>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
</div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-77791099665898616712013-05-12T18:01:00.001-07:002013-05-12T18:01:22.025-07:00AUTOBIOGRAFI JONI FIRMANSYAH<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kilasan Singkat Kehidupan dari Ia
yang Selalu Terasingkan</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">MASA KANAK- KANAK<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Namaku
Joni Firmansyah. Aku lahir pada tanggal 19 Juni 1991 di sebuah desa kecil yang
bernama Labuhan Sangor, di pinggiran pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sesuai dengan letak geografis daerah tempatku dilahirkan, maka lingkungan
pertama kali yang kutemui ialah lingkungan perairan dengan keindahan alam
bahari sebagai awal plot kehidupan saya. Tak butuh waktu yang terlalu lama bagiku
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut, karena darah nelayan
mengalir dalam diriku. Kakekku adalah seorang nelayan, begitupun dengan seluruh
garis keturunannya, termasuk Ibuku. Dalam kehidupan kami, laut menjadi sahabat
yang tak pernah lekang oleh waktu dan selalu setia menemani dalam keadaan
apapun. Seluruh masyarakat dikampung tersebut bergantung kepada kebaikan laut
yang menjadi sumber mata pencaharian dalam pemenuhan hajat hidup mereka.
Sementara Ibuku sebagai seorang nelayan, maka Ayah sebagai kepala keluarga
memiliki pandangan yang berbeda untuk memperbaiki keadaan ekonomi kami. Sebelum
menikah dengan Ibu, Ayah adalah seorang supir truk penjual ikan. Beliau
mengantarkan hasil tangkapan ikan penduduk untuk dijual di pusat kota Sumbawa.
Ayah bukanlah penduduk asli desa tempat dimana aku dilahirkan, melainkan
perantauan yang berasal dari Desa Plampang yang memiliki adat serta istiadat
yang berbeda dari desa tempat Ibu berasal. Mungkin, sudah suratan takdir yang
mempertemukan mereka. Ibarat sebuah pepatah, “Asam digunung, garam dilaut,
pasti bertemu di belanga jua”. Mungkin itulah gambaran yang bisa aku ceritakan terkait
kisah cinta mereka mulai berawal. Semuanya telah digariskan dan menjadi rahasia
Tuhan, aku tak perlu tahu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Berbekal
kemampuan Ayah mengemudikan kendaraan, kamipun memutuskan untuk meninggalkan
desa tempat kelahiranku. Beratkah? Tidak! Karena usiaku saat itu masihlah belia
dan kutahu alasan Ibu sepakat dengan keputusan Ayah, yaitu untuk hidup kami
yang lebih baik. Usiaku saat itu belumlah genap 3 tahun pada saat kami
meninggalkan desa itu. Kami sekeluarga mulai meninggalkan desa itu dengan
menumpang truk ikan yang biasa dikemudikan Ayah. Namun, yang menjadi pembeda
saat ini ialah kami sebagai penumpang, karena juragan truk tersebut telah
menemukan supir yang menggantikan Ayah. Satu hal yang kuingat selama perjalanan
tersebut, yaitu aku bersandar di bahu Ibu dan tertidur selama perjalanan. Saat
aku membuka mata, aku telah berada diatas kasur yang menurutku tak terlalu
empuk, dengan langit- langit kamar berwarna putih, begitupun dengan dinding-
dindingnya. Awalnya aku mengira kau berada di Rumah Sakit, namun tak kutemukan
seorang perawat dan dokter diruangan tersebut. Hanya Ibu dan Ayah yang tengah
membersihkan ruangan tersebut sehingga layak untuk kami tempati. Aku masih
ingat, saat pertama kalinya aku melangkah keluar ruangan tersebut. Tampak
jejeran bus- bus besar disepanjang pelataran parkir yang membentang luas di
depanku. Aku hanya terdiam, karena layaknya anak- anak pada umumnya, aku tak
punya alasan untuk bertanya kepada Ibu, mengapa kita disini. Tak ada yang
spesial dengan tempat ini, menurutku. Aku hanya melihat sekeliling tempat kami
tinggal. Hari masih gelap, karena saat aku terbangun, jam masih menunjukkan
pukul 3 pagi. Pintu- pintu rumah yang lain masih tertutup dan kuputuskan untuk
tidur lagi. Akupun mencari Ibu. Saat kutemukan, aku melihat Ibu tersenyum. Kutahu,
ia sangat bahagia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Aku
terbangun. Aku keluar dari ruangan tersebut dan menyaksikan bus- bus besar tadi
datang silih berganti. Kulihat Ayah turun dari salah satu bus tersebut. Aku
baru tahu, kalau Ayahku akan mengemudikan salah satu dari bus- bus tersebut,
dan tempat kami tinggal adalah rumah yang dipersiapkan oleh armada bus untuk
supir- supir yang belum memiliki rumah. Ah, aku anak gudang sekarang, karena
tempat aku tinggal selain disebut sebagai rumah, lebih layak disebut sebagai
gudang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tapi tak mengapa, karena aku suka
tempat ini. Namun, tak perlu waktu lama aku tinggal digudang ini. Ibu telah
membeli sebuah tanah di salah satu kelurahan di pusat kota ini. Alasannya
sederhana, karena aku harus membutuhkan lingkungan yang baik, sebelum aku masuk
taman kanak- kanak. Aku tahu bahwa usiaku sudah layak untuk masuk sekolah. Maka
akupun siap untuk meninggalkan lingkunganku saat ini. Beratkah? Tidak! Karena
disini hanya aku yang berstatus anak- anak. Sisanya ialah orang dewasa dengan
berbagai macam latar belakang pekerjaan. Supir, adalah bidang pekerjaan dengan
strata tertinggi. Status sebagai sopir dapat disamakan sebagai Kolonel dalam
angkatan bersenjata, karena pangkat Jenderal tentunya disandang oleh bos besar
pemilik tempat ini. Ayahku seorang supir, maka yang kutahu ia adalah Kolonel
ditempat ini. Penguasa dengan pangkat tertinggi. Jabatan selanjutnya ialah
Kernet, dengan pangkat sebagai Letnan Kolonel (Letkol) karena berfungsi
membantu supir dalam mengemudikan bus- bus besar tersebut. Tak terlalu buruk, karena
jika tak ada supir, maka kernet adalah penguasa kedua. Selanjutnya ialah
Teknisi Mesin dengan pangkat Letnan. Fungsinya ialah memperbaiki bus- bus
tersebut manakala mengalami masalah dalam operasi kendaraan. Kemudian, ada
agen- agen atau biasa disebut calo. Mereka berpangkat Sersan dengan tugas
menjual tiket keberangkatan penumpang. Jabatan selanjutnya ialah penumpang
ketinggalan bus. Aku tak tahu harus member mereka pangkat seperti apa, karena
mereka selalu hadir dengan wajah yang berbeda- beda. Maka kuputuskan mereka
sebagai tentara negara lain. Tak perlu dipikirkan, menurutku. Selanjutnya ialah
Aku, sebagai seorang paling muda dilingkungan ini. Apa pangkatku? Kopral!
Alasannya sederhana, karena hanya Kopral yang turun untuk berperang. Terkadang
ada yang selamat, tapi kutahu juga bahwa tak sedikit yang mati di medan juang.
Tetapi tak mengapa, aku bangga!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Jalan
Cendrawasih no. 24, Brang Biji, kec. Sumbawa, kab. Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
adalah alamat rumahku yang baru. Lingkungan yang baru ini adalah pelabuhan
terakhir dari perjalanan kapal keluarga kami. Dalam lingkungan ini, aku
menemukan banyak sekali pengalaman dan teman yang berharga untuk membantu
tumbuh- kembangku sebagai anak- anak. Aku telah sekolah, tepatnya masih kelas
Nol Besar di Taman Kanak- Kanak RA. Bustanul Jannah. Ibu yang mengantarkanku
setiap kali aku berangkat sekolah. Bahkan, Ibu selalu menungguiku hingga kelas
bubar. Bukan karena aku manja, tapi lebih karena Ibu takut terjadi apa- apa
denganku jikalau aku berangkat sendiri. Ibu sayang padaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Tak
perlu waktu lama bagiku untuk menyelesaikan pendidikan pertamaku tersebut. Satu
tahun berada di TK telah sangat cukup bagiku untuk mahir membaca, menulis dan
berhitung. Ibu selalu membelikan majalah BOBO buatku sebagai bahan bacaan. Namun,
akhir- akhir ini aku sudah jarang mendapat majalah itu lagi. Semenjak
kepindahan kami dirumah yang baru, ekonomi keluargaku sedikit menurun, sehingga
mengharuskan Ibu membantu ekonomi keluarga. Tidak hanya Ibu menurutku, akupun
punya tanggung jawab untuk membantu ekonomi keluarga sebagai anak tertua,
karena selepas pendidikanku di taman kanak- kanak, Ibu melahirkan dan aku telah
menjadi seorang kakak. Adikku laki- laki, namanya Rustam Rizky Effendi.
Akhirnya, aku punya teman untuk bermain bola, pikirku. Maka kuputuskan untuk
membantu orang tua. Karena usiaku yang masih dibawah umur dan akupun akan masuk
Sekolah Dasar (SD), maka Ibu membelikanku sepasang kambing untuk aku gembala.
Ya! Profesi terbaruku setelah usai menjadi kopral di gudang bus itu ialah sebagai
penggembala kambing.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Aku
mulai masuk Sekolah Dasar (SD) pada usia 7 tahun. Usia yang normal menurutku,
karena ada teman- temanku yang masuk SD di usia 8 tahun. Dalam batas
ketidakmampuan ekonomi keluarga, Ayah dan Ibu tetap bersikeras menyekolahkanku
di SD 11 Sumbawa, salah satu SD terfavorit di Kabupaten Sumbawa. Ditengah-
tengah profesiku sebagai penggembala kambing, aku masih sempat belajar selepas
aku bersekolah, yaitu disaat aku menggembala kambingku itu. Bagiku, bersekolah
merupakan suatu kewajiban mutlak dan harus dilaksanakan. Ibuku yang mengajarkan
demikian karena beliau tidak ingin mengulang masa kelamnya saat beliau masih
bersekolah dulu. Ibuku adalah seorang yang cerdas. Beliau adalah siswa dengan
nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi di Kabupaten Sumbawa untuk tingkat Sekolah
Dasar, di SD Labuhan Sangor, tempat aku dilahirkan. Beliaupun pernah menjuarai
lomba cerdas- cermat antar kecamatan didesa kami. Namun, selepas SD Ibu tak
mampu melanjutkan sekolah ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) lantaran
kakek tak memiliki cukup biaya. Ibu sangat bersedih saat itu. Mulai saat itu,
Ibu berjanji dalam hatinya bahwa kelak anaknya nanti harus merasakan pendidikan
setinggi- tingginya. Karena Ibu percaya, hanya dengan pendidikan derajat seseorang
akan naik dan diakui dalam masyarakat. Itulah mengapa pendidikan selalu menjadi
prioritas utama dalam keluarga kami. Salah satu kebiasaan yang ditularkan Ibu
kepadaku ialah hobi beliau membaca, dan kebiasaan itu juga melekat dalam
diriku. Sepulang sekolah, kusempatkan diriku untuk meminjam buku di
perpustakaan sekolah dan kubawa pulang untuk kubaca selama aku menggembala
kambing. Buku apapun itu selalu kubaca, dari buku fiksi, romantika, hingga buku
ajaran agama lainpun aku gemari. Bagiku, membaca adalah kegiatan mengunjungi
dimensi dunia lain, dunia para penulis yang sengaja dibagikan kepada pembaca
untuk diakui keberadaannya dan dimengerti maksud dan tujuan penulisannya.
Mempelajari sastra adalah kesenangan tersendiri bagiku, yang selalu ditemani
dengan kambing- kambingku itu. Itulah mengapa aku selalu ditunjuk untuk
mewakili sekolahku dalam setiap lomba yang melibatkan sastra sebagai tema
utamanya. Dimulai dari lomba baca puisi, lomba pidato, mengarang dan lomba
cerdas cermat. Tetapi, ada satu momen yang tak pernah kulupakan saat aku
mengikuti lomba baca puisi. Perlu kawan- kawan ketahui bahwa ketika aku masih
duduk di bangku Sekolah Dasar, aku tak mampu melafalkan huruf “R” dengan benar.
Jika kupaksakan, lafal yang terdengar ialah mirip huruf “L”, sehingga aku
sering di olok- olok teman- temanku. Maka, hari naas bagikupun tiba, disaat aku
diminta membacakan puisi di depan ratusan penonton, ada kalimat yang berbunyi,
“Sebuah lubang peluru bundar didadanya” dan, “Kita sedang perang!”. Akupun
dengan santai melafalkannya,” Sebuah lubang pelulu bundal didadanya” dan, “Kita
sedang pelang!”. Sontak!, seluruh penonton yang hadirpun tertawa terbahak-
bahak. Dewan juri, guru- guru, dan teman- temanku ikut tertawa. Kepercayaan
diriku mulai goyah, peluhku mengalir deras. Wajahku menjadi merah padam,
kutahan rasa Maluku dengan gemetar. Kupandangi seluruh penonton yang
menertawaiku. Tiba- tiba mataku mendapati sosok Ibuku di sudut panggung. Ibu
tidak tertawa, beliau hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Entah mengapa,
bulu kudukku merinding, ada energi lain yang member semangat kepadaku. Darahku
mulai berdesir, ketakutanku perlahan- lahan menghilang. Aku tegakkan kepalaku
dan mulai percaya diri kembali. Kubacakan puisi tersebut dengan lantang hingga
akhir. Tepuk tangan meriah mengiringi langkahku menuruni panggung. Aku merasa
sebagai kopral menang perang saat itu. Tak begitu buruk menurutku, karena juara
3 menjadi milikku malam itu. Ah, ini semua karena Ibu. Jika beliau tak
menganggukkan kepalanya saat aku mulai ragu, mungkin aku akan menjadi kopral
yang mati menggenaskan saat itu. Cukup dengan satu senyuman dan anggukkan
kepala, aku menang dalam pertarungan itu. Ditengah keterbatasanku yang <i>cadel</i>, aku masih bisa menang dan berani
melawan ketidakmungkinan. Sepertinya aku naik pangkat menjadi komandan kopral, untuk
malam itu saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">MASA
REMAJA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Kambingku
yang semula hanya dua ekor, sekarang telah menjadi puluhan ekor. Kini aku tak
sendiri lagi mengurusi kambing- kambing itu. Adikku yang kedua telah mampu
membantuku mengurusi kambing kami. Kini aku telah memiliki dua adik, disaat aku
bersiap menghadapi Ujian Nasional tingkat Sekolah Dasar. Tabunganku hasil
menggembala kambing telah cukup untuk masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
terbaik di Kabupaten Sumbawa. Saat itu aku bisa merasakan bagaimana menikmati
hasil jerih payah sendiri. Tak perlu lagi ku menengadahkan tangan untuk meminta
kepada orang tua, karena berkat kambing- kambing itu, aku mampu mengurusi
diriku sendiri. Ayahku masih menjadi supir bus- bus besar. Pangkat beliau tak
pernah naik, selalu berpangkat Kolonel. Aku hanya mungkin bisa bermimpi,
jikalau beliau menjadi Jenderal mungkin aku tak perlu mengurusi kambing, karena
aku pasti mengurusi bis- bis besar itu, membantu ayah mengurusi bawahannya,
yaitu kolonel- kolonel baru dengan antek- anteknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Ujian
usai, nilaiku bisa dikatakan gemilang. Akupun berhasil masuk ke SMP Negeri 1
Sumbawa, sesuai cita- citaku. Di tahun pertamaku, namaku disekolah itu masih
biasa- biasa saja. Orang masih mengenalku sebagai seorang penggembala kambing.
Hingga suatu ketika, kuberanikan diriku untuk ikut serta dalam pemilihan Ketua
Osis disekolahku. Kompetitorku sebanyak dua orang, salah seorang diantara
mereka adalah rekan sekelasku, namanya Artur. Ia adalah anak seorang pengacara
sukses di daerahku. Rumor yang beredar, ia adalah keturunan langsung raja- raja
Sumbawa masa lampau. Tapi menurutku tak ada yang spesial dari pribadinya,
kecuali kehebatannya dalam bidang seni dan olah raga. Untuk bidang olah raga,
aku masih bisa menandingi. Tapi kalau urusan seni, aku angkat tangan. Bagiku,
ia adalah seorang seniman yang memiliki Titik Nada Mutlak, artinya seorang
seniman yang mampu mencipta ataupun menggubah lagu sesuai keinginannya. Melalui
jaringan keluarganya yang pasti ada disetiap kelas, ia memenangi kompetisi
pemilihan ketua Osis secara mutlak. Tak apa, karena namaku bertengger di urutan
kedua. Maka dapat dipastikan, aku menjadi Wakil Ketua Osis. Akhirnya, Osis
menjadi organisasi kedua yang kugeluti setelah Pramuka. Aku telah mengikuti
gerakan kepanduan sejak masih kelas 4 SD. Menjadi orang nomor dua disekolah
elit itu, bagiku tak mengapa, walaupun orang takkan pernah mengingat yang
kedua, tapi setidaknya Tuhan menyimpan doaku untuk menjadi yang pertama.
Kulaporkan hal ini pada Ibu, beliau hanya tersenyum sambil berkata, “Tuhan
tahu, tapi menunggu”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Aku
telah mengikuti organisasi yang bernama Pramuka sejak SD dulu. Prestasiku dapat
dikatakan sangat gemilang dalam lembaga ini. Tak pernah kurasakan diriku
menjadi seorang anggota, tak pernah diperintah kecuali oleh seniorku karena
akulah yang selalu memerintah. Kiprahku sebagai anak Pramuka berbanding lurus
dengan kiprahku sebagai penggembala kambing. Orang- orang selalu mengenalku
sebagai penggembala kambing dan sebagai anak Pramuka. Posisiku yang selalu
menjadi Pratama atau pemimpin regu utama menjadikan namaku luas dikenal rekan
seangkatanku. Aku sangat ahli dalam penggunaan kompas, memainkan bendera <i>semaphore</i> dan cerdik bermain kode- kode
morse. Aku bisa menentukan arah mata angin tanpa harus melihat kompas dan
matahari. Aku bisa meninggalkan jejak untuk dijadikan petunjuk oleh rekan
setelahku jika kami tengah mengikuti <i>hiking.</i>
Bahkan, aku mampu mengirim pesan tanpa harus menggunakan <i>telephone </i>dan <i>handphone</i>,
serta menaksir tinggi bangunan serta luas jalan hanya dengan menggunakan
sebatang lidi. Aku benar- benar merasa bahwa menjadi seorang Pramuka yang
disandingkan dengan status penggembala kambing, adalah pasangan yang paling
mempesona dan sempurna didunia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Tahun
2006 adalah tahun paling luar biasa dalam hidupku. Selain terpilih sebagai
Wakil Ketua Osis, akupun terpilih sebagai delegasi Kabupaten Sumbawa dalam
Jambore Nasional Pramuka di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Posisiku dalam
kontingen tersebut sangatlah strategis, tak lain dan tak bukan sebagai Pratama.
Dalam kegiatan tersebut, awal kalinya ku menginjakkan kaki ditanah Jawa, tanah
para legenda Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam buku <i>Sejarah Indonesia</i> kelas 5 SD dulu, bahwasanya tanah Jawa adalah
tanah yang melahirkan orang- orang hebat. Soekarno, Bung Tomo, Joko Tingkir,
Sunan Kalijaga dan sebagainya berasal dari Pulau Jawa. Terlebih lagi, posisi
Ibu Kota Indonesia berada di Pulau Jawa, maka sudah pasti Presiden berada di
Pulau Jawa. Oleh karena itu, sepanjang perjalanan di Pulau Jawa, aku selalu
mengenakan pakaian terbaikku. Paling tidak, saat aku berpapasan dengan
Presiden, aku tak terlalu terlihat memalukan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Pratama
adalah jabatan fungsional yang sangat penting. Jabatan ini lebih tinggi
daripada jabatan kopral saat aku tinggal digudang bus dulu. Aku bertanggung
jawab atas 20 orang anak buahku. Sekali mereka membuat kesalahan, maka akulah
yang menjadi sasaran dari pembinaku. Itulah mengapa aku sangat disegani dalam
kontingen ini. Walaupun perawakanku kecil, namun suaraku lebih lantang dari
mereka. Hingga suatu ketika, ada panggilan untuk seluruh kontingen supaya
mengirimkan 3 delegasinya agar mengikuti upacara pembukaan bersama Presiden
Republik Indonesia. Seeerrrrrr!!, dadaku berdesir. Cita- citaku untuk bertemu
Presiden nampaknya akan terwujud. Tanpa banyak membuang waktu, kutunjuk 2 orang
rekanku agar ikut bersamaku dalam upacara tersebut. Tak sabar kumenunggu hari
esok untuk bertemu Presiden. Segera kupejamkan mata agar mata ini cepat
terlelap dan hari esok segera datang. Bersabar, mungkin ajian yang paling pas
saat itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Hari
yang kutunggu- tunggu itupun tiba. Aku berseragam Pramuka lengkap, dari kacu,
baret, selempang TKK, tanda jabatan dan lainnya. Aku tampak gagah pagi itu,
walapun jam baru menunjukkan pukul 6 pagi. Mungkin inilah yang dinamakan
semangat. Sebelum berangkat, tak lupa kuseruput sedikit teh yang dibuatkan
untukku oleh rekanku yang melaksanakan <i>korve</i>
tenda pagi itu. Kupacu langkahku dengan segera, tetapi tetap memperhatikan
letak baju pramukaku agar tak lusuh. Tak ingin aku tampil <i>kucel</i> dihadapan orang nomor satu di negeri ini. Sesampainya aku
dilapangan tempat upacara yang akan berlangsung, tak kutemukan seorangpun
disana. Aku sadar, ini masih terlalu pagi, tak mengapa menurutku. Sambil
menunggu, aku berjalan mengitari lapangan, seraya mencari posisi yang paling
strategis agar aku terlihat manakala Presiden memandang. Setelah kudapatkan,
kuambil posisi tersebut dan kuminta dua orang<span>
</span>temanku untuk berbaris dibelakangku. Kumenunggu, hingga tampak beberapa
peserta upacara memasuki lapangan upacara. Bersabar, adalah ajian paling
mujarab saat ini. Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, namun belum ada tanda-
tanda upacara akan dimulai. Aku masih setia menunggu. Apapun keadaannya, tak
akan menyurutkan semangatku untuk bertemu dengan Presiden. Waktu terus
bergulir, jam menunjukkan pukul 10 dan peserta telah memenuhi lapangan upacara.
Semangatku yang semula meletup- letup kini semakin menipis. Kupaksakan agar aku
tetap bersemangat namun sangatlah susah. Hingga akhirnya, diujung
keputusasaanku, akhirnya Yang Terhormat Presiden Republik Indonesia memasuki
lapangan upacara, tepat pukul 11.30. Matahari telah terik, dan ia baru terlihat
batang hidungnya. Menurut Protokoler Kepresidenan, ada agenda yang harus
dihadiri oleh Presiden terlebih dahulu, yaitu bertemu dengan Duta Besar Jepang.
Semangatku yang semula meletup, kini berubah menjadi amarah. Presiden lebih
mementingkan orang Jepang yang pernah menjajah Indonesia daripada anak bangsa
sendiri. Mulai saat itu, aku berjanji akan memperbaiki keadaan pemerintahan
republik ini. Aku harus menjadi pejabat publik, akan kurubah sistem birokrasi
negeri ini. Itu janji yang kusimpan dalam hatiku, yang nantinya dijawab Tuhan.
Aku percaya itu!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Tiga
tahun di SMP telah kulalui. Kini aku bersiap untuk menjadi seorang pelajar SMA.
Akupun telah memiliki adik lagi. Kini kami 4 bersaudara, laki- laki semua, tak
ada srikandi yang bisa kami jaga nantinya. Ayahkupun tak pernah naik pangkat,
selalu menjadi seorang kolonel hingga saat ini. Ibuku? Ah Ibu selalu menarik
untuk kuceritakan. Ini bermula dari kelahiran adik terakhirku. Keadaan ekonomi
keluarga kami tak kunjung membaik. Akupun sudah tak lagi berstatus sebagai
penggembala kambing. Seluruhnya telah habis kami jual untuk menyambung hidup.
Pernah Ayah berhenti menjadi supir dan menjadi pegawai proyek, namun tak juga
merubah keadaan apapun dalam keluarga kami. Namun hal itu bukan alasan surutnya
prestasiku disekolah. Aku akhirnya berhasil terdaftar sebagai siswa SMAN 1
Sumbawa dengan hasil Ujian Nasional SMP yang sangat memuaskan. Di tahun
pertamaku sebagai seorang pelajar SMA, aku terpilih sebagai delegasi sekolah
dalam agenda Duta Anak Indonesia untuk wilayah NTB. Bagiku, hal tersebut
merupakan rangkaian prestasi yang telah digariskan Tuhan untuk setiap manusia,
tinggal bagaimana kita membaca titah Tuhan yang tak tersampaikan dengan lisan
tersebut. Organisasi Pramuka tetap aku geluti hingga aku menjadi Pradana di
sekolahku yang baru ini. Akupun terdaftar sebagai pengurus Osis SMAN 1 Sumbawa,
serta sebagai Duta Anak Indonesia. Semuanya aku geluti hanya untuk satu tujuan,
yaitu menjadi seseorang yang berpendidikan setinggi mungkin, karena hanya
dengan jalan itu derajat keluarga kami akan dipandang lebih oleh orang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Keadaan
ekonomi yang buruk, mengharuskan Ibu meninggalkan kami. Beliau mendaftar
sebagai seorang TKI untuk bekerja diluar negeri. Beratkah? Sangat berat! Tak
pernah aku merasa seberat ini apabila ditinggalkan sesuatu. Ayah mau tak mau
harus mengikhlaskan Ibu meninggalkan dirinya, karena penghasilan Ayah sebagai
supir tak mampu menutupi kebutuhan hidup keluarga kami. Dapat dibayangkan beban
yang harus kutanggung saat itu. Selagi Ayah bekerja sebagai supir, menghabiskan
waktu berhari- hari dan tidak pulang kerumah. Sebagai TKI, tentunya Ibu akan
meninggalkan kami selama 2 tahun kedepan. Aku yang saat itu masih kelas 1 SMA,
harus mengurusi 3 adik- adik yang masih sangatlah kecil. Adikku yang pertama,
bernama Rustam Rizky Effendi, baru kelas 3 SD, adikku yang kedua, Rustomi Rifky
Affandi, masih kelas 1 SD, serta adikku yang terakhir, Ruswandi Hatami
Ferdiansyah belum sekolah. Untuk meringankan beban, kutitipkan adik terakhirku
kepada kakek, ayah dari Ibu dikampung kelahiranku. Usianya saat itu barulah 3
tahun dan telah harus kehilangan Ibu. Kehidupan kami bertiga mungkin tak lebih
baik daripada kehidupan adik terakhir kami. Ayah seringkali jarang pulang
kerumah dan kebutuhan kami bertigapun seringkali tak terpenuhi. Kami pernah
memakan satu bungkus mie instan sebagai makan siang kami dan harus dibagi tiga.
Kamipun pernah berjalan kaki bersama- sama untuk pergi kesekolah sejauh 5
kilometer di pagi buta karena tak memiliki ongkos. Bahkan, kami bertiga pernah
menjadi pengumpul barang- barang plastik hanya untuk membeli buku saat
pergantian semester. Adikku yang pertama, sering menjadi penjaga koin dalam
kedai <i>billiard</i> disamping rumah kami,
ataupun sebagai tukang parker dalam sebuah pertandingan sepak bola. Adikku yang
kedua, karena fisiknya lemah, lebih banyak menjadi pesuruh ibu- ibu rumah
tangga disekitar rumah kami agar ia mendapat upah. Bagaimana denganku? Selain
menjadi Duta Anak Indonesia, Ketua Pramuka, aku berhasil menjadi Ketua Osis
SMAN 1 Sumbawa setelah berhasil menang mutlak dari pesaingku saat mencalonkan
diri sebagai Ketua Osis SMP dulu, Artur. Maka aku teringat Ibu, karena kini
kubuktikan ucapan Ibu, “Tuhan tahu, tapi menunggu”. Karena keterbatasan ekonomi
tersebut, aku pernah menjadi <i>kacung</i>
pertandingan bola tenis, pernah juga menjadi tukang sapu lapangan Kantor Bupati
Sumbawa. Namun semenjak menjadi Ketua Osis, aku lebih banyak mendapat tambahan
keuangan dari agenda- agenda Osis diluar kota yang memberikan biaya transport.
Jikalau tak ada agenda dan kiriman Ayah maupun Ibu jarang kami terima, maka
menjadi <i>kacung </i>bola tenis lebih
terhormat daripada harus mencuri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Telah
dua tahun berlalu, artinya Ibu akan segera kembali. Pulang kepada anak- anaknya
yang selalu merindunya. Segera kuberitahu kakek dikampung agar segera membawa
adik terakhirku untuk pulang. Aku tak mau ia tidak turut serta menyambut Ibu
dirumah. Tepat bulan Oktober, sebuah mobil berhenti didepan rumah. Seorang
perempuan berjilbab panjang turun dari mobil tersebut. Hatiku berdesir. Sesuai
perhitunganku, bulan tersebut adalah bulan kepulangan Ibu. Wanita itu tersenyum
padaku yang mematung di depan pintu. Aku kenal dengan senyuman itu, sangat
kenal sekali. Ya! Itu Ibuku. Adik- adikku berhamburan lari memeluk beliau. Air
mata mereka berlinang membasahi jilbab yang menutup sebagian tubuh Ibu. Namun,
setetes air matapun tak mengalir dari mata beliau. Hari itu aku menyaksikan
seorang perempuan paling tegar telah lahir kedunia, ialah Ibuku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Kurasakan
waktu berlalu begitu cepat. Aku telah menyelesaikan waktu wajib belajarku
selama 3 tahun di SMA. Ujian Nasional tingkat SMA juga telah berlalu dan aku
tinggal menunggu hasilnya. Banyak rekan- rekan seangkatanku yang mendaftarkan
dirinya ke perguruan tinggi pilihan mereka. Bagiku, hal tersebut hanyalah
rekaan nasib yang telah dititahkan Tuhan untuk digapai oleh manusia. Selama
mereka hanya menerka tanpa merencanakan, maka takkan pernah ada hasil yang
mereka raih. Aku terkenang janji kecil dalam hatiku saat kecewa lantaran sikap
Presiden yang tak pernah menepati janji, sewaktu aku mengikuti Jambore Nasional
dulu. Telah terpatri dalam hatiku bahwa aku harus masuk jurusan Ilmu
Pemerintahan, apapun resikonya. Maka kucoba mendaftarkan diriku untuk masuk ke
salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Berbekal sertifikat dan piagam
penghargaan yang tebalnya sekitar 7 cm, kumantapkan hati untuk menggapai satu
kursi disana. Selain itu, kupersiapkan rencana cadangan jikalau aku tak
diterima di universitas tersebut. Kucoba mendaftarkan diriku di Universitas
Mataram, salah satu kampus terbaik di Nusa Tenggara Barat. Pendidikan Kewarganegaraan
menjadi jurusan yang kupilih. Paling tidak, jikalau aku tak diterima di jurusan
ilmu pemerintahan, aku masih bisa mengajar disiplin ilmu tersebut, pikirku.
Tiba- tiba tanpa sengaja aku mencuri dengar obrolan kawan- kawanku mengenai
salah satu universitas negeri yang ada di Jawa Tengah. Sontak, telingaku mulai
berdiri. Sebagai pencinta sejarah, aku paham betul daerah yang bernama Jawa
Tengah. Provinsi yang menyimpan sejuta kisah peradaban, baik peradaban kuno
hingga masa penjajahan. Terlebih lagi setelah ku ketahui bahwa di universitas
tersebut terdapat jurusan ilmu pemerintahan. Maka tanpa banyak menunggu,
kudaftarkan diriku ke Universitas Diponegoro, sesuai info yang kudapatkan dari
teman- temanku. Tentu saja dengan jurusan yang paling kunanti, Ilmu
Pemerintahan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Seminggu
kemudian, sebuah surat dikirimkan untukku dari Yogyakarta. Isinya adalah bahwa
aku diterima di universitas tersebut dengan predikat A, artinya aku mendapat
keringanan biaya selama setahun penuh. Ku diskusian hal tersebut kepada orang
tuaku. Menurut mereka, aku harus bersabar untuk menunggu jawaban dari
Universitas Diponegoro. Ibu menguatkanku, bahwasanya ini adalah lingkaran
nasib, percayalah bahwa Tuhan telah merencanakan segala sesuatu untuk indah
pada waktunya. Benar saja, dua minggu kemudian aku mendapat kabar dari kawanku
yang berada di Semarang, bahwa aku diterima di Undip dengan jurusan Ilmu
Pemerintahan. Ah, bukan main senangnya hatiku. Saat itu aku merasa telah
menjadi mahasiswa Undip seutuhnya, bahkan menjadi warga Kota Semarang. Namun,
ada beban yang mengganjal hatiku saat itu. Untuk registrasi ulang, setiap
mahasiswa yang terjaring dalam program PSSB Undip, wajib membayar biaya
registrasi sebesar Rp.3.889.000 dengan batas waktu dua minggu sejak surat
pemberitahuan ini kami terima. Aku hanya bisa menunduk, karena kutahu kedua
orang tuaku tak memiliki uang sebanyak itu untuk melunasinya. Uang tiga juta
rupiah mungkin tak terlalu banyak, tetapi bagi keluarga kami itu lebih dari
cukup untuk menunjang pendidikan. Oleh karena itu, Ibu memutuskan untuk
menggadai motor satu- satunya dirumah kami. Motor tersebut adalah hasil
keringat Ibu saat menjadi TKI setahun yang lalu. Apa mau dikata, hal tersebut
memang harus dilakukan. Bagi Ibu, pengorbanan tersebut tidaklah seberapa asalkan
anak- anaknya dapat menempuh pendidikan yang lebih baik. Bagi beliau, sekali
layar terkembang, maka pantang biduk surut kembali. Itu janji Ibu!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Singkat
cerita, aku telah tiba di Semarang. Menjadi mahasiswa tak sesulit seperti apa
yang kubayangkan. Kini aku telah aktif dalam berbagai lembaga kemahasiswaan.
Bagiku, berorganisasi adalah sebuah keniscayaan untuk berubah. Apapun
organisasinya, tentulah menjadi wadah untuk belajar. Akupun kini tak terlalu
bergantung dengan kiriman orang tua, karena kutahu bahwasanya Ayah dan Ibu
masih memiliki tanggungan, yaitu tiga adikku yang masih duduk di sekolah
menengah dan dasar. Sejak diterima di Undip, aku telah mengantongi 3 beasiswa
dari institusi yang berbeda. Paling tidak, hal tersebut dapat menutupi
kebutuhanku selama berkuliah disini. Organisasiku juga berjalan beriringan
dengan prestasi akdemikku. Selain selalu mendapat IP yang <i>cumlaude</i>, akupun aktif turun kejalan untuk berdemonstrasi menuntut
perubahan, mengingatkan penguasa agar menegakkan keadilan. Saat ini aku
menjabat sebagai Menteri Sosial Politik di BEM KM Undip 2013. Tentunya aku
sudah tidak menjadi kopral lagi sewaktu aku kecil dulu. Akupun seringkali mendapat
undangan untuk bertemu langsung dengan Presiden, namun selalu kutolak. Bagiku
ia adalah sebuah cinta yang layu sebelum berkembang. Jikalau dulu aku
menantinya dengan penuh hormat, kini ia hanyalah sebuah isu yang selalu
dipergunjingkan oleh seluruh mahasiswa Indonesia, termasuk aku. Demonstrasi
terhadap dirinya pernah ku komandani bersama mahasiswa lainnya. Ia benar- benar
bunga yang mati disaat negeri ini tengah bersemi. Ayah saat ini masih dengan
status sosialnya sebagai supir bus- bus besar. Tak pernah naik pangkat, selalu
saja menjadi kolonel. Sementara itu, Ibu kini telah mampu mendayagunakan dirinya
untuk menunjang ekonomi kami, bahkan berlipat- lipat jumlahnya dibandingkan
sebelumnya. Beliau kini menjadi juragan ikan di Pasar Tradisional didaerah
kami. Penghasilan beliau tidak seberapa, namun cukup untuk membeli ikan sebagai
lauk kami sekeluarga, tidak seperti dulu yang menjadikan satu bungkus mie
instan untuk disantap kami bertiga. Semuanya kulalui dengan penuh cinta, karena
hanya cinta yang dapat membangkitkan semangat kita agar tidak tunduk pada
takdir. Selagi aku masih mampu untuk bermimpi, bukan sebuah hal yang mustahil
untuk kugapai. Mungkin pembaca sedikit bingung, mengapa tak ada kisah romantika
dalam autobiografi ini? Aku akan menceritakannya nanti, saat cinta yang
kumiliki layak untuk diceritakan.<o:p></o:p></span></div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-40467793347235730842013-05-12T17:59:00.003-07:002013-05-12T17:59:29.916-07:00ANALISIS PERAN WANITA DALAM POLITIK DAN PEMERINTAHAN Studi Kasus: Peran Sri Mulyani Dalam Politik dan Pemerintahan. Antara Realita dan Air mata! <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">BAB I<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>1.1.</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
Latar Belakang<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: .25in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kita
tahu bahwa dalam UU no.10 tahun 2008 tentang pemilu legislatif dan UU no.2
tahun 2008 tentang partai politik ( parpol ) bahwasanya kuota keterlibatan
perempuan dalam dunia politik adalah sebesar 30 %, terutama untuk duduk di
parlemen. Bahkan dalam pasal 8 butir di UU no.10 tahun 2008, disebutkan adanya pernyataan
sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan pada kepengurusan parpol tingkat
pusat sebagai salah satu persyaratan parpol untuk dapat menjadi peserta pemilu,
dan pasal 53 UU menyatakan bahwa daftar bakal calon peserta pemilu juga harus
memuat sedikitnya 30% keterwakilan perempuan. Dalam hal kuota tersebut,
sebagian perempuan memang merasa bahwa mereka juga sudah di beri kesempatan
untuk berpolitik, tapi sebagian perempuan pada umumnya selalu bertanya- tanya, mengapa
harus ada persentase yang dijadikan eksistensi perempuan?, yang berarti ini
termasuk ketimpangan dan juga ketidakadilan perempuan dalam porsi dipilih dan
memilih. Hak mereka didiskriminasi, seperti di bedakan dan pasti ujung-ujungnya
subordinasi yang terjadi, yaitu sebuah posisi atau peran yang merendahkan nilai
peran yang lain yang menomorduakan perempuan untuk turut andil dalam politik. Perempuan
umumnya hanya dianggap sebagai pelengkap, sehingga kehadirannya sama sekali
tidak di perhitungkan.<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Semester%206/Poliden%202013/Poliden%20FIX.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dalam
menyikapi problematika ini, muncul pengembangan pemikiran bahwasanya partisipasi
perempuan yang hanya 30 persen saja tidak pernah terpenuhi, lantas mengapa
mesti menuntut untuk mau di sejajarkan, dan tak mau dipersen-persenkan? Hal ini
dikarenakan kurangnya keterlibatan perempuan yang di sebabkan beberapa faktor,<span> </span>yaitu tata nilai sosial dan budaya yang bias
gender dengan dominasi maskulin dalam kehidupan masyarakat, peraturan dan
sistem hukum yang banyak bias gender dengan mengutamakan laki-laki dibanding
perempuan, adanya kebijakan dan program pembangunan yang cenderung mengutamakan
partisipasi laki-laki dari pada perempuan, serta akses-akses yang tidak ada
sisi regulasinya dalam implementasinya sehingga hal inilah yang selalu menjadi
suatu permasalahan. Namun jikalau kita melihat lebih mendalam dari sisi bias
gender tersebut, nampaknya peran wanita memang dimarginalkan posisinya serta
dibatasi ruang geraknya. Oleh sebab itu penulis mencoba menguraikan masalah ini
dengan sebuah studi kasus dari seorang perempuan tangguh yang pernah dilahirkan
oleh negeri ini, yaitu Sri Mulyani.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>1.2.</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
Rumusan Masalah <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>A.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Bagaimana
kepribadian Sri Mulyani atas perannya dalam politik dan pemerintahan?<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; margin-left: 1.0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>B.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Analisa
terhadap peran perempuan dalam politik dan pemerintahan.<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">2.1.
Kepribadian Sri Mulyani atas Perannya dalam Politik dan Pemerintahan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sri
Mulyani Indrawati adalah sosok yang belakangan ini ramai menjadi perbincangan
publik, semenjak dia mengajukan pengunduran diri sebagai Menteri Keuangan RI,
dan disetujui oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Mei 2010 silam. Pro
dan kontra muncul sebagai respon terhadap pengunduran diri wanita yang juga
pernah menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sri
Mulyani mundur karena ia lebih mengikuti hati nuraninya. Ia tak mau
diombang-ambingkan oleh kepentingan politik segelintir orang, apalagi jika itu
bertentangan dengan etika yang diyakininya. Dalam pertarungan kepentingan
politik, dan ia memilih untuk mundur dari jabatan yang sangat prestisius di
pemerintahan. Lagipula, ia tetap mengaku menang. Bukan karena ia telah menjabat
sebagai <i>Managing Director </i>World Bank pada 1 Juni 2010, tapi
karena ia tetap berhasil memegang prinsip-prinsip dan etika yang diyakininya.
Ia menang karena tidak bisa didikte oleh siapapun, termasuk orang yang
menginginkannya. Selama saya tidak mengkhianati kebenaran, selama saya tidak
mengingkari nurani saya, dan selama saya masih bisa menjaga martabat dan harga
diri saya, maka di situ saya menang, ia menegaskan ketika mengakhiri kuliah
umumnya di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, 18 Mei 2010.<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Semester%206/Poliden%202013/Poliden%20FIX.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Tentu
saja, sosok Sri Mulyani seperti yang sekarang ini, tak lepas dari pengaruh
lingkungan keluarga, bagaimana pasangan Prof. Satmoko (alm.) dan Prof. Dr.
Retno Sriningsih Satmoko (alm.) membentuk karakter Sri Mulyani dan
saudara-saudaranya. Awal tahun 2009, Sri Mulyan yang saat itu selain menjabat
sebagai Menteri Keuangan juga merangkap menjadi Pelaksana Harian Menteri
Koordinator Perekonomian RI, ia bercerita tentang bagaimana orangtuanya itu
mendidik dirinya dan saudara-saudaranya. Ayah-ibunya tersebut adalah guru besar
Universitas Negeri Semarang (dulu IKIP Semarang). Ada pepatah yang mengatakan
“buah jatuh tak jauh dari pohonnya” menggambarkan sebagian perjalanan hidup
keluarga itu. Sri Mulyani dan saudara-saudaranya juga tumbuh menjadi
orang-orang yang berprestasi dan berpendidikan tinggi. Hebatnya, di bangku
sekolah dan kuliah, prestasi mereka selalu menonjol, sehingga biaya sekolah
gratis dan mendapat beasiswa kuliah di dalam dan luar negeri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dari
segi nilai-nilai hidup yang diajarkan, sebagaimana orang Jawa pada umumnya,
ayah Sri Mulyani memberi petuah kepada anak-anaknya agar menjadi manusia yang
tinggi <i>tepo sliro</i>-nya (peka atau memahami lingkungan sekitar) dan
hidup sederhana. “Kami memang dibiasakan hidup dengan apa yang kami miliki,
tidak berangan-angan yang macam-macam, jujur, tidak mengambil milik orang lain,
dan tidak materialistis”, <span> </span>ujar kelahiran
Tanjung Karang, 26 Agustus 1962, yang mengaku dulu tidur bersama empat
saudaranya dalam satu kamar itu.<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Semester%206/Poliden%202013/Poliden%20FIX.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Orang
tua adalah figur terbaik bagi anak-anak. Sri Mulyani dan saudara-saudaranya
meneladani sikap ayah-ibu mereka. Karakteristik ayahnya yang patut dicontoh
adalah penggembira, suka musik, sangat bijaksana, ekspresif, jujur, memiliki
insting tinggi untuk melayani orang (karena beliau pernah menjadi dekan), serta
memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat tinggi. Sementara sang ibu adalah sosok
yang serius, kutu buku, pekerja keras, dan tidak suka pada hal-hal yang
berlebihan. Ibunda Sri Mulyani menempuh kuliah S-2 dan S-3 di IKIP Jakarta, dan
gelar doktor diraihnya di usia 45 tahun. Ia bangga dengan ibunya yang menjadi
ibu rumah tangga dengan 10 anak, tapi juga sukses di pendidikan dan karier.
Bahkan, memberi contoh anak dengan meraih gelar profesor. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Saat
ini, nama Sri Mulyani digadang- gadang sebagai bakal calon Presiden RI dalam
pemilu 2014 mendatang. Ia adalah salah satu sosok wanita yang berani menantang
dunia walaupun ia adalah orang Indonesia. Ia lebih memilih diasingkan, daripada
hidup dibawah kemunafikan. Sebagai seorang ekonom, birokrat bahkan politisi,
nama Sri Mulyani sebagai aktivis wanita yang patut dicontoh, memberikan
gambaran bahwasanya wanita dapat berlaku lebih baik daripada laki- laki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">2.2. Analisa Terhadap Peran
Perempuan dalam Politik dan Pemerintahan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span> </span></span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Melihat
pembahasan diatas, Sri Mulyani adalah contoh nyata bahwa seorang perempuan
memiliki eksistensi yang tidak kalah dari seorang laki- laki. Secara fisik,
memang perempuan memiliki keterbatasan. Ia tidak memiliki tenaga yang besar
layaknya laki- laki, namun secara ide dan gagasan, perempuan tak dapat
dikesampingkan peran dan fungsinya. Keterlibatan perempuan dalam politik dan
pemerintahan merupakan suatu anugerah bagi keberlanjutan suatu negara. Ibarat
negara sebuah rumah tangga, maka perempuanlah yang memiliki peran untuk
mengurus rumah serta mengatur hajat hidup seluruh penghuni rumah tersebut.
Maka, dapat dipastikan bahwasanya perempuan memiliki andil yang luar biasa
dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Walaupun demikian, bagi
negeri yang bernama Indonesia, peran perempuan masih dimarginalkan dan dikebiri
eksistensinya. Hal ini terlihat dari total partisipasi perempuan dalam parlemen
yang dibatasi hanya sebesar 30% semata. Tentunya, menjadi sebuah tragedi bagi
negeri yang menjunjung <i>genderisasi</i>,
namun masih memiliki pandangan yang tak rasional bagi peran perempuan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Hingga
saat ini, peran perempuan dan representasi politiknya di parlemen serta pada
pemerintahan, baik secara global maupun nasional masih sangat rendah dan
memprihatinkan. Rendahnya partisipasi perempuan tersebut bisa jadi disebabkan
oleh berbagai faktor, yakni tidak ada pendidikan politik dan pendidikan pemilih
khususnya di negara-negara berkembang dan terbelakang, tidak adanya pelatihan
dan penguatan keterampilan politik perempuan untuk memperkuat keterampilan
politiknya, kurang adanya kesadaran perempuan untuk aktif dan terlibat di dalam
kegiatan-kegiatan politik terutama untuk berpartisipasi dalam institusi politik
formal seperti lembaga legislatif dan partai politik, serta masih adanya sistem
perundang-undangan politik yang membatasi aksesibilitas dan partisipasi
perempuan dalam pemilu, perlemen dan dalam pemerintahan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Alasan-
alasan inilah yang menjadi suatu pembeda antara kaum laki- laki dan kaum
perempuan. Bahkan, dalam pembagian hak waris, kebebasan bergaul dan semacamnya
yang diatur oleh agama, perempuan dibedakan jatah dan bagiannya. Namun, hal ini
bukanlah suatu kerugian bagi seorang perempuan, melainkan sebuah pernyataan
tertulis bahwasanya perempuan adalah makhluk yang sejatinya harus dijaga harkat
dan martabatnya serta diposisikan dalam konteks yang lebih kompleks dan utama,
dibandingkan dengan urusan laki- laki yang sejatinya mampu untuk menjaga
dirinya sendiri. Dalam tataran pemerintahan, Arivia (2006:4) dalam Nurhaeni
(2009:53) menyatakan: “Sepanjang dibelahan dunia patriarki seperti Indonesia,
representasi isu- isu perempuan di segala bidang (politik, ekonomi, budaya,
agama dan sebagainya) telah ditolak di dalam wacana publik”<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Semester%206/Poliden%202013/Poliden%20FIX.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Oleh karena itu diperlukan suatu terobosan baru dalam mengaktualisasikan peran
perempuan dalam wacana publik atau dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan,
terkadang perempuan menjadi “korban” dalam suatu dinamika politik dan
pemerintahan. Bukan menjadi sebuah rahasia bahwasanya pengunduran diri Sri
Mulyani sebagai seorang menteri jikalau tidak menjadi korban politik segelintir
elit. Hapsari Dwiningtyas menyatakan: “Pembahasan mengenai permasalahan
perempuan lebih sering menampilkan perempuan sebagai korban yang tidak berdaya.
Perempuan sebagai makhluk yang tidak bisa berbuat banyak untuk melindungi
dirinya sehingga perlu dibantu”.<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Semester%206/Poliden%202013/Poliden%20FIX.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Itulah mengapa, terkadang dalam sistem pemerintahan dan politik Indonesia,
jarang sekali yang menampilkan arahan kebijakan pemberdayaan perempuan sebagai
mana yang diharuskan dalam peraturan perundang- undangan yang menetapkan
perlunya meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan serta meningkatkan
kualitas peranan mereka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Oleh
karena itu, peranan perempuan merupakan merupakan jawaban dalam menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat. Dominasi gender adalah
sebuah keharusan yang ditinjau secara ide dan gagasan dalam pembangunan bangsa.
Sri Mulyani berhasil menjawab pertanyaan itu dengan mengabdikan dirinya untuk
negerinya. Namun, ia harus keluar dari negerinya manakala hukum telah berubah
oleh kekuasaan politik yang mendominasi segala aspek.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; tab-stops: 131.5pt; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span> </span><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">BAB III<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">3.1.
Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sri
Mulyani Indrawati adalah sosok yang belakangan ini ramai menjadi perbincangan
publik, semenjak dia mengajukan pengunduran diri sebagai Menteri Keuangan RI,
dan disetujui oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Mei 2010 silam. Sri
Mulyani mundur karena ia lebih mengikuti hati nuraninya. Dalam pertarungan
kepentingan politik, dan ia memilih untuk mundur dari jabatan yang sangat
prestisius di pemerintahan. Lagipula, ia tetap mengaku menang. Ia menang karena
tidak bisa didikte oleh siapapun, termasuk orang yang menginginkannya. <i>Selama saya tidak mengkhianati kebenaran,
selama saya tidak mengingkari nurani saya, dan selama saya masih bisa menjaga
martabat dan harga diri saya, maka di situ saya menang.<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Melihat
pembahasan diatas, Sri Mulyani adalah contoh nyata bahwa seorang perempuan
memiliki eksistensi yang tidak kalah dari seorang laki- laki. Dalam tataran
pemerintahan, Arivia (2006:4) dalam Nurhaeni (2009:53) menyatakan: “Sepanjang
dibelahan dunia patriarki seperti Indonesia, representasi isu- isu perempuan di
segala bidang (politik, ekonomi, budaya, agama dan sebagainya) telah ditolak di
dalam wacana publik”. Oleh karena itu diperlukan suatu terobosan baru dalam
mengaktualisasikan peran perempuan dalam wacana publik atau dalam kehidupan
bermasyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">3.2. Saran<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dominasi
gender adalah sebuah keharusan yang ditinjau secara ide dan gagasan dalam
pembangunan bangsa. Pemerintah diwajibkan memenuhi segala kepentingan kaum
perempuan. Harus!<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Buku
dan Majalah: <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Hapsari Dwiningtyas
Sulistyani. 2011. <i>“Korban dan Kuasa” di
dalam Kajian Kekerasan Perempuan. </i>FORUM Edisi Juli 2011: Fisip Undip<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Rihandoyo. 2011. <i>Sistem Akuntabilitas di dalam Pembangunan
Berbasis Gender.</i> FORUM Edisi 1 Februari 2011 : Fisip Undip<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">KA Ralahalu. 2010. <i>Penguatan Peran Perempuan dalam Politik dan Masyarakat</i>. Kompas,
Edisi 21 Februari 2010.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Internet:
<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<a href="http://hamriah.blogspot.com/2010/11/peran-perempuan-dalam-pemerintahan.html"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%; text-decoration: none;">http://hamriah.blogspot.com/2010/11/peran-perempuan-dalam-pemerintahan.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">,
diunduh dan diakses pada hari senin , 25 maret 2013. pukul 22.00 WIB<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<a href="http://swa.co.id/profile/sri-mulyani-dan-lingkungan-keluarga-yang-membesarkannya"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%; text-decoration: none;">http://swa.co.id/profile/sri-mulyani-dan-lingkungan-keluarga-yang-membesarkannya</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">
diunduh dan diakses pada hari senin , 25 maret 2013. pukul 22.12 WIB<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; tab-stops: 68.85pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Semester%206/Poliden%202013/Poliden%20FIX.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <a href="http://hamriah.blogspot.com/2010/11/peran-perempuan-dalam-pemerintahan.html">http://hamriah.blogspot.com/2010/11/peran-perempuan-dalam-pemerintahan.html</a>,
diunduh dan diakses pada hari senin , 25 maret 2013. pukul 22.00 WIB</div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Semester%206/Poliden%202013/Poliden%20FIX.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <a href="http://swa.co.id/profile/sri-mulyani-dan-lingkungan-keluarga-yang-membesarkannya">http://swa.co.id/profile/sri-mulyani-dan-lingkungan-keluarga-yang-membesarkannya</a>
diunduh dan diakses pada hari senin , 25 maret 2013. pukul 22.00 WIB</div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Semester%206/Poliden%202013/Poliden%20FIX.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> KA
Ralahalu. 2010. <i>Penguatan Peran Perempuan
dalam Politik dan Masyarakat</i>. Kompas, Edisi 21 Februari 2010.”</div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Semester%206/Poliden%202013/Poliden%20FIX.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Rihandoyo. 2011. <i>Sistem Akuntabilitas di
dalam Pembangunan Berbasis Gender.</i> FORUM Edisi 1 Februari 2011 : Fisip
Undipw</div>
</div>
<div id="ftn5">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Semester%206/Poliden%202013/Poliden%20FIX.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Hapsari Dwiningtyas Sulistyani. 2011. <i>“Korban
dan Kuasa” di dalam Kajian Kekerasan Perempuan. </i>FORUM Edisi Juli 2011:
Fisip Undip</div>
</div>
</div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-42267617078421290522013-05-12T17:53:00.005-07:002013-05-12T17:53:57.487-07:00KURSI JAWA TENGAH 1 MILIK SIAPA?<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">BAB
I<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>1.1.</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span> </span>Latar Belakang<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">KPU
Jateng sudah menutup pendaftaran pasangan calon untuk bertarung dalam Pemilu
Gubernur (Pilgub) 26 Mei mendatang. Ada tiga pasangan calon yang mendaftar.
Pendaftar pertama adalah </span><a href="http://profil.merdeka.com/indonesia/b/bibit-waluyo/"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;">Bibit Waluyo</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">-Sudijono
Sastroatmodjo. Pasangan cagub <i>incumbent</i>
dengan Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini diusung oleh Partai
Demokrat, PAN dan Golkar, dengan total 37 kursi di DPRD Jateng. Pendaftar kedua
yakni </span><a href="http://profil.merdeka.com/indonesia/g/ganjar-pranowo/"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;">Ganjar Pranowo</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">-
Heru Sudjatmoko. Pasangan anggota DPR dan Bupati Purbalingga ini hanya diusung
oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memiliki 23 kursi.
Sementara, pendaftar ketiga adalah Hadi Prabowo-Don Murdono. Pasangan
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng dan Bupati Sumedang ini diusung oleh 6
partai. Mereka adalah PKS, PKB, Gerindra, PPP, Hanura, PKNU, dengan total 40
kursi. Dari total kekuatan partai, Hadi Prabowo-Don Murdono yang terkuat dengan
total 40 kursi. Namun, itu adalah hasil Pemilu 2009 yang sangat mungkin
kekuatannya sudah bergeser sekarang. Terlebih, efektivitas mesin partai juga
menjadi faktor utama untuk meraih kemenangan.<a href="file:///D:/KP%202013/MENINJAU%20PETA%20KEKUATAN%20CAGUB%20DAN%20CAWAGUB%20JAWA%20TENGAH.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jawa
Tengah seringkali disebut- sebut sebagai basis massa Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP). Meski demikian, ada semacam penurunan elektabilitas partai
yang melanda partai berlambang banteng ini. Hal ini terlihat dari penurunan
suara yang terjadi sepanjang dua pemilu terakhir ini. Pada Pemilu 1999 suara
PDIP 32.2 persen, Pemilu 2004 turun menjadi 27.9 persen. Terakhir dalam Pemilu
2009 jatuh lagi menjadi 24.8 persen, artinya data itu menunjukkan pudarnya
kekuatan banteng secara signifikan di Jateng. Sebagai “Jantung Indonesia”, Jawa
Tengah merupakan titik balik eksistensi partai dalam kancah nasional yang akan
tiba pada tahun 2014 nanti. Pertarungan politik di Jawa Tengah, tentunya akan
semakin seru manakala para Cagub dan Cawagub saling “tikam” diantara mereka.
Ada yang berasal dari rumpun yang sama, ada pula yang berasal bukan dari
internal/ kader partai. Keseluruhan fenomena ini akan kami bahas tuntas melalui
peninjauan kekuatan tiga pasang calon untuk Pilgub Jateng 2013 ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>1.2.</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span> </span>Rumusan Masalah<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>A.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana
Peta Kekuatan Pasangan Bibit Waluyo dan Sudijono?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>B.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apa
saja yang dimiliki oleh Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmiko dalam Pilkada Jateng
2013?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>C.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sekuat
apakah Hadi Prabowo dan Don Murdono?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.1. Peta Kekuatan Pasangan Bibit
Waluyo dan Sudijono <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
sebuah riset yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan pada tahun
2012 yang lalu, dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Partisipasi Politik
terkait elektabilitas masyarakat Jateng terhadap figur gubernur 2013,
menghasilkan data bahwa figur purnawirawan TNI masih diminati oleh masyarakat
Jateng dengan sampel 1000 orang menghasilkan 42% untuk data tersebut. Artinya,
masyarakat Jawa Tengah masih mengkehendaki purnawirawan TNI sebagai pemimpin
Jateng selanjutnya. Dalam konteks ini, Bibit Waluyo sebagai mantan Pangkostrad TNI
memiliki peluang lagi untuk merebut kursi no 1 di Jawa Tengah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bibit
Waluyo adalah seorang Letjen (Purn) dan Sudijono adalah Rektor Unnes. Jabatan
terakhir Bibit di militer adalah Pangkostrad pada tahun 2002, ia memenangi Pilkada
Jateng pada tahun 2008 bersama Rustriningsih dengan persentase suara 44%,
telak. Bibit Waluyo yang asli Klaten juga pernah menjadi Pangdam Diponegoro
pada tahun 1997, darisanalah kedekatan dirinya dgn tokoh- tokoh Jateng
terjalin. Pada Pilkada 2008, Bibit dan Rustriningsih menang telak dengan
persentase 44% suara, padahal kala itu ada 5 pasang calon yang terbilang sangat
kuat. Bibit kuat di jaringan atas sampai militer,setidaknya sampai kecamatan
komando Bibit bisa terlaksana dengan presisi. Rustriningsih kuat di kalangan
bawah, sebagai kader PDIP pula, sehingga dapat menang telak. Bibit dinilai kurang
cakap dalam membangun pola komunikasi, sehingga sering kali apa yang diucapkan tidak
ditangkap dengan baik, itulah mengapa dirinya selalu bergesekan dengan media.
Sementara itu, cawagub Bibit Waluyo adalah Sudijono Sastroatmojo, yang baru
saja mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Rektor Unnes untuk maju dalam
pilkada Jateng. Bibit Waluyo dinilai sangat dekat sekali dengan Susilo Bambang Yudhoyono,
Presiden Republik Indonesia saat ini, karena itulah akhirnya ia maju dari Partai
Demokrat. Selanjutnya, yang menjelaskan majunya Sudijono dari Partai Golkar
adalah selentingan dirinya sebagai kader Golkar. Dikampusnya Sudijono cukup
"otoriter", namun royal berbagi anggaran pada pihak-pihak yang tak
kritis di kampus. BEM KM Unnes saaja mendapat 150 juta pertahunnya. Diharapkan
Sudijono mampu menghimpun jaringan alumni UNNES yang tersebar di seluruh
Jateng. UNNES dulunya adalah IKIP, suara para gurupun diamankan. Ini yang
menjelaskan mengapa ketua PGRI Jateng, Sulistyo, tak jadi maju pada pilkada
kali ini.<a href="file:///D:/KP%202013/MENINJAU%20PETA%20KEKUATAN%20CAGUB%20DAN%20CAWAGUB%20JAWA%20TENGAH.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada
sebuah modal besar yang dimiliki oleh pasangan Bibit dan Sudijono ini, yaitu gelar
<i>incumbent</i> yang dimiliki oleh Bibit
Waluyo. Berkaca dari fenomena Pilkada Jawa Barat dan Sumatera Utara, para <i>incumbent </i>kembali dapat merebut kursi
kekuasaan lantaran masih kuatnya pengaruh mereka. Sebagai <i>incumbent</i>, tentunya hal ini menguntungkan karena dapat menggunakan
seluruh akses dan fasilitas jabatan sebagai media kampanye. Hal ini tentu tidak
melanggar kode etik pemilu lantaran status yang dimiliki oleh seorang <i>incumbent </i>masih sah dimata hukum. Oleh
sebab itu, pasangan Bibit- Sudijono tak boleh dipandang sebelah mata karena
eksistensi Bibit Waluyo sebagai seorang gubernur, yang disertakan dengan
jaringan- jaringan yang dimilikinya, tentulah sangatlah patut untuk
diperhitungkan. Keunggulan lainnya yang dimiliki Bibit Waluyo ialah
pembawaannya terhadap masyarakat pedesaan, terlepas statement medianya yang
selalu kontroversial. Di mata publik Jawa Tengah, yang masih dipenuhi oleh
masyarakat pedesaan, pencitraan Bibit Waluyo yang cenderung <i>ndeso</i> memiliki kekuatannya tersendiri.
Raut muka disertai mimic wajah serta gaya bicara yang ceplas- ceplos memberikan
kesan bahwa Bibit Waluyo adalah figur yang memiliki rasa sepenanggungan dengan
masyarakat pedesaan. Ada rasa saling memahami dan rasa saling kasihan yang
terjadi antara masyarakat Jawa Tengah dan Bibit Waluyo. Setidaknya Bibit Waluyo
masih memiliki modal sosial yang bisa ia jual sebagai produk politik. Mengambil
pandangan Francis Fukuyama, bahwa modal sosial memegang peranan yang sangat
penting dalam memfungsikan dan memperkuat kehidupan masyarakat modern.<a href="file:///D:/KP%202013/MENINJAU%20PETA%20KEKUATAN%20CAGUB%20DAN%20CAWAGUB%20JAWA%20TENGAH.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Kekuatan lainnya yang dimiliki oleh pasangan ini ialah merapatnya salah satu
kampus besar di Jawa Tengah, yaitu Universitas Negeri Semarang. Walaupun bukan
sebuah hal yang patut diunggulkan, setidaknya pergerakan alumni UNNES cukuplah
signifikan, mengingat gengsi yang dipertaruhkan untuk memenangkan pasangan ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kekuatan
yang dimiliki oleh pasangan ini nampaknya juga memiliki kerapuhan. Hal ini
dikarenakan figur Bibit Waluyo yang selalu kontroversial. Walaupun ia didukung
oleh Partai Demokrat, Partai Golkar dan PAN, namun Bibit tak mampu merangkul
media. Pencitraan yang ia lakukan selalu termentahkan lantaran statemen yang ia
sampaikan terkadang menimbulkan kontroversi. Mungkin pasangan ini lupa bahwa
media memiliki kekuatan yang sangatn kuat, walaupun hanya dikonsumsi oleh
masyarakat menengah keatas, namun hal ini bukan tidak mungkin akan mengganggu
elektabilitas dirinya dalam pemilihan nantinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.2.
Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmiko dalam Pilkada Jateng 2013<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pasangan
kedua adalah Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmiko. Jujur, ini adalah sebuah kejutan,
terutama untuk Heru Sudjatmiko. Memang, Ganjar sudah diisukan bakal maju. Ada
beberapa alasan kuat yang mendukung gagasan majunya Ganjar Pranowo sebagai
gubernur.<span> </span>Pertama, di DPP PDIP kubu
intelektual anak muda sedang kuat-kuatnya. Kubu intelektual muda di PDIP ini
"dipimpin" oleh Pramono Anung. Mereka telah berhasil mengusung Jokowi,
Rieke dan Efendi Simbolon. Generasi tua seperti Taufik Kiemas, Cahyo Kumolo merasa
tersisihkan dengan kubu Pramono tersebut. Itulah alasan mengapa beberapa kali Taufik
Kiemas cenderung berbeda pendapat dengan Mega. Alasan kedua adalah
menyebrangnya Bibit Waluyo ke Partai Demokrat. Artinya basis massa PDIP sebagai
pengusung tunggal pasangan ini telah hilang. Lalu yang ketiga adalah
dipojokkannya Rustriningsih dengan menunjuk Ganjar sebagai calon gubernur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada
beberapa kelebihan dan kekurangan dari pasangan ini. Diantaranya telah saya
sebutkan diatas. Sebagai partai tunggal yang mengusung pasangan ini, PDIP
dituntut untuk bekerja keras. Hal ini dikarenakan pecahnya soliditas internal
partai yang memberikan ruang terbuka bagi kompetitor lainnya untuk menjatuhkan
hegemoni PDIP di Jawa Tengah. Sebagai basis massa PDIP yang paling solid, Jawa
Tengah adalah jantung Indonesia, barang siapa yang Berjaya di Jawa Tengah, maka
dapat dipastikan akan berkarya dalam pentas nasional. Selanjutnya, nampaknya <i>tagline</i> yang diusung oleh pasangan ini
kurang begitu mengena bagi masyarakat Jawa Tengah. Pangsa pasar bagi pemilih
Jawa Tengah adalah mereka masyarakat tradisional yang kurang dalam tataran
pendidikan. Dalam hal ini, Ganjar dan Heru mengangkat <i>tagline</i> “Membangun Jawa Tengah dengan Trisakti Bung Karno”.
Selanjutnya, yang menjadi permasalahan saat ini ialah, apakah masyarakat Jawa
Tengah paham mengenai Tri Sakti Bung Karno tersebut? Sebagai pasangan yang
dieluh-eluhkan untuk melanjutkan hegemoni banteng merah PDI perjuangan, Ganjar
dan Heru tentunya sangatlah hati- hati dalam melangkah untuk menarik minat
masyarakat Jawa Tengah. Namun demikian, saya melihat bahwa gerakan intelektual
muda yang dibangun oleh Ganjar Pranowo cukup memuaskan. Walaupun basis massa
PDIP terpecah, namun basis kaum mudanya tetaplah eksis. Ganjar Pranowo sangatlah
fenomenal dikalangan mahasiswa, apalagi yang berideologi sama dengan dirinya.
PDIP saat ini nampaknya memposisikan dirinya sebagai <i>Passion Partie</i>, yaitu gerakan yang mengandalkan basis massa paling
bawah untuk bergerak. Itulah mengapa Ganjar Pranowo selalu mencari simpati
masyarakat ke desa- desa tanpa diketahui oleh media. Gerakan <i>underground</i> yang dibangun oleh Ganjar
Pranowo nampaknya akan menjadi kejutan bagi pasangan lainnya dalam penghitungan
suara nantinya. Kita akan lihat, mampukah Ganjar dan Heru mempertahankan rezim
Soekarno untuk 5 tahun yang akan datang?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hal
lainnya yang menjadi kekuatan dari Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmiko ialah
masih fenomenalnya figur para elit PDIP. Hingga saat ini, masyarakat
tradisional Jateng mengenal PDIP tidak dengan nama PDIP, melainkan dengan
sebutan, “Partai Ibu Mega”, itulah mengapa Jawa Tengah selalu diistimewakan
oleh Megawati Soekarno Putri yang telah menjadi Ketua Umum PDIP selama 20 tahun
tersebut. Kuatnya figur Megawati, konon menjadi alasan mengapa Rustriningsih
tidak dipilih sebagai cagub dari PDIP, lantaran akan menggeser figur Megawati
itu sendiri. Figur lainnya yang menjadi idola masyarakat Jawa Tengah ialah
adanya kehadiran Joko Widodo sebagai sosok yang fenomenal bagi masyarakat Jawa
Tengah. Kiprah Jokowi sebagai Walikota Surakarta cukup memikat hati masyarakat
Jateng yang selalu memposisikan Jokowo sebagai antipati Bibit Waluyo. Jikalau <i>blusukan </i>Jokowi ke Jawa Barat dan
Sumatera Utara tidak mampu mengubah suara PDIP yang berada di urutan nomor dua,
belum tentu hal tersebut mempengaruhi eksistensi dirinya di Jawa Tengah. Figur
Ganjar sendiri tidaklah terlalu buruk. Dari seluruh cagub dan cawagub Jateng
tahun ini, Ganjar yang paling muda. Artinya sosok Ganjar adalah figur yang
dinantikan oleh masyawarakat Jateng lantaran perawakan dan pembawaan dirinya
yang masih tergolong muda, karena nilai jual <i>performance</i> saat ini sangatlah tinggi. Hal itu diakui oleh pasangan
“Ganteng” di Sumatera Utara sehingga dapat memenangkan pilgub disana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kekuatan
dan kelemahan pasangan Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmiko telah kami paparkan,
namun ada sesuatu yang mengganjal dalam benak saya manakala PDIP menunjuk Heru
Sudjatmiko sebagai cawagub yang mendampingi Ganjar Pranowo. Ia terpilih sebagai
anggota DPR RI di dapil 7, wilayah Kebumen, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Padahal Heru Sudjatmiko adalah Bupati Purbalingga. Artinya secara hitungan
strategi massa sangatlah tidak cocok karena berada pada <i>locus</i> yang sama. PDIP juga lebih memilih untuk bertarung seorang
diri, tanpa membangun fusi dan koalisi bersama partai lain. Padahal partai-
partai seperti Gerindra dan Hanura adalah koalisi sejatinya, namun PDIP lebih
memilih untuk berkancah seorang diri. Oleh karena itu, mari kita lihat sejauh
mana kekuatan mesin partai PDIP dalam memenangkan kader partainya untuk merebut
kusri Jateng 1 serta mempertahankan hegemoni PDIP di Jawa Tengah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level2 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>2.3.</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span> </span>Kekuatan Pasangan Hadi Prabowo dan Don
Murdono<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hadi
Prabowo adalah cagub yang paling terakhir mendaftarkan dirinya ke KPU Jateng
untuk ikut serta dalam perhelatan akbar Pilkada Jateng yang akan digelar pada
tanggal 26 Mei 2013 nantinya. Dari segi kekuatan, Hadi Prabowo memanglah sangat
kuat. Akibat tak direstui untuk maju dari PDI Perjuangan, Hadi Prabowo
nampaknya sedikit <i>gamang</i> untuk
menentukan kendaraan politiknya lantaran sebelumnya ia telah berikrar hanya
ingin maju melalui PDI Perjuangan. Untuk itu, ia menggaet Don Murdono, Bupati
Sumedang yang juga merupakan adik dari Murdoko, kader loyalis PDI Perjuangan.
Artinya, dapat dipastikan suara PDI Perjuangan akan terpecah dan jaringan yang
dimiliki oleh Murdoko tentunya akan diakuisisi oleh pasangan Hadi Prabowo dan
Don Murdono tersebut. Selain itu, Hadi Prabowo menggunakan pendekatan
struktural untuk memenangkan kursi Jateng 1 ini. Saat ini, ia masih menjabat
sebagai Sekretaris Daerah yang tentunya memiliki peran strategis untuk
mengamankan seluruh suara Pegawai Negeri Sipil di Jawa Tengah. Jaringan yang
dimiliki oleh Hadi Prabowo tak perlu diragukan lagi. Hampir diseluruh daerah
Jawa Tengah terdapat baliho serta posko pemenangan dirinya. Selain daripada
itu, Hadi Prabowo adalah Ketua Ikatan Alumni Undip (IKA Undip) yang tentunya
akan menggerakkan para alumni Undip untuk berpihak padanya. Alasannya
sederhana, tentunya karena gengsi, mengingat pasangan Bibit Waluyo dan Sudijono
diusung pula oleh alumni Unnes. Sehingga nantinya aka nada perang alumni dua
kampus besar yang ada di Jawa Tengah, yaitu Undip dan Unnes.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span> </span>Kekuatan lainnya yang dimiliki oleh
pasangan ini ialah banyaknya partai yang mengusung mereka, yaitu Partai
Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerindra, Partai Hanura, Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) serta PKNU yang dalam hal ini
tidak lolos dalam verifikasi KPU Pusat untuk pemilu 2014. Tentunya koalisi ini
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam aktualisasinya nanti. Pergesekan
kepentingan ini sangatlah rentan mengingat koalisi yang dibangun adalah koalisi
yang rapuh. Walaupun ada tokoh- tokoh sentral yang mendukung Hadi Prabowo dan
Don Murdono seperti Prabowo Subiyanto, Anis Matta dan lainnya, tak dapat
dipungkiri apabila kepentingan setiap partai mendominasi untuk mencitrakan
dirinya mengingat tahun 2014 adalah puncak segalanya. Kekuatan- kekuatan yang
dihimpun oleh Hadi Prabowo dan Don Murdono tampaknya tak sebatas pada koalisi
partai, melainkan kepada <i>stakeholder</i>
akar rumput yang paling bawah sekalipun. Itulah mengapa Hadi Prabowo
menggandeng PKS lantaran partai tersebut memiliki massa solid dari bawah hingga
ke atas, serta menggandeng PKNU karena masyarakat Jawa Tengah yang masih
berkutat dengan garis Islam Tradisional. Poros kekuatan Hadi Prabowo juga
terletak pada aliansi Partai Gerindra dan Hanura sebagai partai modernis-
demokratis yang mengidentikkan dirinya sebagai partai nasionalis. Koalisi yang
dibangun ini dapat dikatakan sebagai koalisi paling komplit karena merangkul
segala bentuk aliran ideologi yang ada di Jawa Tengah, termasuk hegemoni para
Kyai dan Ulama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span> </span>Secara historis, Jawa Tengah
merupakan daerah dengan penduduk bermayoritas Muslim. Namun, secara <i>real</i>, Jawa Tengah merupakan basis
partai- partai yang beraliran <i>Hellenisme,</i>
sebut saja PDI Perjuangan, serta partai- partai agamis kedaerahan lainnya yang
tersebar di Jawa Tengah. Sehingga, secara wilayah, Jawa Tengah dapat dikatakan
sebagai basis massa golongan jawa abangan, ataupun Islam Tradisional yang
sejatinya menjadi ciri khas tersendiri bagi daerah tersebut.<a href="file:///D:/KP%202013/MENINJAU%20PETA%20KEKUATAN%20CAGUB%20DAN%20CAWAGUB%20JAWA%20TENGAH.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><sup><span><!--[if !supportFootnotes]--><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></sup><!--[endif]--></span></sup></a>
Partai- partai abangan, seringkali disebut sebagai partai nasionalis yang
berasaskan kebangsaan. Al Chaidar menyatakan, bahwasanya partai Islam memiliki
perbedaan dengan partai sekuler yang ada di Indonesia, atau biasa disebut
sebagai partai nasionalis tadi.<a href="file:///D:/KP%202013/MENINJAU%20PETA%20KEKUATAN%20CAGUB%20DAN%20CAWAGUB%20JAWA%20TENGAH.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><sup><span><!--[if !supportFootnotes]--><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></sup><!--[endif]--></span></sup></a>
Pada saat ditelaah lebih mendalam, partai- partai di wilayah Jawa Tengah
memiliki basis massanya tersendiri dalam golongan- golongan tertentu. Sebut
saja PDI Perjuangan, yang memiliki <i>fans </i>fanatik
di kota Surakarta yang terdiri atas masyarakat priyayi, ataupun para pemilih NU
yang mayoritasnya santri dan kyai. Imam Yahya dalam bukunya “<i>Gagasan Fiqh Partai Politik dalam Khazanah
Klasik”</i> menyimpulkan bahwa ditengah masyarakat santri, kiai adalah sosok
manusia yang disegani, dihormati, dan kadang ditakuti. Rasa segan dan nyaman
itulah, yang menurut penulis dijadikan alasan mengapa <i>fatwa </i>kiai sangatlah dihormati dan harus diikuti. Kemampuan seorang
kiai dalam memberikan solusi, terkadang menjadikan posisi kiai sebagai ujung tombak
dalam setiap permasalahan.<a href="file:///D:/KP%202013/MENINJAU%20PETA%20KEKUATAN%20CAGUB%20DAN%20CAWAGUB%20JAWA%20TENGAH.docx#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><sup><span><!--[if !supportFootnotes]--><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></sup><!--[endif]--></span></sup></a>
Begitu kuatnya hegemoni para kyai ternyata justru memihak kepada Hadi Prabowo
dan Don Murdono. Itulah mengapa saya menyebutkan bahwa koalisi yang dimiliki
oleh Hadi Prabowo dan Don Murdono merupakan koalisi yang sangat komplit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span> </span>Namun demikian, pasangan Hadi
Prabowo dan Don Murdono juga bukanlah pasangan yang sempurna. Selain koalisi
rapuh, pasangan ini terkesan tak merakyat, tidak <i>askeitisme</i>, yaitu sikap bersahaja yang konon paling berpengaruh
bagi prilaku memilih. Apalagi didalam memimpin, Hadi Prabowo terkesan <i>Directive,</i> yaitu gaya memimpin dengan
pendekatan otoriter, yang seringkali terkesan ingin dihormati. Itulah peta
kekuatan dari pasangan Hadi Prabowo dan Don Murdono sebagai pasangan dengan
dukungan terbanyak serta memiliki posisi struktural yang paling kuat daripada
kompetitornya yang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB III<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>1.1.</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span> </span>Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tanggal
26 Mei sebentar lagi dan gejolak politik telah bergeliat di Jawa Tengah. Ada 3
pasang calon yang telah mendaftarkan dirinya ke KPU Jateng. Mereka terdiri dari
nomor urut 1, yaitu pasangan Hadi Prabowo dan Don Murdono. Pasangan nomor urut
2, yaitu Bibit Waluyo dan Sudijono. Sementara pasangan nomor urut 3 yaitu
Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmiko. Melihat potensi kekuatan dan kelemahan
seperti yang telah kami ulas diatas, kami memprediksikan bahwa pasangan Hadi
Prabowo dan Don Murdono akan memenangkan Pilkada Jateng 2013 nanti. Hal ini
didukung dari kekuatan politik yang dimiliki oleh Hadi Prabowo dan Don Murdono
yang telah mengakuisisi 6 partai pengusung dengan aliran ideologi yang berbeda-
beda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Walaupun
demikian, peluang Hadi Prabowo dan Don Murdono tidak bisa dikatakan cukup
besar, mengingat persaingan politik yang terjadi sangatlah ketat. Rezim PDI
Perjuangan begitu kokoh sehingga mereka berani untuk tampil sendiri dalam pertarungan
politik tahun ini. Begitupun halnya dengan pasangan Bibit Waluyo dan Sudijono
yang sejatinya adalah <i>incumbent</i>
dengan posisi yang cukup kuat. Oleh karena itu, jikalau pasangan HP- DON
menang, maka selisihnya takkan jauh berbeda dengan pasangan lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>1.2.</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
Saran<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Poin
penting yang perlu diperhatikan dalam perhelatan demokrasi ialah partisipasi
pemilih. Dalam konteks ini, penyelenggara pemilu memiliki andil yang besar
untuk mencerdaskan<span> </span>masyarakat agar
memilih sesuai kapasitas calon gubernur. Hal yang paling mendasar untuk dinilai
ialah gaya kepemimpinan serta kemampuan berkomunikasi yang baik agar hajat
hidup serta hasrat masyarakat akan tercapai. Semoga dengan adanya Pilkada
Jateng, dapat lahir pemimpin yang .mampu membawa perubahan positif bagi Jawa Tengah
dan Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Buku
dan Majalah<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Chaidar,<span> </span>Al. 2000.<i><span><span> </span>Pemilu<span> </span>1999:<span>
</span>Pertarungan<span> </span>Ideologis<span> </span>Partai<span>
</span>Partai<span> </span>Islam<span> </span>versus<span>
</span>Partai Sekuler,</span></i> Darul Falah, Jakarta. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pradhanawati, Ari.
2011. Perilaku Pemilih Di Era Politik Pencitraan Dan Pemasaran Politik.
Semarang : Forum Fisip Undip. Hal. 9<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yahya, Dr. Imam. 2010. <i>Gagasan fiqh Partai Politik dalam Khazanah
Klasik. </i>Semarang : Walisongo Press.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Web
dan Internet<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<a href="http://www.merdeka.com/politik/mengukur-kekuatan-3-pasang-calon-di-pilgub-jateng.html"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://www.merdeka.com/politik/mengukur-kekuatan-3-pasang-calon-di-pilgub-jateng.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">,
diunduh pada hari Minggu, 21 April 2013 pukul 12.25 WIB<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<a href="http://m.beritahukum.com/detail_berita.php?judul=Sosok+%26+Peta+Kekuatan+Peserta+Pilkada+Jateng+2013&subjudul=PilGub"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://m.beritahukum.com/detail_berita.php?judul=Sosok+%26+Peta+Kekuatan+Peserta+Pilkada+Jateng+2013&subjudul=PilGub</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">,
diunduh pada hari Minggu, 21 April 2013 pukul 12.25 WIB<o:p></o:p></span></div>
<div>
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/KP%202013/MENINJAU%20PETA%20KEKUATAN%20CAGUB%20DAN%20CAWAGUB%20JAWA%20TENGAH.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <a href="http://www.merdeka.com/politik/mengukur-kekuatan-3-pasang-calon-di-pilgub-jateng.html">http://www.merdeka.com/politik/mengukur-kekuatan-3-pasang-calon-di-pilgub-jateng.html</a>,
diunduh pada hari Minggu, 21 April 2013 pukul 12.25 WIB</div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/KP%202013/MENINJAU%20PETA%20KEKUATAN%20CAGUB%20DAN%20CAWAGUB%20JAWA%20TENGAH.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><a href="http://m.beritahukum.com/detail_berita.php?judul=Sosok+%26+Peta+Kekuatan+Peserta+Pilkada+Jateng+2013&subjudul=PilGub">http://m.beritahukum.com/detail_berita.php?judul=Sosok+%26+Peta+Kekuatan+Peserta+Pilkada+Jateng+2013&subjudul=PilGub</a></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/KP%202013/MENINJAU%20PETA%20KEKUATAN%20CAGUB%20DAN%20CAWAGUB%20JAWA%20TENGAH.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Ari Pradhanawati. 2011. Perilaku Pemilih Di Era Politik Pencitraan Dan
Pemasaran Politik. Semarang : Forum Fisip Undip. Hal. 9</div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/KP%202013/MENINJAU%20PETA%20KEKUATAN%20CAGUB%20DAN%20CAWAGUB%20JAWA%20TENGAH.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-bidi-font-size: 14.0pt;">Partai
Islam adalah partai yang dipimpin oleh tokoh Islam, memakai asas Islam maupun
bukan<span> </span>Islam<span> </span>sebagai<span>
</span>fondamen<span> </span>partai,<span> </span>dan<span>
</span>dalam<span> </span>meraih<span> </span>simpati<span>
</span>untuk<span> </span>merebut<span> </span>suara menjadikan kalangan Islam sebagai
basis utama dukungan. Adapun partai sekuler adalah partai yang<span> </span>dipimpin<span>
</span>oleh<span> </span>tokoh-tokoh<span> </span>yang<span>
</span>memandang<span> </span>partai<span> </span>secara<span>
</span>pragmatis<span> </span>sebagai<span> </span>alat pembentuk<span> </span>bulat<span>
</span>lonjongnya<span> </span>negeri<span> </span>ini,<span>
</span>dan<span> </span>bertujuan<span> </span>kepada<span>
</span>negara<span> </span>sekuler<span> </span>yang<span>
</span>makmur, bahagia,<span> </span>dan<span> </span>sejahtera.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn5">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/KP%202013/MENINJAU%20PETA%20KEKUATAN%20CAGUB%20DAN%20CAWAGUB%20JAWA%20TENGAH.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Chaidar, <span> </span>Al,<span>
</span>1419,<i><span><span> </span>Pemilu<span>
</span>1999:<span> </span>Pertarungan<span> </span>Ideologis<span>
</span>Partai<span> </span>Partai<span> </span>Islam<span>
</span>versus<span> </span>Partai </span></i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-bidi-font-weight: bold;">Sekuler,</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">
Darul Falah, Jakarta.</span> </div>
</div>
<div id="ftn6">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/KP%202013/MENINJAU%20PETA%20KEKUATAN%20CAGUB%20DAN%20CAWAGUB%20JAWA%20TENGAH.docx#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Dr. Imam Yahya. 2010. <i>Gagasan fiqh Partai
Politik dalam Khazanah Klasik. </i>Semarang : Walisongo Press</div>
</div>
</div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-84948551048635585142013-05-12T17:51:00.001-07:002013-05-12T17:51:14.970-07:00Mahasiswa UNDIP “Menolak Lupa” atas Pelanggaran HAM di Indonesia<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagai negara yang berdaulat dan
menganut sistem demokrasi yang kuat, Indonesia nampaknya belum mampu
merepresentasikan kedaulatan hukum yang dimilikinya. Masih banyak bentuk
tindakan “anarkisme” terselubung yang menjadi kecacatan sejarah tanpa ada
tindakan tegas pemerintah Indonesia. Lembaga pemerintahan sejatinya mampu
mengganti rugi segala bentuk kerugian masyarakat yang menjadi korban
ketidakadilan, <i>namun pemerintah tak akan
pernah mampu mengganti sakit hati rakyat yang ditinggalkan kerabat dan
saudaranya saat mereka menuntut keadilan.</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pada hari Selasa 11
September 2012, Universitas Diponegoro kedatangan seorang tamu yang mengaku
dirinya sebagai revolusioner bagi rakyat, pembina partai Gerakan Indonesia Raya
(GERINDRA), Prabowo Subianto. Seorang purnawirawan TNI dgn pangkat Letnan
Jenderal bintang 3 tersemat dipundaknya, yang merupakan aktor utama dalam lakon
kecacatan negeri atas pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Tengok saja,
kasus lepasnya Timor- Timur (Timtim) dari pelukan NKRI, yang pada saat itu
operasi militer dikomandani oleh Prabowo Subianto. Ada berapa ribu nyawa yang
harus melayang atas keberingasan TNI saat itu, yang sejatinya mendapat perintah
dari atasannya. Kita pun sadar, bahwasanya Prabowo Subianto merupakan aktor
dari lakon Orde Baru yang menghakimi rakyat Indonesia atas penjajahan
terselubung oleh bangsa sendiri, atau ketidakadilan yang menciptakan tirani
atas harkat dan martabat bangsa, dan kali ini, Prabowo Subianto tampil pada era
reformasi untuk mencoba mengobati penyakit rakyat dengan kemantapan dirinya
akan mencalonkan dirinya pada Pilpres 2014 nanti? Apakah ia lupa atas isak
tangis para ibu dari setiap aktivis yang harus kehilangan nyawa pada perjuangan
penegakan reformasi tahun 1998? Atau penculikan setiap aktivis yang akan
mencoba menentang pemerintahan Orde Baru saat itu? Ataukah ia lupa atas tragedi
Trisakti yang mengakibatkan hilangnya nyawa mahasiswa saat mereka berusaha
melepaskan tirani negerinya? Itu adalah kecacatan sejarah yang memberangus
sakralnya Pancasila sebagai landasan negara. Apakah mungkin, kita akan menerima
obat dari seseorang yang juga menciptakan penyakitnya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Oleh karena itu, kami mahasiswa
UNDIP, <b>“ Menolak Lupa atas segala bentuk
Pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia”. </b>Sembuhkanlah penyakit dan sakit
hati rakyat Indonesia sebelum mendapat restu memimpin negeri ini. Hormati dan
hargai hukum yang telah disepakati bersama, selesaikan segala urusan atas
pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia, serta adili Prabowo Subianto sbg
aktor pelanggaran HAM dengan tegas! Salam cinta atas nama perjuangan, Salam
perjuangan atas nama Cinta..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Hidup MAHASISWA!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Koordinator Lapangan : Joni
Firmansyah<o:p></o:p></span></div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-35607966456185974192012-11-11T18:42:00.004-08:002012-11-11T18:42:45.310-08:00Solidaritas Pemuda : Perbedaan Ideologi Mahasiswa sebagai Tonggak Solidaritas Pemuda<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Belum
hilang dari ingatan kita sisa- sisa momentum “Sumpah Pemuda” yang tahun ini
genap berusia 84 tahun. Momentum bersejarah tersebut merupakan cikal bakal
lahirnya gerilya pemuda dalam menciptakan sebuah pembaharuan bagi negeri. Daya
kreasi serta daya juang yang dimiliki pemuda, seyogyanya harus terus
ter-upgrade dengan matang dan signifikan sesuai dengan kebutuhan negara saat
ini. Namun sayang, ditengah riuh gembiranya kita mengenang Sumpah Pemuda, masih
ada sekelumit pemuda yang mendikotomikan dirinya kedalam kelompok- kelompok
tertentu yang sejatinya sangat mereka agungkan. Dengan sadar, mereka
mengelompokkan diri mereka, kepentingan serta visi yang mereka cita- citakan.
Kedalam sebuah wadah yang seringkali disebut dengan golongan ideologis. Sebagai
kaum cendekiawan, berideologi adalah sebuah keharusan. Menentukan sikap dalam
menghadapi permasalahan adalah sebuah kewajiban, dan menentukan pilihan,
merupakan sebuah hak mutlak yang dimiliki manusia. Namun, apakah kita pantas,
mempertanyakan ideologi yang ada sehingga menimbulkan perpecahan serta
perbedaan pandangan diantara kita?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebagai
generasi saat ini, kita harus berkaca terhadap generasi 1928 yang berhasil
mempersatukan segalam macam perbedaan diantara mereka untuk satu tujuan. Dengan
gilang- gemilang, mereka mampu menomorduakan segala bentuk ideologi, visi
golongan, anti hipokritisme dan perbedaan- perbedaan lainnya. Tujuannya hanya
satu, yaitu menjadikan Indonesia sebagai negara yang solid dan berkarakter.
Solidaritas yang mereka bangun, mencerminkan bahwasanya mereka memiliki jiwa
besar untuk berani menerima segala bentuk perbedaan. Mereka mau dan mengerti
akan indahnya kebersamaan, serta mereka mau berkorban demi tegaknya Indonesia
yang cemerlang. Mari kita renungkan sejenak akan makna dan arti lahirnya Sumpah
Pemuda. Keberagaman visi dan ketidaksamaan obsesi menjadi unik dan cantiknya
lahirnya cerita ditahun 1928. Mereka tak mengenal satu sama lain, namun mereka
sangat mengenal tanah dimana mereka berpijak, mereka tak peduli budaya satu
dengan yang lain, karena justru dengan adanya ketidaktahuan itu, hati mereka
tergelitik untuk selalu menjaga solidaritas dan menghormati kemajemukan dan
mutikulturalism Indonesia. Mereka tak kenal tanah yang menjadi tumpah darah
mereka, selain INDONESIA, tak mengenal bangsa yang lain, selain INDONESIA, dan
selalu menjunjung bahasa persatuan, yaitu bahasa INDONESIA. Sumpah dan ikrar
ini, telah diakui jauh sebelum proklamasi dicetuskan!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selanjutnya,
mari kita sedikit melihat dan berkaca dengan generasi kita saat ini. Dalam
kurun waktu<span> </span>14 tahun setelah reformasi,
Indonesia belum mampu mencetak generasi baru yang brilian bagi bangsanya
lantaran pemudanya tak satu mimpi dan tak satu visi. Kita bisa meninjau, atas
apa yang terjadi di sekeliling kita, contohnya saja lingkungan kampus
Universitas Diponegoro. Sebagai golongan yang mengaku dirinya aktivis,
seringkali adanya pertentangan atas dasar ideologi dan gerakan mereka yang
berbeda. Ada aktivis yang mengakui dirinya sebagai kaum Nasionalis, ada pula
yang Pancasilais, bahkan ada juga yang menganut mazhab Islamisme dan
Sosilalisme serta Liberalisme. Sesungguhnya paham dan ideologi tak ada yang
salah. Mereka (ideologi) lahir karena keterbutuhan penganutnya dan menjadi
paham yang agung bagi mereka. Liberalisme lahir atas dasar kenaifan despotiknya
gereja yang berlebihan sehingga mencetuskan semangat perjuangan bagi masyarakat
eropa saat itu, tujuannya satu, yaitu <i>freedom.</i>
Begitu pula dengan sosialisme, yang lahir atas dasar keinginan untuk setara dan
diperlakukan adil bagi kaum- kaum proletar yang membanting tulang demi hidup
mereka, tapi justru dikhianati oleh kaum- kaum borjuis. Adapun mereka yang
menganut pancasilais adalah golongan yang cinta mati terhadap Indonesia. Lain
halnya dengan Islamisme, aliran semitisme adalah cikal bakal berdirimya
ideologi keagamaan. Paham ini pernah Berjaya selama 17 abad dibawah sistem
khilafah dengan khalifah- khalifah yang luar biasa. Ini menandakan, bahwa paham
maupun ideologi yang ada saat ini, adalah sebuah representasi kejadian yang
agung dan luar biasa sehingga mereka dapat bertahan serta berdiri hingga saat
ini. Lantas, sebagai mahasiswa, sebagai pemuda yang menjadi kaum- kaum elite
dalam masyarakat, mengapa harus membuang energi untuk mendikotomikan diri
dengan yang lainnya. Mengapa menjadikan sebuah solidaritas sebagai kata yang
aneh untuk dilakoni ataupun diterapkan? Inilah bentuk ironi sesungguhnya bagi
Indonesia. Disaat mahasiswa saat ini menghujat generasi tua yang sebaiknya
masuk keranjang sampah, justru mereka pun berpijak diatas kebohongan dan
kenaifan diri sendiri!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jikalau
ada pepatah bijak yang menyatakan “<i>Lebih
baik menyalakan sebatang lilin, daripada mengutuk seribu kegelapan”.</i> Adalah
pernyataan melankolis yang sejatinya dapat dikatakan benar. Dalam momentum
sumpah pemuda ini, dalam euphoria dinamika kehidupan Indonesia saat ini,
marilah kita sebagai pemuda untuk memperkukuh silaturrahmi dan solidaritas
diantara kita untuk menciptakan generasi terbaik dalam catatan sejarah
Indonesia. Kita layaknya Achilles dengan pasukan Myrmidon yang memiliki potensi
yang luar biasa, disegani sepanjang sejarah yunani, ditakuti oleh ksatria troya
hingga raja- raja Sparta, walaupun ajal telah menjemput mereka sekalipun. Maka
dari itu, generasi pemuda era ini, harus tampil melebihi generasi di era
manapun. Semakin kuatnya kita, maka semakin deras aral yang melintang.
Sehingga, hanya sebuah kesatuan yang kokoh yan dapat menyelamatkan serta
mengayomi kita untuk mampu berbuat lebih bagi Indonesia, yaitu Solidaritas!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Salam
Cinta atas nama perjuangan, salam perjuangan atas nama Cinta. Hidup Mahasiswa!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-14676399568984612362012-11-11T18:40:00.004-08:002012-11-11T18:40:57.191-08:00Meninjau Kebijakan Pemerintah dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) terhadap Masyarakat Miskin<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Salah
satu bentuk kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengentaskan
kemiskinan ialah dengan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada rakyat
miskin di Indonesia. Dalam fenomena ini, pemerintah mengucurkan dana tunai/
dana langsung yang diterima oleh masyarakat melalui aparatur pemerintahan yang
sebelumnya telah melakukan survey terkait penduduk mana saja yang berhak
menerima dana tersebut. Kebijakan ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan
ekonomi bagi masyarakat kecil dan menengah untuk meningkatkan taraf hidup
mereka, mengingat masih banyaknya penduduk yang dikategorikan miskin di
Indonesia. <i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Secara
historis, kebijakan pemerintah terkait dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT)
tersebut diakibatkan semakin bertambahnya jumlah masyarakat miskin di
Indonesia, walaupun sebenarnya jumlah penduduk miskin pada orde baru menunjukkan
penurunan di setiap tahun. Pada tahun 1976 jumlah penduduk miskin mencapai 54,2
juta (40,08%) , pada tahun 1987 menurun menjadi 30 juta (17,42%), pada tahun
2006 sebelum krisis tinggal 22,5 juta (11,3%), namun setelah krisis ekonomi
sampai pertengahan tahun 1998 jumlah penduduk miskin mencapai 79,8 juta
(BPS,1998). Jumlah penduduk miskin sebenarnya menunjukkan penurunan pada tahun
2003-2005, namun pemerintah menaikkan harga BBM secara berlebihan (sekitar
100%) pada bulan oktober 2005 sehingga berdampak pada meningkatnya jumlah
penduduk miskin di Indonesia. Tercatat jumlah penduduk miskin pada bulan maret
2006 melonjak menjadi 39,05 juta, padahal pada bulan februari hanya sebesar
35,1 juta jiwa, dan saat ini, </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2012 mencapai 29,13
juta orang (11,96 persen), berkurang 0,89 juta orang (0,53 persen) dibandingkan
dengan penduduk miskin pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang (12,49
persen).<a href="file:///C:/Users/compaq/Documents/Salah%20satu%20bentuk%20kebijakan%20yang%20dilakukan%20oleh%20pemerintah%20dalam%20mengentaskan%20kemiskinan%20ialah%20dengan%20memberikan%20Bantuan%20Langsung%20Tunai.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0in 31.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penyebab
kemiskinan di Indonesia sangat beragam, dimulai dari pendidikan yang rendah,
etos kerja yang kurang, hingga budaya konsumerisme yang tinggi serta korupsi
yang tumbuh subur. Itulah mengapa pemerintah memberikan dana BLT sebagai
“perangsang” perekonomian masyarakat. Namun, imbas dari kebijakan ini justru
menciptakan budaya malas bagi masyarakat itu sendiri. Rakyat, pada akhirnya
menjadikan BLT sebagai harapan untuk memenuhi kebutuhan dan hajat hidup mereka.
Akibatnya, bukan sebuah peningkatan ekonomi yang terjadi, namun justru etos
kerja masyarakat yang semakin menurun. Kebijakan ini ternyata semakin
mempersubur budaya korupsi di daerah. Hal ini tercermin dalam pengalokasian
dana BLT yang diberikan kepada masyarakat. Ada sebuah stigma, bahwa proses
kolusi terjadi dalam pengaplikasian kebijakan ini. Misalnya, penduduk yang
mendapatkan bantuan ini memiliki hubungan kekerabatan dengan aparatur yang
berwenang, walaupun penduduk tersebut tidak tergolong miskin. Ini diperkuat
dengan tidak adanya standarisasi yang diberikan pemerintah terkait kriteria apa
saja yang ditetapkan sebagai penduduk miskin. Walaupun pemerintah telah
menetapkan penduduk miskin ialah mereka yang menurut Badan Pusat Statistik
(BPS) <span> </span>mendefinisikan garis kemiskinan
dari <i>“besarnya rupiah yang dibelanjakan
untuk memenuhi kebutuhan komsumsi setara dengan 2.100 kalori per kapita per
hari ditambah kebutuhan pokok lainnya seperti sandang pangan, perumahan,
kesehatan.”</i> <span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><a href="file:///C:/Users/compaq/Documents/Salah%20satu%20bentuk%20kebijakan%20yang%20dilakukan%20oleh%20pemerintah%20dalam%20mengentaskan%20kemiskinan%20ialah%20dengan%20memberikan%20Bantuan%20Langsung%20Tunai.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title="">[2]</a></span></span><a href="file:///C:/Users/compaq/Documents/Salah%20satu%20bentuk%20kebijakan%20yang%20dilakukan%20oleh%20pemerintah%20dalam%20mengentaskan%20kemiskinan%20ialah%20dengan%20memberikan%20Bantuan%20Langsung%20Tunai.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><!--[endif]--></a></span></span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0in 31.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><br /></span></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0in 31.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebijakan
penanggulangan kemiskinan melalui BLT, secara umum masih terdapat banyak
kelemahan. Setidaknya ada empat kelemahan dalam penerapan kebijakan BLT yang
telah dilaksanakan oleh pemerintah. <b><i>Pertama</i>,</b> kebijakan BLT
dilaksanakan secara seragam (general) tanpa melihat konteks sosial, ekonomi,
dan budaya disetiap wilayah (komunitas). <b><i>Kedua</i>,</b> definisi
dan pengukuran kemiskinan lebih banyak di pengaruhi pihak luar (<i>externally
imposed</i>) dan memakai parameter yang terlalu ekonomis. Implikasinya adalah
konsep penanganan kemiskinan mengalami bias sasaran dari hakikat kemiskinan itu
sendiri. <b><i>Ketiga</i>,</b> penanganan program pengentasan kemiskinan
mengalami birokratisasi yang dalam, sehingga banyak yang gagal akibat belitan
prosedur yang terlampau panjang. <b><i>Keempat</i></b>, kebijakan
penanganan kemiskinan sering ditumpangi oleh kepentingan politik yang amat
kental sehingga tidak mempunyai muatan atau makna dalam penguatan perekonomian
masyarakat miskin.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0in 31.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebijakan
BLT nyatanya belum cocok mengatasi permasalahan ini, sehingga kebijakan itu
tidak berhasil karena program yang dirancang dalam pengentasan kemiskinan tidak
sesuai dengan kebutuhan yag diperlukan masyarakat miskin.<o:p></o:p></span></div>
<div>
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///C:/Users/compaq/Documents/Salah%20satu%20bentuk%20kebijakan%20yang%20dilakukan%20oleh%20pemerintah%20dalam%20mengentaskan%20kemiskinan%20ialah%20dengan%20memberikan%20Bantuan%20Langsung%20Tunai.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <a href="http://www.bps.go.id/?news=940"><span style="text-decoration: none;">http://www.bps.go.id/?news=940</span></a></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///C:/Users/compaq/Documents/Salah%20satu%20bentuk%20kebijakan%20yang%20dilakukan%20oleh%20pemerintah%20dalam%20mengentaskan%20kemiskinan%20ialah%20dengan%20memberikan%20Bantuan%20Langsung%20Tunai.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <a href="http://crackbone.wordpress.com/penyebab-kegagalan-kebijakan-dan-program-pengentasan-kemiskinan-di-indonesia/"><span style="text-decoration: none;">http://crackbone.wordpress.com/penyebab-kegagalan-kebijakan-dan-program-pengentasan-kemiskinan-di-indonesia/</span></a></div>
</div>
</div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-23532422727741763702012-10-28T00:50:00.000-07:002012-10-28T00:50:00.331-07:00Mahasiswa Dalam Kedunguan Idealisme*<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px;">Oleh
: Joni Firmansyah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dinamika
dalam pergerakan, sangat identik dengan kontribusi mahasiswa. Sebagai kaum-
kaum cendekiawan, mahasiswa adalah dinamo atas berjalannya mesin kehidupan. Tak
bisa disangkal, bahwasanya mahasiswa adalah rotor penggerak baling- baling
kapal negeri ini, yang sejatinya selalu dicerca dan dipertanyakan oleh
masyarakat letak kecerdasannya saat mereka menuntut perubahan. Pada dasarnya,
tak ada yang salah dengan mahasiswa. Kehidupan mahasiswa tak jauh berbeda
dengan masyarakat pada umumnya. Mereka makan, berkembang, bersosialisasi,
hingga ada yang berkembang biak, dan itu sudah bukan barang baru bagi lingkungan
Indonesia saat ini. Hanya saja, akhir- akhir ini kita sering mendengar dan
melihat pemberitaan di media, bahwasanya mahasiswa telah berubah dari ahli
retoris menjadi teroris, ahli orasi menjadi minus substansi, hingga <i>role player</i> mereka yang harusnya
menyerang, kini balik diserang. Apa yang salah dengan mereka?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jawabannya
sederhana, tak perlu repot- repot memeras otak untuk menemukan solusi dan
pemecahannya. Tengok saja di media, baik cetak maupun elektronik, telah banyak
kasus dan peristiwa yang menggambarkan pola dan tingkah laku mahasiswa. Ada
yang bakar diri didepan istana negara, agar aspirasinya didengar, ada pula yang
orasi dijalanan. Lantas, apakah tindakan itu salah? Tidak. Hanya saja
masyarakat kita yang tak cukup cerdas dalam memahaminya. Kita, sebagai
mahasiswa, memiliki fungsi istimewa melebihi lembaga legislatif dan eksekutif
di negeri ini, tak ada satu kekuatan pun yang sanggup meredam pergerakan
mahasiswa, apalagi memberangusnya. Disaat hegemoni kekuatan itu telah diresapi
dan dipahami, justru banyak mahasiswa yang me-revival-kan dirinya. Mereka
mengklasifikasikan dan mendikotomikan dirinya menjadi bagian- bagian kecil
golongan, lantaran tak satu visi dan tak satu solusi. Mereka menggunakan alasan
klasik, yaitu perbedaan ideologi, sebagai faktor pembeda diantara keduanya.
Akibatnya, banyak mahasiswa yang hanya mampu ber-masturbasi secara gerakannya.
Artinya, satu golongan yang bergerak, yang lainnya mengklaim bahwa itu adalah
usaha bersama. Terlebih lagi, yang lebih menyedihkan, gerakan mahasiswa saat
ini menjadi autis, gagap politik, dan antipati terhadap lingkungan dan keadaan rekan
sejawatnya sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Negeri
ini mengajarkan kita, bahwa mahasiswa memiliki andil sejarah yang sangat
romantis. Dahulu profesi mahasiswa adalah sebuah kebanggaan yang sangat elegan
untuk disandang. Seluruh revolusi dan rekonstruksi Indonesia, selalu diwarnai
dengan aksi mahasiswa. Lalu mengapa saat demonstrasi mahasiswa justru dianggap
ekstrimis? Bahkan dianggap sebagai kaum anarkis? Sesungguhnya, kata anarkis
bukan hal yang salah. Anarkisme adalah paham yang lahir akibat penindasan
berlebihan dari penguasa yang mengakibatkan timbulnya perlawanan, yaitu
menuntut kebebasan. Jikalau saat ini ada mahasiswa yang dengan terang-terangan
mengklaim dirinya sebagai kaum anarkisme, wajar- wajar saja. Namun, jikalau
dalam aksi mereka, ada peryataan yang menentang pemerintah, itu tidak termasuk
anarkisme, tapi justru kepada bentuk vandalism, yang sejatinya merupakan
gerakan- gerakan proletarian yang <i>soft</i>
dan tidak ekstrem. Inilah yang menjadi pembeda antara gerakan mahasiswa tempo
dulu, yang memiliki satu visi dan satu komando, dengan gerakan mahasiswa saat
ini yang terjebak pada ketololan yang berlarut- larut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mahasiswa Generasi Retorika<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berbeda
zaman, berbeda pula eksistensi pelaku sejarahnya. Jikalau pada era 1965 dan
1998, para aktivis mahasiswa tampil karena panggilan nurani, lain halnya dengan
dinamisasi idealism mahasiswa yang mengaku aktivis saat ini. Aktivis saat ini
ialah mereka yang hobinya narsis, senang berretoris dan merasa sok laris.
Mahasiswa seperti ini menjadikan organisasi sebagai tujuan utama, meyakini
bahwa apa yang mereka lakukan demi kepentingan rakyat, sehingga mereka terbawa
suasana “perjuangan” kampus guna kepentingan rakyat, hingga menunda kelulusan
mereka agar lebih memudahkan alur mereka dalam mengurus rakyat, padahal dengan
menunda kelulusannya, artinya ia lebih banyak menghabiskan uang orang tuanya,
yang notabenenya adalah rakyat juga.<a href="file:///F:/its%20me/Print%20DSN/Mahasiswa%20Dalam%20Propaganda%20Kedunguan%20Idealisme.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>Ada
juga generasi aktivis “media”, mereka ialah mahasiswa <i>teks book</i>, mahasiswa teoritis yang lebih suka berkutat dengan
teori- teori gampangan dan murahan tanpa adanya kongklusi realistis. Mahasiswa
ini jarang berkoar dijalanan, jarang pula ikut aksi tapi lebih senang diskusi
dan update status di FB dan Twitter. Mahasiswa ini lebih senang berkoar didunia
maya, lebih menyukai diskusi satu arah, namun ketika dipertanyakan integritas
serta pemahaman asumsi faktualnya, mereka hanya bungkam serta diam, tanpa ada
pembelaan berarti. Selanjutnya ialah mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah
pulang), yang tak peduli mau ada aksi, tak peduli dekan dan pejabat kampus
korupsi, yang terpenting absen mereka penuh terisi, maka aman dan usailah
sudah. Kemudian adalah tipe penjilat, yaitu segelintir mahasiswa yang <i>no background, no perception </i>dan beraksi
melawan kaum ideologis. Pergerakan mereka sama layaknya kaum-kaum <i>Sophies</i> pada masa Socrates, yang merasa
dirinya sebagai golongan paling cerdas, anti perubahan atau biasa yang disebut
sebagai pragmatis-apatisasi gerakan. Mahasiswa dalam porsi ini, hanya bisa
mempertanyakan, tanpa ada solusi ataupun jalan keluar perubahan. Hanya bisa
mengkritik, tanpa ada paradigma teori yang jelas. Alur yang dibangun nampaknya
membentuk gerakan <i>revival,</i> yaitu
gerakan penyucian diri, dengan etnosentris dan primordialis yang menjadi dasar
gerakan. Mereka selalu bersifat antipati dan berkeinginan memotong alur
gerakan, bersifat oppurtunistik, pengecut dan bertopeng. Mengklaim dirinya
sebagai aktor, nyatanya sebagai “tikus-tikus kantor” yang hanya bisa
menggerogoti dan memutarbalikkan fakta serta asumsi yang ada. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Itulah
sekilas mengenai kondisi gerakan mahasiswa saat ini. Segala sesuatu berawal
dari idelisme, namun idealism bukanlah segala-galanya. Disaat naluri dan
insting berkata benar, maka seyogyanya kitapun harus mengakui, bahwa kebenaran
tetaplah kebenaran, dan idealism hanyalah sikap untuk mengkooptasi kesemuan
dari setiap kebenaran yang ada. Andai saja mahasiswa sekarang dapat memaknai
apa yang disampaikan Gie, “Kita memang berbeda dalam segala, kecuali dalam
cinta”, saya meyakini bahwasanya generasi kita adalah generasi terbaik sepanjang
sejarah, bukan generasi retorika yang minus substansi dan solusi, apalagi
generasi yang justru dibodohi oleh idealismenya sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Salam
cinta atas nama perjuangan, salam perjuangan atas nama cinta. Hidup Mahasiswa!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">*Disusun
sebagai persyaratan untuk mengikuti “Diponegoro School of Nation” 2012<o:p></o:p></span></div>
<div>
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///F:/its%20me/Print%20DSN/Mahasiswa%20Dalam%20Propaganda%20Kedunguan%20Idealisme.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Joni Firmansyah dalam “Membangun Sinergisitas Mahasiswa, Kini dan Nanti”
www.jonifirmansyahfull.blogspot.com</div>
</div>
</div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-71805562908777994342012-10-28T00:39:00.001-07:002012-10-28T00:39:11.375-07:00Sumpah Pemuda : Generasi Disiplin, Generasi Pemimpin, Generasi BISA (Berani, Inisiatif, Solutif Aspiratif)<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Percepatan
pemikiran adalah suatu bentuk perlawanan terhadap tirani waktu. Tergerusnya
pemikiran, adalah sebuah kekalahan mutlak atas kelemahan melawan tirani yang
menyelimuti dinamisnya esensi untuk berpikir. Waktu, adalah pembunuh nomor satu
yang mendaulat dirinya memiliki kedigdayaan yang tak bisa ditentang. Ia ibarat
halimun yang tak dapat disentuh, apalagi untuk dibantai atas kesombongannya.
Waktu pulalah yang dengan tegas menantang pemikiran. Apakah dengan pemikiran
sebagai anugerah istimewa yang di anugerahkan Tuhan kepada manusia sebagai
pembeda dari makhluk yang lainnya, dapat berjibaku bersaing dengan derasnya
waktu. Ia sama sekali tak peduli dengan etnik liberalism sebagai karya agung
kebebasan, ataupun esensi socialism sebagai pionir kesetaraan. Baginya, itu
adalah kesemuan gerilyawan yang sejatinya tunduk pada hasrat, bukan padanya. Waktu
jualah yang melahirkan generasi otoritarianisme bagi zamannya. Generasi itu
pula yang mewarnai segala bentuk percepatan- percepatan pemikiran untuk
menciptakan sejarah bagi generasi mereka selanjutnya. Hal ini semata- mata
dilakukan oleh mereka untuk membuktikan, bahwasanya tak ada yang dapat
menentang dinamisnya pemikiran, tak ada yang dapat melawan derasnya pergerakan,
dan tak ada yang mampu menawan eksentriknya ide dalam binkai perjuangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perbedaan
ide dan pandangan, bukan sebuah hal baru bagi mereka yang paham pentingnya
membangun gerakan. Mereka yang mengaku beridealis, selalu dipenuhi dengan
perasaan kalut, apakah tinta emas yang sudah mereka lukiskan dalam sejarah
negeri ini, dapat diteruskan, atau paling tidak dapat dihargai oleh generasi
selanjutnya. Hal ini telah dibuktikan oleh generasi- generasi republik ini.
Mereka dengan gagah mengikrarkan sebuah janji suci nan monumental pada tanggal
28 Oktober 1928, sebagai bentuk representasi nasionalisme atas kemajemukan
bangsa Indonesia. Dokumen tertulis yang mereka buat merupakan hasil pemikiran
dan rasa <i>sense of belonging</i> yang kuat
atas cinta mereka kepada Indonesia. Kesatuan visi inilah yang sejatinya
mengikat silaturrahim yang hakiki diantara mereka, walaupun sejatinya mereka
terlahir tak sama, tak serupa, tidak satu tanah, bahasa, apalagi budaya.
Kemajemukan inilah yang mewarnai generasi 1928 sebagai generasi pencetus
semangat kepemudaan. Padahal, saat itu mereka tak mengenal pancasila sebagai
landasan negara, tak mengenal UUD sebagai tujuan negara, dan tak pernah
membayangkan jikalau negeri dimana mereka berpijak saat itu akan menjadi
permata bagi dunia, atau janji suci yang mereka ikrarkan akan menjadi peletup
semangat gerilya para pemuda. Tidak sama sekali. Itulah semangat patriotis
sejati, yang mereka tuangkan dalam <i>ceremonial
“Putusan Kongres Pemuda”, </i>namun oleh <i>leader</i>
saat itu seringkali menyebutnya sebagai Sumpah Pemuda, dan istilah itulah yang
membekas dalam ingatan kita saat ini, mengingat penambahan kata itu sebagai
sebuah bentuk kesakralan sumpah, yang merekatkan persatuan atas bangsa yang
baru berdiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jikalau
hari ini, kita acapkali melihat dan merasakan, bahwasanya semangat pemuda telah
lesu dan pupus, sejatinya hal itu adalah bentuk kekalahan mereka terhadap
tiraninya waktu. Mereka (pemuda) hanya bisa tunduk tanpa berani mendongak
lantaran dibuai nikmatnya zaman yang menggelora, melirik siapa saja yang
terlena, dan akhirnya ikut terjerumus dalam nista nestapa. Waktulah yang
mengatur mereka untuk diam, berkhayal dalam angan, bermimpi tanpa alasan yang
pasti. Mungkinkah kita yang berada saat ini lupa, bahwasanya kita mengenal kata
MERDEKA, karena sebelumnya kita telah merasakan yang namanya SENGSARA. Lantas,
apa yang harus dilakukan? Mari kita renungkan sejenak akan makna dan arti
lahirnya Sumpah Pemuda. Keberagaman visi dan ketidaksamaan obsesi menjadi unik
dan cantiknya lahirnya cerita ditahun 1928. Mereka tak mengenal satu sama lain,
namun mereka sangat mengenal tanah dimana mereka berpijak, mereka tak peduli
budaya satu dengan yang lain, karena justru dengan adanya ketidaktahuan itu,
hati mereka tergelitik untuk selalu menjaga solidaritas dan menghormati
kemajemukan dan mutikulturalism Indonesia. Mereka tak kenal tanah yang menjadi
tumpah darah mereka, selain INDONESIA, tak mengenal bangsa yang lain, selain
INDONESIA, dan selalu menjunjung bahasa persatuan, yaitu bahasa INDONESIA.
Sumpah dan ikrar ini, telah diakuin jauh sebelum proklamasi dicetuskan!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Oleh
karena itu, sebagai generasi modern yang penuh peluang untuk berdinamika, <i>do what can you do, for your Country.</i>
Marilah kita tampil sebagai generasi yang BISA (Berani, Inisiatif, Solutif dan
Aspiratif) dalam mewarnai eloknya sejarah saat ini. Berani melawan tirani
penguasa, Inisiatif dalam bertindak, berkarya, untuk berderap dan melaju,
Solutif terhadap permasalahan bangsa serta Aspiratif menanggapi keluhan kaum
proletar sebagai akuisisi kemanusiaan. Ayo kita selaraskan langkah gerak kita
untuk menjadi pribadi tendensius akan indahnya pergerakan. Kita maktubkan arah
gerak kita sesuai 3 landasan dari janji suci nan monumental generasi 1928
tersebut. Tak perlu lagi kita menekuni landasan ke-empat, yang seringkali
menjadi pilar penghadang untuk merdeka, yaitu mengakui dan cinta mati terhadap
golongan. Bangunlah ikatan bersama Indonesia yang terikat dalam ikatan darah,
karena sesungguhnya itu adalah bentuk perlawanan yang paling hakiki, yaitu
melawan tiraninya waktu!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“<i>Demi Masa. Sungguh manusia berada dalam
kerugian, kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta
saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran” (QS.
Al-‘Ashr 1-3)<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Salam
cinta atas nama perjuangan, salam perjuangan atas nama Cinta!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hidup
Mahasiswa! Hidup Pemuda Indonesia!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">JONI
FIRMANSYAH<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kadiv
Kastrat KAMMI Komisariat Fisip Undip<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kadiv
PAGER Kemensospol BEM KM Undip<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kadiv
LITBANG HMJ Ilmu Pemerintahan UNDIP<o:p></o:p></span></div>
Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-21935826123594477362012-08-08T23:56:00.004-07:002012-08-08T23:56:51.843-07:00Pemenuhan Empat Hak Anak sebagai Esensi Aktualisasi Fungsi Mahasiswa*<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;">”Peran Mahasiswa Sebagai Pembentuk Potensi Anak Bangsa” </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mahasiswa
sebagai <i>agent of change and agent of
modernization</i> merupakan kaum- kaum cendekiawan yang memiliki akses tidak
terbatas dalam mengaktualisasikan sebuah imajinasi untuk menciptakan perubahan.
Sudah bukan hal yang baru lagi, apabila setiap perubahan yang terjadi di negeri
ini selalu di prakarsai oleh mahasiswa, sebut saja peristiwa Sumpah Pemuda
1928, revolusi Indonesia 1965 serta pergantian rezim Indonesia 1998. Dari
keseluruhan “agenda” mahasiswa tersebut, ada beberapa poin penting yang
nampaknya sedikit terlupakan, atau sengaja dilupakan mahasiswa karena adanya
asumsi bahwa hal tersebut dapat dipengaruhi oleh masa ataupun zaman. Poin
penting tersebut ialah bagaimana mahasiswa dapat melanjutkan regenerasi
“keperkasaannya” agar tak hilang ditelan peradaban, agar tak patah arang
ditelan masa, yaitu dengan cara membentuk karakter baru kepada generasi yang
baru dengan memanfaatkan potensi generasi dibawah mereka. Kita semua tentunya
sadar dan <i>mafhum,</i> bahwasanya
pergerakan mahasiswa saat ini sangatlah jauh berbeda dengan pergerakan para
pendahulu mereka. Peran mahasiswa saat ini, hanya berkutat pada tataran
praktis, yang dibumbuhi dengan animo egoistic, tanpa menghiraukan keadaan
disekitarnya. Padahal, salah satu <i>The
Founding Fathers of Indonesia</i>, Bung Hatta, pernah berpesan, “ Pemimpin yang
baik, ialah pemimpin yang dapat mencari gantinya, dan generasi yang hebat,
ialah generasi yang mampu memaksimalkan generasi selanjutnya”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berbicara
mengenai potensi anak bangsa, maka kita dituntut untuk mampu terlebih dahulu
memenuhi hak mereka. Sesuai dengan ketetapan Dewan Anak Indonesia tahun 2012,
bahwa setiap anak, wajib memiliki atau mendapatkan empat haknya, yaitu hak
hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan hak partisipasi. Manakala
keempat hak tersebut tak terpenuhi, maka potensi anak tersebut tak dapat
dimaksimalkan, serta tak dapat didayagunakan. Anak sebagai generasi pembaharu
bangsa ini adalah bibit- bibit manusia berkualitas yang nantinya akan
menggantikan seluruh aspek dan sendi kehidupan bernegara dan menciptakan produk
hukum yang berpengaruh terhadap dimensi kehidupan masyarakat. Apabila sejak
dini anak- anak tersebut tak dibina dengan baik, maka bekal yang mereka miliki
akan sangat minim dan tak <i>qualifield.</i>
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa, tidak hanya mampu untuk orasi aksi dan
turun ke jalan. Menggugat kebijakan pemerintah adalah hal yang gampang, namun
menciptakan calon pemerintah itulah yang tak mudah, tapi disitulah letak esensi
dari peran mahasiswa sesungguhnya. Mahasiswa dapat memaksimalkan jaringan dan
akses yang ia miliki untuk membentuk potensi anak bangsa, misalnya dengan
pendampingan anak- anak pada saat menghadapi ulangan dan UAS, advokasi anak-
anak jalanan, serta mengadakan berbagai macam pelatihan untuk membentuk <i>soft skill </i>anak- anak tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Itulah
hakikat peran mahasiswa sesungguhnya, dimana hegemoni kepemimpinan negara
berada ditangan mereka. Ibarat negara itu terdiri dari pilar- pilar, maka anak-
anak adalah pilar dasar (<i>basic), </i>mahasiswa
sebagai pilar penegak (<i>middle)</i>, dan
orang tua sebagai payung perlindungannya (<i>top
action).</i> Apabila sejak dini mereka tak dibina, maka keberlanjutan pemahaman
mereka untuk ke tahap selanjutnya akan tak berimbang, lantaran pembinaan tak
dilakukan dari awal. Inilah esensi yang seharusnya dipahami oleh setiap elemen
mahasiswa, dimana peran mereka tidak hanya berkutat pada <i>decision maker,</i> namun justru kepada orientasi pembantukan karakter
anak bangsa dengan memenuhi setiap hak yang wajib dimiliki oleh setiap anak
Indonesia, agar terciptanya kehidupan rakyat Indonesia yang berdaulat, adil dan
makmur, serta dapat mampu menciptakan generasi emas Indonesia dalam peradaban
dunia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">*Disusun
untuk mengikuti Lomba Mini Essay HIMPS Universitas Diponegoro dalam rangka Hari
Anak Nasional 2012.<o:p></o:p></span></i></div>Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-39348403299092559842012-06-01T22:47:00.001-07:002012-06-01T22:49:11.792-07:00MEMORANDUM OF UNDERSTANDING<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(NOTA KESEPAHAMAN)</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjva8oy1oaXi9POO9nQlooNUZL1pIWxvfk60ojaldgo1qkjAnCa3Fjv1XS8kfu7741S0WIn07uAQWg5kUxeHsfbWW2AyKNe0kqVgQ84QygbeuMlFgB8BTQorpn6Ec0UWDb8oUkzttzBlDw/s1600/554748_418471481527148_1708112761_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjva8oy1oaXi9POO9nQlooNUZL1pIWxvfk60ojaldgo1qkjAnCa3Fjv1XS8kfu7741S0WIn07uAQWg5kUxeHsfbWW2AyKNe0kqVgQ84QygbeuMlFgB8BTQorpn6Ec0UWDb8oUkzttzBlDw/s200/554748_418471481527148_1708112761_n.jpg" width="200" /></a></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada
hari ini Jumat, tanggal 1 bulan Juni tahun 2012 bertempat di Kampus Universitas
Diponegoro Tembalang, PARA PIHAK yang bertanda-tangan di bawah ini :<o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Prof.
Soedarto P Hadi, MES.,Ph.D</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, selaku Rektor
Universitas Diponegoro, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Universitas
Diponegoro, yang berkedudukan di Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang,
Semarang, untuk selanjutnya disebut sebagai <b>PIHAK PERTAMA</b>. <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Reza
Auliarahman Bhaktinagara, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">selaku Koordinator Aksi
Mahasiswa Tolak Kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Mahasiswa Universitas Diponegoro, yang
berkedudukan di Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang untuk
selanjutnya disebut sebagai <b>PIHAK KEDUA</b>.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Maka
dengan ini, kedua pihak menyatakan :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">UNDIP
menolak untuk menerapkan Uang Kuliah Tunggal (UKT)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Meningkatkan
mutu infrastruktur dan fasilitas kampus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Adanya
pengawasan dan transparansi terhadap alokasi dana kemahasiswaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jaminan
kepada seluruh mahasiswa Undip yang tidak mampu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Demikian
Memorandum of Understanding/Nota Kesepahaman ini dibuat rangkap 2 (dua),
disepakati dan ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam keadaan sadar, sehat
jasmani dan rohani, tanpa ada tekanan, pengaruh, paksaan dari pihak manapun,
dengan bermaterai cukup, dan berlaku sejak ditanda-tangani.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> PIHAK
PERTAMA, PIHAK
KEDUA</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
Prof. Soedarto P Hadi, MES.,Ph.D
Reza Auliarahman Bhaktinagara<o:p></o:p></span></div>Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-17667739336846574072012-06-01T22:45:00.001-07:002012-06-01T22:45:49.811-07:00Mahasiswa UNDIP Menolak Sistem Uang Kuliah Tunggal<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi45ACqLzBr31gjniJyZ4gxMnn5ZmYQvSlUmrPZ6_AB0RKutu3GX8Jn6uDkW03-mXmdhqpL8EPAmOCV5M5YKkXu75MDoB4m7-7GRh_bgZhRlRsiiC19kAUn_tWXPv5RV_TlALqFAA3gDq8/s1600/179177_418471324860497_372689330_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi45ACqLzBr31gjniJyZ4gxMnn5ZmYQvSlUmrPZ6_AB0RKutu3GX8Jn6uDkW03-mXmdhqpL8EPAmOCV5M5YKkXu75MDoB4m7-7GRh_bgZhRlRsiiC19kAUn_tWXPv5RV_TlALqFAA3gDq8/s200/179177_418471324860497_372689330_n.jpg" width="176" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Perkembangan ekonomi
nasional Indonesia saat ini menuntut masyarakat untuk berperan aktif agar mampu
untuk menyesuaikan diri dengan berbagai kebijakan yang diterapkan. Belum lepas
di benak kita akan isu kenaikan BBM yang tidak pro rakyat, kini masyarakat
kembali diguncang mengenai adanya isu Tarif Tunggal dalam sektor pendidikan
yang memberatkan masyarakat, khususnya mahasiswa. Dengan adanya penerapan tarif
tunggal, akan muncul sebuah dinamika yang tak berimbang dimana pemerintah hanya
memihak masyarakat dengan ekonomi mapan tanpa memperdulikan rakyat miskin.
Kebijakan ini juga akan membentuk stratifikasi sosial antara si kaya dengan si
miskin yang ditinjau dari sisi finansialnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tarif tunggal atau Uang
Kuliah Tunggal (UKT) adalah sistem pembayaran seluruh komponen biaya pendidikan
yang dibagi secara merata ke tiap semester, dengan asumsi waktu kuliah 8
semester. Dengan artian, UKT tidak mengenal sumbangan SPI, SPMP, PRKP atau
biaya wisuda. Seluruh biaya (sumbangan) akan dijumlahkan, kemudian dibagi
merata ke 8 semester. Sistem UKT akan diberlakukan mulai dari mahasiswa baru
angkatan 2012 sesuai Surat Edaran Dirjen Dikti nomor 488/E/T/2012 tanggal 21
Maret 2012. Tahun ini, kemungkinan besar Undip akan melaksanakan sistem UKT.
Hal ini dipertegas dari pernyataan rektor Undip di beberapa media massa. Namun,
pelaksanaan sistem UKT terkesan terburu- buru tanpa adanya sosialisasi yang
masiv terlebih dahulu. Hingga saat ini, belum ada tarif resmi yang dirilis oleh
Undip. Akibatnya waktu pembayaran bagi calon mahasiswa baru yang diterima di
jalur SNMPTN undangan berubah dan tak sesuai jadwal. Lantas, apakah Undip sudah
siap menjalankan sistem UKT?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Penolakan ini didasari
atas beberapa hal, yaitu :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Akan terjadi peningkatan biaya kuliah khususnya
bagi mereka yang masuk lewat jalur SNMPTN karena standarisasi biaya yang
digunakan berada diatas biaya SNMPTN.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Proses penyusunan anggaran akan
tertutup, dan berpotensi terjadi mark- up dan praktik korupsi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sosialisasi tentang sistem UKT masih
sangat minim.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Akan muncul kesenjangan sosial antara
mahasiswa yang kaya dengan mahasiswa yang miskin serta muncul ketimpangan
ekonomi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Oleh sebab itu, <b>MAHASISWA UNDIP MENOLAK KEBIJAKAN DIKTI
TENTANG SISTEM UANG KULIAH TUNGGAL DAN MENUNTUT PENGELOLA UNIVERSITAS
DIPONEGORO UNTUK :<o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Memberikan pendidikan berkualitas
yang bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menjamin dan membantu seluruh
mahasiswa yang kurang mampu di Universitas Diponegoro<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Transparansi anggaran dan biaya
tarif kuliah<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Peningkatan mutu dan fasilitas
kampus.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoFooter" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hidup
Mahasiswa..<o:p></o:p></span></b></div>
<br />Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-70578246033391539892012-05-28T18:21:00.000-07:002012-05-28T18:23:00.479-07:00Peran Pemerintah sebagai Manajer Dalam Pemulihan Suatu Organisasi Pasca Konflik<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; font-weight: bold;"><b><span style="font-size: 18pt;"><o:p> </o:p></span></b></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;">
</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-size: 12pt; font-weight: bold; line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Studi Kasus : Peran Pemerintah Kota
Bima NTB sebagai Manajer Pasca Penyelesaian Konflik Tambang<o:p></o:p></span></b></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><br /></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><br /></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">BAB I<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.1.</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
Latar Belakang<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Manajemen
adalah suatu proses interaksi sosio- teknik yang terjadi dalam organisasi
formal dengan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi yang ditentukan melalui
penggunaan sumber- sumber orang lain (Burgess, 1998). Berbagai pendapat dari
beberapa ahli administrasi dikemukakan dalam mengidentifikasi fungsi-fungsi
manajemen yang pada intinya adalah perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan dan pengawasan.<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Manaj%20Network/Tugas%20Manajemen%20Networking.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Stoner (1985)
menyampaikan bahwa sebaiknya seorang pengelola (manajer) mendorong anggota
organisasinya untuk melaksanakan melalui :<br />
1. Membuat kebijakan yang jelas yang mendorong perilaku etika<br />
2. Tanggung jawab kedisiplinan<br />
3. Menyebarluaskan kode etik melalui teknik belajar yang aktif<br />
4. Mendorong staf untuk menambah pengetahuannya mengikuti kursus-kursus
manajemen pada sekolah-sekolah atau yang mengadakan kursus tentang legal dan
etik profesi/ organisasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jadi
pada dasarnya seorang manager harus memegang teguh nilai-nilai serta standar
etika pada setiap perilakunya yang mana hal ini akan mempengaruhi mutu
pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya, oleh sebab itu sebaiknya selain kode
etik untuk manager pada umumnya, juga kode etik bagi pengelola (administrator)
perlu diadakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam
proses pelaksanaannya, tak ada suatu perencanaan yang berjalan dengan mulus
tanpa hambatan. Tentunya pasti ada hal- hal yang mengganjal ataupun yang
menghalangi suksesnya suatu pola manajemen. Misalnya saja dalam manajemen
birokrasi pemerintahan yang terjadi di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Dalam
suatu kebijakan yang diterapkannya, ada pertentangan yang terjadi dalam
dinamika masyarakat tersebut. Pada tahun 2011 yang lalu, masyarakat menuntut
adanya perevisian kembali terkait KK (Kontrak Karya) pertambangan salah satu
perusahaan asing karena dinilai merugikan masyarakat. Pemerintah, dituding
melakukan penyimpangan dikarenakan menyetujui kontrak tersebut secara sepihak.
Apabila ditinjau dari sisi manajemennya, tentunya ini menimbulkan suatu
problematika atas tatanan sistem yang telah dibangun oleh pemerintah.
Akibatnya, muncul suatu ketimpangan sosial dalam masyarakat dan terjadinya
disintegrasi sosial. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu sistem manajemen yang
sistematis dan kondusif dalam mengelola dan mengantisipasi segala kemungkinan
yang terjadi agar proses manajemen, yang meliputi planning, organizing,
actuating, and controlling dapat terealisasi dengan kongkrit dan dirasakan
manfaatnya, artinya proses input, hingga proses output dapat berjalan dengan
lancar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.1. Rumusan Masalah<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a.
Peran Manager dalam memulihkan suatu organisasi pasca terjadinya suatu masalah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b.
hambatan-hambatan yang dihadapi manajer dalam organisasi<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.1. Peran Manager dalam memulihkan
suatu organisasi pasca terjadinya suatu masalah <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peranan
manajer dalam suatu organisasi itu sangatlah penting karena keberadaan manajer
yaitu menjadi palang pintu atau menjadi salah satu ujung tombak dari
keberhasilan dalam berorganisasi. Salah satu tugas atau peran manajer yaitu
harus bisa mengelola konflik dalam organisasi yang dipimpinnya sehingga setiap
konflik itu bisa diselesaikan dengan baik dan tidak ada yang merasa dirugikan.<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Manaj%20Network/Tugas%20Manajemen%20Networking.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></a>
Selanjutnya, dalam memahami peran manager dalam mengelola konflik, ada beberapa
tipe dan jenis konflik yang harus dimengerti terlebih dahulu. Menurut Rahman
Faisal, konflik itu ada beberapa ciri, yaitu : <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut
Baden Eunson (Conflict Management, 2007,diadaptasi), terdapat beragam jenis konflik:<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Manaj%20Network/Tugas%20Manajemen%20Networking.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a) <b>Konflik
vertikal</b> yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen
puncak dan manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia
dan subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya
secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi,
manajemen kompensasi dan karir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b) <b>Konflik
Horisontal, </b>yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada
tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah
tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi
penggunaan sumberdaya, dan pemasaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c) <b>Konflik
di antara staf lini, </b>yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki
tugas berbeda. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d) <b>Konflik
peran </b>berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dikerjakan
oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antarkaryawan karena tidak lengkapnya
uraian pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang manajer, dan
sistem koordinasi yang tidak jelas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam
upaya penanganan konflik sangat penting dilakukan, hal ini disebabkan karena
setiap jenis perubahan dalam suatu organisasi cenderung mendatangkan konflik.
Perubahan institusional yang terjadi, baik direncanakan atau tidak, tidak hanya
berdampak pada perubahan struktur dan personalia, tetapi juga berdampak pada
terciptanya hubungan pribadi dan organisasional yang berpotensi menimbulkan
konflik. Di samping itu, jika konflik tidak ditangani secara baik dan tuntas,
maka akan mengganggu keseimbangan sumberdaya, dan menegangkan hubungan antara
orang-orang yang terlibat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untuk
itulah diperlukan upaya untuk mengelola masalah secara serius oleh seorang
manager agar keberlangsungan suatu organisasi tidak terganggu. Stoner
mengemukakan tiga cara dalam pengelolaan masalah, yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Merangsang
konflik di dalam unit atau organisasi yang prestasi kerjanya rendah karena
tingkat konflik yang terlalu kecil<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Meredakan
atau menumpas konflik jika tingkatnya terlalu tinggi atau kontra-produktif<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selanjutnya,
manakala telah terjadi konflik, peran manager sangat dibutuhkan dalam mengelola
masalah agar eksistensi organisasi dapat bertahan. Menurut </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Robert_L._Katz&action=edit&redlink=1" title="Robert L. Katz (halaman belum tersedia)"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; text-decoration: none;">Robert L. Katz</span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"> pada tahun </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1970-an" title="1970-an"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; text-decoration: none;">1970-an</span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"> mengemukakan
bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga
keterampilan tersebut adalah:<o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keterampilan konseptual (conceptional skill)</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.
Pada saat terjadi konflik dalam organisasi, manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki
keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan baru demi
kemajuan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi" title="Organisasi"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;">organisasi</span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Gagasan
atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu
rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses
penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya
disebut sebagai proses
perencanaan atau planning.
Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga merupakan keterampilan
untuk membuat rencana kerja
yang baru bagi organisasi.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keterampilan berhubungan dengan
orang lain (humanity skill)</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang
lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang
persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang
dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan
akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap
terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada
tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah. Kemampuan ini pula untuk
memotivasi para bawahan agar lebih giat dalam membangun sistem organisasi
yang baru agar lebih eksis kedepannya. <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keterampilan teknis (technical skill)</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat
yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk
menjalankan suatu pekerjaan tertentu. <o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selain
itu, untuk membangun kembali organisasi ataupun birokrasi yang telah goyah,
seorang manager harus kembali mensinergiskan <i>partnership</i> yang menjadi rekan kerja organisasi tersebut dalam
bergerak. Hal ini tentunya akan mempercepat kembali berjalannya organisasi
karena ada relasi yang membantu organisasi tersebut. <i>Networking</i> atau jaringan, merupakan hal utama dan pertama dalam
menciptakan sinergisitas lembaga, artinya eksistensi dan kualitas lembaga
tergantung sejauh mana relasi yang dimiliki, peran dan anddil relasi, serta
kepemimpinan yang bersifat good leader dari seorang manajemen. Sehingga,
manakala organisasi tersebut mengalami ketimpangan dan mengharuskan untuk
berbenah, ada pihak- pihak yang membantu dan menghidupkan organisasi yang
timpang tadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.2. Hambatan-hambatan yang
dihadapi manajer dalam organisasi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Salah
satu hambatan terbesar seorang manager dalam organisasi ialah perubahan.
Organisasi yang pada dasarnya bersifat dinamis dan berwawasan terbuka, tentunya
akan memberikan peluang bagi seluruh elemen untuk menyampaikan sesuatu, agar
didengar maupun sebagai bentuk partisipasi. Misalnya saja dalam study kasus
Kota Bima di NTB tadi, ada semacam isu yang bergulir (dalam hal ini mengenai
pertambangan) yang menjadi <i>brainstorming </i>masyarakat.
Sehingga, masyarakat yang merasa perlu berpartisipasi, mengusulkan berbagai
usulan kebijakan yang ternyata merubah tatanan sistem yang telah dibangun oleh
kepala daerah (dalam hal ini disebut manager).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada
dasarnya, perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika
perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat
memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang
mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial
sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian
secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Industri" title="Industri"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;">industri</span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.
Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi
nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya.
Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam</span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_sosial" title="Organisasi sosial"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;">organisasi</span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> formal </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan" title="Perusahaan"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;">perusahaan</span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.
Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang
pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu
yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri.
Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat
kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya
penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan
kehidupan masyarakat yang telah ada.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam
mengelola organisasi yang baru saja ditimpa masalah ataupun konflik, terkadang
muncul perbedaan persepsi dari anggota organisasi dalam proses membangun
kembali jejaring organisasi yang telah rusak. Pandangan- pandangan ini
diklasifikasikan sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pandangan Tradisional (The
Traditional View)</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Pandangan ini menyatakan bahwa semua
konflik itu buruk. Konflik dilihat sebagai sesuatu yang negatif, merugikan dan
harus dihindari. Untuk memperkuat konotasi negatif ini, konflik disinonimkan
dengan istilah violence, destruction, dan irrationality.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pandangan Hubungan Manusia (The
Human Relations View)</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Pandangan ini berargumen bahwa konflik
merupakan peristiwa yang wajar terjadi dalam semua kelompok dan organisasi.
Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena itu keberadaan
konflik harus diterima dan dirasionalisasikan sedemikian rupa sehingga
bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pandangan Interaksionis (The
Interactionist View)</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Pandangan ini cenderung mendorong
terjadinya konflik, atas dasar suatu asumsi bahwa kelompok yang kooperatif,
tenang, damai, dan serasi, cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif,
dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut aliran pemikiran ini, konflik
perlu dipertahankan pada tingkat minimun secara berkelanjutan, sehingga
kelompok tetap bersemangat (viable), kritis-diri (self-critical), dan kreatif.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Atas
tiga pandangan inilah, manajer terkadang menemui hambatan dalam mensinergikan kembali
organisasi yang diamanahkan padanya. Oleh karena itu, manager harus memiliki
skill dan kemampuan dalam mensinergikan perannya terlebih dahulu. </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Henry_Mintzberg" title="Henry Mintzberg"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;">Henry Mintzberg</span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,
seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang
dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh
peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Manaj%20Network/Tugas%20Manajemen%20Networking.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[4]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peran
antar pribadi : Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang
bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk
anak buah, pemimpin, dan penghubung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peran
informasional ; Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi,
serta peran sebagai juru bicara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peran
pengambilan keputusan : Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai
seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan
memperhatikan peran- peran tadi, manager akan lebih mudah mengorganisir
organisasinya dengan baik, ditambah lagi dengan kemampuan untuk mendefinisikan
masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan yang lebih
utama lainnya ialah membuat keputusan yang merupakan modal paling utama bagi
seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Menurut Griffin<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Manaj%20Network/Tugas%20Manajemen%20Networking.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[5]</span></span></span></a>, dalam
membuat keputusan, ada tiga langkah yang dapat ditempuh. Pertama, seorang
manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat
diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap
alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik.
Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih
serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">BAB III<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.1. Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peran manajer dalam mengelola
organisasi pasca konflik dalam dinamika organisasi itu sangat penting, diantaranya:<o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo5; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Manajer sebagai mediator atau
pengarah dalam memecahkan masalah<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo5; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Manajer sebagai motivator terhadap
organisasinya<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo5; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Manajer mempunyai peran penting
dalam pengambil keputusan yang akan diikuti oleh bawahannya.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo5; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Manajer harus mengedepankan
musyawarah untuk mufakat dalam mensinergiskan organisasi atau lembaga yang
dipimpinnya.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selain
itu seorang manajer juga diharapkan bisa menjadi teman sekaligus sebagai orang
tua dalam organisasi, serta dapat membangun kembali <i>networking </i>atau jaringan yang berfungsi sebagai rekanan dalam
mensinergiskan kembali organisasi manakala mengalami ketimpangan, sehingga
dengan keadaan seperti itu perkembangan organisasi bisa diciptakan dengan baik
dan dapat mewujudkan apa yang menjadi visi dan misi dalam organisasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.2. Saran<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Manager
sebagai pucuk pimpinan dalam organisasi, haruslah mampu membangun motivasi bagi
bawahannya ketika organisasi mengalami kemunduran. Selain itu, seorang manager
haruslah dapat berbenah diri dan mencari solusi terbaik bagi organisasinya
pasca organisasi tersebut mengalami kemunduran, agar dinamisasi organisasi
dapat segera pulih dan kembali seperti biasanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Rahman
Faisal dalam Peran Manajer Dalam Mengelola Konflik Organisasi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Griffin,
R. 2006. <i>Business, 8th Edition</i>. NJ: Prentice Hall.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peran
manajer from: </span><a href="http://www.wikipedia.org/"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;">www.wikipedia.org</span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tugas
dan wewenang manajer from: </span><a href="http://www.google.com/"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;">www.google.com</span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="color: black;"><a href="http://faisal14.wordpress.com/2010/02/01/peran-manajer-dalam-mengelola-konflik-organisasi/"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;">http://faisal14.wordpress.com/2010/02/01/peran-manajer-dalam-mengelola-konflik-organisasi/</span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">, diunduh pada
hari kamis, 12 april 2012 pukul 23.12 WIB<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="color: black;"><a href="http://iamsofreak.multiply.com/journal/item/1/Tugas_dan_Fungsi_Seorang_Manajer?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;">http://iamsofreak.multiply.com/journal/item/1/Tugas_dan_Fungsi_Seorang_Manajer?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem</span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">, diunduh pada
hari kamis, 12 april 2012 pukul 23.12 WIB<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://dwiherawanners.blogspot.com/2009/04/peran-dan-fungsi-manajer.html"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">http://dwiherawanners.blogspot.com/2009/04/peran-dan-fungsi-manajer.html</span></span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">, diunduh pada
hari kamis, 12 april 2012 pukul 23.12 WIB<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<br />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Manaj%20Network/Tugas%20Manajemen%20Networking.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></a> <a href="http://dwiherawanners.blogspot.com/2009/04/peran-dan-fungsi-manajer.html"><span style="text-decoration: none;">http://dwiherawanners.blogspot.com/2009/04/peran-dan-fungsi-manajer.html</span></a></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Manaj%20Network/Tugas%20Manajemen%20Networking.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></a>
Rahman Faisal dalam Peran Manajer Dalam Mengelola Konflik Organisasi</div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Manaj%20Network/Tugas%20Manajemen%20Networking.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></a> <a href="http://faisal14.wordpress.com/2010/02/01/peran-manajer-dalam-mengelola-konflik-organisasi/"><span style="text-decoration: none;">http://faisal14.wordpress.com/2010/02/01/peran-manajer-dalam-mengelola-konflik-organisasi/</span></a></div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Manaj%20Network/Tugas%20Manajemen%20Networking.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[4]</span></span></span></a> <a href="http://faisal14.wordpress.com/2010/02/01/peran-manajer-dalam-mengelola-konflik-organisasi/"><span style="text-decoration: none;">http://faisal14.wordpress.com/2010/02/01/peran-manajer-dalam-mengelola-konflik-organisasi/</span></a></div>
</div>
<div id="ftn5">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Manaj%20Network/Tugas%20Manajemen%20Networking.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[5]</span></span></span></a> Griffin,
R. 2006. <i>Business, 8th Edition</i>. NJ: Prentice Hall.</div>
</div>
</div>Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-56809122237969259322012-05-28T18:16:00.001-07:002012-05-28T18:16:16.100-07:00Fungsi DPRD Dalam Akuntabilitas Anggaran Publik<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZul8PAzZ1jY6LTNnpzKebtgxKDCuH_PjW9qMUekNHK5e6ikGBP3SCXfnERFGBqVB8HDIT7P_SF2QnXa5BF8z8jw2Pcr5UyWOo_7deqv-_AWN1PMM6oJS2phTam5w8oCkn4Yvwt7u9MRw/s1600/DPR-RI+.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZul8PAzZ1jY6LTNnpzKebtgxKDCuH_PjW9qMUekNHK5e6ikGBP3SCXfnERFGBqVB8HDIT7P_SF2QnXa5BF8z8jw2Pcr5UyWOo_7deqv-_AWN1PMM6oJS2phTam5w8oCkn4Yvwt7u9MRw/s1600/DPR-RI+.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif;">
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Disusun oleh :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"> Joni
Firmansyah</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">NIM. 1401</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">0110110065<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Salah satu permasalahan yang paling krusial dalam tugas dan fungsi
lembaga DPRD ialah terkait permasalahan keuangan. Bagi setiap daerah, masalah
ini telah menjadi sebuah isu yang menarik karena menyangkut hajat hidup
masyarakat daerah tersebut. Sesuai peran dan fungsinya, DPRD memiliki </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 11pt; line-height: 115%;">tiga fungsi, yang terdiri atas fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan. Hal ini telah termaktub dalam Undang-Indang Dasar 1945 pasal 20 A,
dan salah satu fungsi yang sangat sensitif, yang selalu menjadi <i>debatable </i>berkepanjangan ialah fungsi
DPRD dalam perancangan dana APBD. Hal ini dianggap sangat sensitif karena ini
menyangkut eksistensi suatu organisasi pemerintahan, maupun lembaga masyarakat
dalam menjalankan program kerja serta fungsi- fungsi lainnya.. Hal inilah yang
kemudian membuat peraturan daerah terkait fungsi DPRD dalam hal anggaran
menjadi sangat banyak, beragam dan bermacam-macam. Sebelum menjadi Perda,
keseluruhan Perda yang masih menjadi Raperda, tentunya selalu terkontrol oleh
pemerintah pusat karena walaupun sistem otonomi daerah yang diberlakukan, namun
selalu ada garis koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintaha Daerah.
Merujuk pada </span><span lang="FO" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 11pt; line-height: 115%;">SE. Mendagri 903/2004/SJ Th 2005</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 11pt; line-height: 115%;"> ada 4 bagian
belanja daerah meliputi belanja aparatur, belanja publik, belanja bagi hasil
dan bantuan keuangan serta belanja tidak tersangka. Sedangkan belanja daerah
yang dianggarkan di satuan kerja perangkat daerah berdasarkan SE Mendagri 903 /
2429 / SJ Th 2005 meliputi belanja pegawai / personalia, belanja barang dan
jasa,<span> </span>belanja perjalanan dinas, belanja
pemeliharaan, belanja modal, belanja DPRD, belanja kepala daerah dan wakil
kepala daerah, serta<span> </span>belanja kegiatan
penelitian dan pengembangan. Akan tetapi, secara realitas pemerintahan daerah
saat ini sama sekali belum mampu menerapkan landasan transparansi sebagai wujud
<i>Good Governance</i> bagi kesejahteraan masyarakat. Ketiadaan transparansi
anggaran ini mengakibatkan wujud sistem anggaran pemerintahan daerah saat ini
masih berkiblat pada paradigma lama dimana DPRD berada pada posisi puncak dalam
sistem pengelolaan anggaran sehingga tak adanya jalan bagi masyarakat untuk
mengaksesnya.Oleh karena itu, sudah saatnya pola seperti itu diubah dimana
kekuasaan DPRD tidak berada di puncak dan fokus utama</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> ialah ada pendekatan kepentingan dan hak serta pendekatan kekuasaan. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 11pt; line-height: 115%;">Oleh karena itu,
ekspektasi pola yang diharapkan ialah model prismatik, di mana ada 6 unit yang
terkait dalam masalah keuangan daerah, yakni eksekutif, legislatif, yudikatif,
tokoh agama, tokoh masyarakat, serta tokoh lokal. Ini semata- mata untuk
menciptakan <i>final destination</i> dimana seluruh elemen dalam masyarakat
ikut serta menentukan nasib mereka, ikut mengontrol eksistensi lembaga mereka,
yang pada akhirnya ini menjadi pijakan awal dalam menciptakan Indonesia yang
transparansi dan bebas dari korupsi.</span></span><br />Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-80563479811731239502012-05-28T18:06:00.002-07:002012-05-28T18:10:38.498-07:00Analisis Psikologi Kebijakan Pemerintah<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><br /></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; font-weight: bold;"><b><span style="font-size: 18pt;"><o:p> </o:p></span></b></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 200%;">
<b style="font-size: 12pt; font-weight: bold;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Studi Kasus : Analisa Dampak Psikologi Pemerintah dan Masyarakat Terkait
Kebijakan Pemerintah Menaikkan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM ) 2012</span></b></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;"><br /></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b style="background-color: black;"><span style="color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Disusun Oleh : <o:p></o:p></span></b></div>
<b><span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;">
</span></b><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b><span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><br /></span></b></div>
<b><span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 115%;">Joni Firmansyah </span></span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbX7woKNrAZrSj2QXnDJMBV-iI_sVmYX1aDQ8vmUeVYVSeGxfgWUEo7xD8CzSt98u4t8EBiJTmke8_rHepm2rgBoa6u339mxqfNnSaAt-TORNef8KaMiw1Khix7Iu7RaE-W6ptXE6vcDk/s1600/bbm-batal-naik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><img border="0" height="186" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbX7woKNrAZrSj2QXnDJMBV-iI_sVmYX1aDQ8vmUeVYVSeGxfgWUEo7xD8CzSt98u4t8EBiJTmke8_rHepm2rgBoa6u339mxqfNnSaAt-TORNef8KaMiw1Khix7Iu7RaE-W6ptXE6vcDk/s200/bbm-batal-naik.jpg" width="200" /></span></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;"><br /></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">BAB I<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.1.</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Latar
Belakang<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Menurut buku “ Subsidi BBM buat (si) Apa?” yang
diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menaikkan harga
bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah pasti mengundang protes. Ini adalah
kebijakan yang sangat tidak popular. Banyak orang menilai, keputusan itu tidak
berpihak pada rakyat banyak atau kaum papa. Jika mungkin, tentu Pemerintah
menghindari kebijakan yang tidak menyenangkan banyak orang ini. Namun, pada
suatu kondisi tertentu seperti saat ini, mau tak mau pemerintah terpaksa
mengambil langkah yang tidak popular demi kepentingan yang lebih besar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Bahan
bakar minyak (BBM) adalah sumber daya utama dalam pengelolaan negara. BBM telah
menjadi kebutuhan premier yang tak dapat ditawar- tawar dalam kebutuhan suatu
negara. Dalam pelaksanaan kebutuhan tersebut, negara nampaknya tak dapat
menempatkan posisinya bagi masyarakat. Negara, yang pada dasarnya dikelola oleh
pemerintah, diklaim tak lagi memihak rakyat lantaran menaikkan harga Bahan
Bakar Minyak sesuai keputusan sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat yang
tercantum dalam pasal 7 ayat 6 (6a), yang pada intinya akan menaikkan harga BBM
6 bulan semenjak putusan ini ditetapkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Melihat
fenomena ini, ada semacam kekhawatiran dan keputusasaan pemerintah dalam
menempatkan dirinya sebagai instrumen negara yang mengatur hajat hidup orang
banyak. Menaikkan harga Bahan Bakar Minyak memang suatu keputusan yang sangat
controversial. Hal ini didukung dan di <i>back
up</i> oleh banyak versi. Diantaranya ialah versi ekonomi, yang dianggap oleh
tak memihak rakyat, versi politik yang menjadikan fenomena BBM sebagai panggung
pencitraan partai politik, maupun versi- versi lainnya yang dianggap tak pro
terhadap rakyat. Melihat situasi yang demikian, pemerintah hanya memberikan
suatu solusi, yaitu memberikan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)
sebagai pengganti upah dari subsidi BBM yang dinaikkan, dari Rp. 4.500/ liter,
menjadi Rp. 6000/ liter. Adapun jumlah BLSM yang diberikab kepada rakyat oleh
pemerintah ialah sebesar Rp. 150.000/ bulan untuk setiap kepala keluarga. Dari
kebijakan ini, muncul lagi suatu animo baru bagi masyarakat yang dianggap
sebagai bentuk penjajahan tersdelubung bagi rakyat. Menurut ketua umum Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarno Putri, dalam
statementnya yang penulis tangkap pada suatu diskusi public di salah satu media
televisi swasta, TVone,<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></a>
menyatakan bahwa BLSM adalah bentuk pembodohan serta bentuk pemanjaan kepada
rakyat. Masyarakat sepertinya dididik untuk tidak menjadi masyarakat yang
tangguh, yang selalu bergantung kepada pemerintah, penumbuhan mental cengeng
dan tak berani berjuang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Melihat
banyak yang menentang, dilematisasi muncul kembali dalam tubuh birokrat kita.
Pemerintah nampaknya semakin “galau” untuk menetapkan kebijakan yang pada kala
itu akan ditetapkan pada tanggal 1 April 2012. Pemerintah tak mampu menetapkan
kebijakan ini lantaran mendapat <i>pressure</i>
ddari berbagai kalangan, terutama aktivis mahasiswa yang turun kejalan dan
sebagian diantaranya bertindak anarkis. Secara psikologis, pemerintah dibuat
bingung oleh kebijakan yang dicetuskannya sendiri, namun secara realistis,
masyarakat butuh kebijakan yang nyata, yang pro kerakyatan, bukan tipu daya
untuk memperkaya pribadi ataupun golongan tertentu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.2.</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Rumusan
Masalah<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">a.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Efek
psikologi bagi masyarakat atas kebijakan menaikkan harga BBM.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">b.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Efek
psikologi Partai Politik dalam menentukan sikap terhadap kebijakan menaikkan
harga BBM.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">c.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Solusi
yang ditawarkan dari fenomena kenaikan BBM.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">BAB II<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.1. Efek Psikologi Masyarakat
dalam Kebijakan Menaikkan Harga BBM<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dalam
mata kuliah Partisipasi Politik, penulis mendapatkan ada semacam teori yang
sedikit dapat menjelaskan mengenai cara dan corak masyarakat dalam menentukan
pilihan maupun sikap dalam memilih peran atas kebijakkan pemerintah menaikkan
hrga BBM. Teori ini bernama <i>Social-Psichological
Model (Michigan Model), </i>yaitu suatu teori yang menjelaskan bahwa masyarakat
akan dapat memilih dan memberikan perhatian karena ada kesamaan psikologis,
adanya aspek psikologis yang satu serta ketergantungan terhadap lingkungan
sekitarnya. Dalam fenomena ini, kebijakan yang dicetuskan pemerintah nampaknya
tak memiliki kesinambungan yang cocok bagi situasi psikologis masyarakat
Indonesia saat ini. Banyaknya ketidaksamaan keadaan menjadikan rakyat tak siap
untuk menerima suatu perubahan yang dinilai cukup drastis tanpa ada pengetahuan
(sosialisasi) yang jelas sebelumnya dari pemerintah. Kesalahan yang terjadi
sejak dini inilah yang menjadikan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sendiri
ini akhirnya “termentahkan” karena situasi psikologis masyarakat yang tak siap.
Ini diperkuat atas fenomena harga yang dianggap tak sepadan dan tak sejalan
dengan kondisi rakyat. Dalam buku “Subsidi BBM buat (si)Apa?”, yang diterbitkan
oleh Kementrian ESDM Indonesia, harga jual Premium dan solar saat ini yaitu Rp.
4500 per liter, jauh lebih rendah dari harga pokoknya. Pemerintah, dalam hal
ini, nampaknya sedikit gelisah, karena pemerintah harus menambal kekurangan itu
dengan mengambil uang (subsidi) dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Harga minyak dunia dan konsumsi dalam negeri semakin melonjak mengakibatkan
subsidi untuk premium dan solar menjadi semakin besar. Dalam menghitung APBN
2012, Pemerintah dan DPR menyepakati harga minyak mentah sebesar US$ 90 per
barel sebagai patokan. Kenyataannya, selalam Februari 2012, rata- rata harga
minyak mentah sudah US$ 122, 17 per
barel, akibatnya subsidi untuk solar ddan premium sepanjang 2012 diperkirakan
akan melonjak ddari Rp. 123,6 triliun menjadi Rp.191,1 triliun. Jika harga
minyak dunia naik terus, subsidi akan menggelembung diluar kemampuan anggaran
negara. Lantas, pemerintah harus bagaimana? Ya sudah pasti akan menaikkan harga
jual Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semula Rp. 4.500 menjadi Rp. 6.000/ liter
nya. Selanjutnya, apakah kebijakan ini dapat diterima oleh rakyat disaat
pemasukan mereka pun terbatas? Inilah dilematisasi yang terjadi di awal tahun
2012 ini, dimana terjadi pertentangan antara kebijakan sosial yang tak sejalan
dengan psikologis masyarakatnya.<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Selanjutnya,
aspek psikologis masyarakat semakin kuat dalam menolak kebijakan ini disaat
pengaruh kenaikkan BBM ini sedikit memberikan dampak deskriminasi golongan
dalam masyarakat. Deskriminasi ini terlihat dikala pemerintah menaikkan harga
yang tak dapat dijangkau oleh kaum masyarakat kecil menengah kebawah. Hal ini
dipandang sebagai suatu bentuk deskriminasi lantaran pemerintah hanya mengikuti
harga minyak dunia yang notabenenya dikuasai pihak asing dan diaplikasikan
hanya bagi golongan atas. Artinya, kebijakan ini seyogyanya tak sejalan dengan
keadaan masyarakat secara nyata. Dalam suatu diskusi yang penulis ikuti pada
tanggal 27 maret 2012, bertempat di gedung A lantai 3 Fisip Undip, terkait
dengan isu kenaikan BBM yang diselenggarakan oleh Teknik Industri Undip
bekerjasama dengan Kementrian ESDM, membentuk suatu acara diskusi dengan tema
“Justifikasi Kenaikan Harga BBM”, menerangkan bahwa sekitar 30% minyak mentah
Indonesia diambil oleh pihak asing sebagai “upah” kilang minyak, 30% untuk
konsumsi negara, dan 40% nya sebagai bahan baku untuk dijual oleh negara.
Berdasarkan hal ini, negara nampaknya telah dijustifikasi langsung oleh pihak
asing tanpa sadar karena Indonesia masih terikat kontrak minyak dengan mereka. Dalam
konteks ini, Indonesia tak bisa ditempatkan secara “optimistic view”,
dikarenakan kebijakan akan kontrak BBM ini bersifat “<i>environmentalist ideology</i>”, dimana hal ini dianggap alamiah tanpa
adanya intervensi pemerintah.<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Hal
lainnya yang mengusik bagi masyarakat ialah penilaian bahwa, BBM<span class="apple-style-span"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial;"> merupakan bahan baku
bagi berbagai kegiatan, pengaruhnya akan mendorong kenaikan harga umum secara
kumulatif. Pengaruh ini akan terjadi melalui beberapa cara yang terjadi secara
langsung melalui kenaikan biaya transport. Pengaruhnya secara sangat sederhana
dapat dihitung dengan melihat besarnya proporsi biaya BBM dari total biaya
transport, karena biaya transport tidak seluruhnya terdiri dari biaya untuk
BBM. Kemudian, berapa proporsi biaya transport dari total ongkos produksi?</span></span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial;"> <span class="apple-style-span">Kalau andainya biaya
untuk BBM dianggap rata-rata 50 persen dari total biaya transport dan biaya
transport 30 persen dari total biaya produksi, maka pengaruh langsung terhadap
kenaikan harga pokok adalah = (0,50 x 0,30) x 0,30 % = 0,05 atau hanya 5
persen. Jurus kedua, melalui pengaruh psikologi. Pengaruh ini sulit dihitung,
karena bekerjanya tidak selalu bersifat objektif secara ekonomis, tetapi
melalui berbagai pengaruh yang bersifat subjektif. Orang boleh berasumsi,
tetapi sulit diperhitungkan secara objektif.</span><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[4]</span></span></span></a><span class="apple-style-span"> <o:p></o:p></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Itulah
beberapa analisis terkait dampak psikologi yang terjadi dalam masyarakat akibat
kesalahan pengambilan kebijakan bagi masyarakat. Ini tentunya menjadi keresahan
yang mengganggu kestabilitas negara serta animo masyarakat terhadap pemerintah.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.2. Efek Psikologi Partai Politik
dalam Menentukan Sikap Terhadap Kebijakan Menaikkan Harga BBM.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dalam
fenomena kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM, ada hal menarik yang
sangat mencolok dalam kubu lembaga legislatif Indonesia. Sebagai lembaga yang
menjadi <i>partner</i> pemerintah tersebut,
tentunya pengambilan keputusan akan kebijakan ini seyogyanya menjadi bahasan
mereka sebagai wakil rakyat. Sayangnya, para legislator dalam lembaga legislasi
saat ini justru mementingkan kepentingan partai yang diusungnya. Artinya,
keputusan partai yang menjadi acuan tanpa mengindahkan amanat rakyat, padahal
partai dianggap sebagai representasi golongan yang berjuang hanya untuk
kelompok. Ini sesuai dengan teori <i>rational
person </i>yang membahas untung rugi, dimana salah satu konsepnya ialah konsep
yang membahas mengenai konsep konsistensi kelompok acuan, yaitu seseorang akan
lebih cenderung mengikuti kelompok acuannya dalam pengambilan keputusannya.
Problematika inilah yang terjadi dalam tubuh legislatif kita saat menentukan
sikap terkait kebijakan ini. Bertajuk pada pemberitaan media bahwa Rancangan
Undang- Undang ini akan disahkan pada 1 April yang lalu, timbul pro- kontra
dalam tubuh lembaga legislasi. Seperti yang kita ketahui, ada 9 fraksi dalam DPR
Indonesia. Fraksi koalisi pemerintah terdiri dari 6 fraksi, yaitu Partai
Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Golongan Karya (GOLKAR),
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sementara
partai oposisi pemerintah, terdiri dari 3 partai yaitu Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA), dan Partai
Gerindra. Namun, pada saat muncul isu terkait kebijakan pemerintah yang
menaikkan harga BBM, ada partai- partai yang justru membelot dari koalisi yang
seharusnya mendukung kebijakan yang diambil pemerintah, sebut sdaja partai
tersebut adalah PKS. Partai ini, sejak awal telah menetapkan ikrar dengan
lantang bahwa fraksi mereka bertentangan dengan jalan yang diambil pemerintah.
Melihat situasi ini, nampaknya partai- partai Indonesia saat ini tengah dalam
rangka mempersiapkan dirinya guna menuju panggung politik akbar tahun 2014
nantinya. Dalam kajian Ilmu Politik, ini disebut Politik Pencitraan. Dalam
sebuah tulisan dari Ari Pradhanawati yang tertuang melalui pemikirannya yang
berjudul “Perilaku Pemilih di Era Politik Pencitraan dan Pemasaran Politik”,
Majalah FORUM Fisip UNDIP edisi Februari 2011 hal. 8, menyatakan bahwa politik
pencitraan <i>( imagologi politic), </i>merupakan
sebuah fenomena warisan dari Pemilu Legislatif (Pileg) 2004 dan Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden (Pilpres) 2004 yang diselenggarakan secara langsung, yang
lebih mengutamakan <i>popular votes</i>,
yaitu mengutamakan figur kandidat. Namun, pada dasarnya politik pencitraan juga
tidak terlepas dari pemasaran politik yang dilakukan parpol atau kandidat yang
lebih banyak dibangun dari iklan- iklan politik, dalam hal ini, melalui sikap
partai yang ingin terlihat pro terhadap rakyat. Sehingga, dari kasus ini, kita
dapat melihat dan menganalisa partai- partai yang ingin mencari sensasi,
fantasi ataukah benar- benar mencari solusi. Sifat politik yang selalu dinamis
menjadikan partai – partai politik ini sedikit tak jelas menunjukkan sikapnya
secara terbuka dalam penyelesaian problematika kenaikkan harga BBM ini. Hal
tersebut terlihat pada Sidang Paripurna pada tanggal 30 Maret 2012 yang
menghasilkan, 2 partai <i>walk out, </i>satu
partai koalisi menolak dan berpihak pada oposisi serta menghasilkan ayat
tambahan pada UU no 7 ayat 6, yang ditambahkan ayat 6a, sehingga menambah
kisruh dan panasnya situasi politik Indonesia. Sekali lagi, ini adalah
permasalahan sikap, persepsi, maupun keyakinan yang mempengaruhi faktor- faktor
psikologi partai politik dalam mengedepankan aspirasi rakyat. <span class="apple-style-span"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial;">Menurut Yusril Ihza
Mahendra sebagai pakar hukum tata negara dalam diskusi interaktif Indonesia Lawyers
Club (ILC) pada tanggal 8 April 2012 menyatakan bahwa, ketika badan legislatif
mengikuti usulan Partai Golkar untuk menambahkan pasal 6 menjadi pasala 6a,
menimbulkan kesenjangan harga sementara bagi rakyat. Harga bahan baku naik,
harga transportasi dan akomodasi semakin naik, harga minyak goreng yang tak ada
hubungannya dengan BBM juga ikut naik. Tentunya, BBM belum naik, namun
masyarakat sudah merasakan kemelaratan sementara yang menimbulkan kesenjangan
kehidupan masyarakat yang tak seperti biasanya. </span></span><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[5]</span></span></span></span></a><span class="apple-style-span"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial;"> Melihat fenomena ini,
dapat disimpulkan bahwa legislatif negeri ini tak pernah mempertimbangkan bahwa
kebijakan yang diterapkan ini nantinya tak sejalan apabila memang harus diuji
materi dan diaplikasikan dalam implikasi kehidupan masyarakat.</span></span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Hal
diatas semakin diperkuat oleh pendapat pengamat ekonomi-politik, Ichsanuddin
Noorsy, yang menyatakan bahwa menaikkan harga BBM merupakan salah satu bentuk
pengkhianatan terhadap bangsa. Menurutnya, menaikkan harga BBM dengan dalih
pengurangan subsidi semakin menunjukkan perekonomian Indonesia terperangkap
dalam sistem neoliberal. Celakanya, kenaikkan BBM ini sudah masuk ke wilayah
politik praktis Amerika Serikat dalam rangka menyokong kandidat Presiden 2014
yang pro-neoliberal. Dengan artian, partai- partai politik saat ini benar-
benar telah siap untuk menempatkan dirinya agar tak tersingkir dari “zona aman”
sistem perpolitikan negara ini.<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[6]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Begitu
pula halnya dengan asumsi dari Said Zainal Abidin, yang menyatakan bahwa sistem
perpolitikkan Indonesia bersifat <i>Subjek
Conditional, </i>yaitu <span class="apple-converted-space"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial;"> </span></span><span class="apple-style-span"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial;">dukungan terhadap pemerintah pada suatu waktu dalam
masyarakat. Kalau dukungan kepada pemerintah yang berkuasa sedang baik,
pengaruh negatif dari suatu kebijakan kurang terasa. Tapi kalau dukungan
masyarakat sedang turun, kelemahan sedikit dari suatu kebijakan akan
menimbulkan reaksi negatif yang besar. Aspek lain adalah cara mempresentasikan
kebijakan atau pengumuman terhadap kenaikan itu. Kalau pengumuman dilakukan
dengan terlebih dahulu menimbulkan pro dan kontra serta persentase kenaikannya
besar dan dilakukan secara sekaligus, pengaruh psikologi lonjakan harga umum
dipasaran cenderung besar. Besarnya jauh melampau pengaruh langsung yang
seharusnya terjadi.</span></span><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[7]</span></span></span></span></a><span class="apple-style-span"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial;"><o:p></o:p></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><span class="apple-style-span"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Itulah dilematisasi
yang terjadi dalam lembaga legislatif dan sistem perpolitikan Indonesia saat
ini, dimana para <i>decision maker </i>kita
lebih mengutamakan sistem yang menguntungkan satu golongan tertentu, tanpa
melihat dampak yang dirasakan oleh golongan lainnya. Jika diamati pada
kebijakan pengurangan subsidi dengan menaikkan harga BBM di Indonesia, hal ini
sebenarnya sudah merupakan persoalan rutin yang selalu terjadi hampir setiap
tahun dalam masyarakat. Memang sudah begitu sejak dahulu, sampai kini dan
mungkin sampai nanti. Sejak Orde Lama, sampai Orde Baru, begitu juga sampai
kini dalam Orde Reformasi. Itulah yang selalu dialami oleh bangsa ini. Belum
ada suatu inisiatif untuk mendobrak tradisi lama yang mungkin sudah dirasakan
mudah dan mendapat keuntungan besar.</span></span><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[8]</span></span></span></span></a><span class="apple-style-span"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Sikap maupun pemikiran
partai politik diatas lebih menunjukkan kepada hasrat untuk menguasai, menjadikan
negeri ini sebagai panggung tirani, serta kepercayaan politik yang masih sangat
lemah. Akibatnya, kebijakan yang diambil hanya berupa asumsi yang mengambang
dan tak diseleseikan dengan segera oleh pembuat kebijakan tersebut.</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.3. Solusi yang ditawarkan dalam
menyikapi Fenomena Kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dalam
dinamika pengambilan kebijakan diatas, pemerintah harus sadar dan paham serta
kembali meninjau bahwa pengelolaan sektor
Migas Indonesia sepenuhnya diatur dalma UU. No. 22 tahun 2001. Undang-
undang ini mengatur bahwa pertamina dan pihak swasta memiliki hak yang sama
dalam eksplorasi dan eksploitasi migas Indonesia. Selanjutnya perlu diketahui
bahwa ada 16 titik Industri hulu migas di penjuru Indonesia yang dikuasai oleh
perusahaan swasta asing. Undang- undang ini sudah dinilai Inkonstitusional
karena terdapat tiga ketentuan yang janggal. Pertama, ialah transformasi BUMN
dalam bentuk persero yang menyamakannya dengan perusahaan swasta lain. Kedua,
perusahaan swasta asing dapat melakukan kontrak eksplorasi dan eksploutasi
migas Indonesia selama maksimal 30 tahun dan perpanjangan kontrak minimal 50
tahun. Ketiga, perusahaan swasta asing hanya wajib menyerahkan hasil
produksinya maksimal sebanyak 25% untuk kebutuhan dalam negeri. Inilah yang
membuat negara kita tidak memiliki kedaulatan energy sehingga tidak memiliki
antisipasi yang baik terhadap kenaikan minyak dunia.<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[9]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Lantas,
setelah mengetahui kerumitan UU yang mengatur kebijakan migas Indonesia,
mengapa pemerintah hanya diam saja dan menjadi penonton setia atas ketiranian
perusahaan swasta asing yang mengobrak- abrik sumber daya Indonesia?. Ini
semata- mata karena mental dan kapasitas para <i>decision maker</i> yang masih belum mampu untuk berdikari serta berani <i>(brave)</i> untuk mengambil keputusan
sendiri sehingga mengorbankan hajat hidup rakyat yang seharusnya merasakan
hasil alamnya sendiri. Program BLSM yang ditawarkan pemerintah kepada rakyat
tak lain dan tak bukan sebagai bentuk pengajaran kemunduran mental masyarakat
untuk bekerja keras dan berswasembada. Penyamarataan jumlah anggaran yang
diberikan kepada rakyat dianggap tidak adil oleh sebagian masyarakat miskin,
dengan profesi yang berbeda. Misalnya saja, pemerintah dalam hal ini sama
sekali tak menentukan kriteria
masyarakat miskin yang seperti apa. Survey tahun 2009, <a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[10]</span></span></span></a>
menyatakan bahwa pada saat pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT)
2009, jumlah masyarakat miskin naik sebanyak 120%. Saat ini, pemerintah pun
kembali tak menentukan kriteria masyarakat miskin Indonesia secara jelas dan
pasti. Petani itu masyarakat miskin, nelayanpun masyarakat miskin, tapi apakah
kebutuhan minyak seorang nelayan dan seorang petani itu sama? Namun mengapa
pemerintah menyamaratakan pembagian iuran BLSM itu sama bagi semua profesi?
Secara psikologis, aspek pendapatan modal ( BLSM), menentukan minat dan
semangat untuk bekerja bagi setiap profesi. Apabila seorang nelayan yang
menggunakan kapasitas minyak yang banyak, sementara seorang petani berbanding
terbalik dalam penggunaannya, tentunya akan menimbulkan disintegrasi sosial
yang outputnya nanti akan muncul antipasti terhadapa pemerintah. Hal inilah,
sama sekali yang tak terpikirkan oleh pemerintah negeri ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Meninjau
dari pembahasan tersebut, ada beberapa solusi yang seyogyanya dapat ditempuh
dan menjadi bahan rujukan pemerintah dalam mengambil kebijakan, antara lain :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Progresifkan
kinerja Dewan Energi Nasional dalam proyek diversifikasi energi yang targetnya
tercapai pada tahun 2025.<a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[11]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Segera
wujudkan kedaulatan energi, agar terciptanya kemapanan sosial yang mampu
bersaing dengan negara lain, cita- cita ini dapat ditempuh dengan revisi UU.
No. 22 tahun 2001 tentang migas.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Optimalkan
kinerja pemerintah dan lembaga legislatif dengan optimalisasi pendapatan negara
dari sektor migas untuk dikembalikan lagi dalam bentuk subsidi kepada rakyat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Cegah
kebocoran APBN yang 70% nya berpotensi dari anggaran belanja barang pemerintah,
agar dapat dialokasikan ke subsidi yang bermanfaat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">5.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Terapkan
kebijakan yang pro rakyat, jauh dari <i>passion</i>
politik untuk menguasai agar terciptanya Indonesia yang bebas intrik, Indonesia
yang berdulat serta pro kerakyatan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Demikianlah
solusi yang ditawarkan dalam penanggulangan masalah yang mengatur hajat hidup
orang banyak. Secara psikologis, rakyat pada dasarnya tak membutuhkan penerapan
secara tekstual, melainkan suatu kebijakan yang ketika mereka mendapatkan
masalah, kebijakan tersebut dapat membantu dan turut andil dalam
penyelesaiannya. Namun, pemerintah republik ini belum mampu mewujudkan dinamika
kebijakan yang selaras dan seimbang dengan keadaan rakyat Indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">BAB III<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.1.
Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dari
pemaparan diatas, penulis menyimpulkan bahwa aspek psikologis sangat
berpengaruh terhadap cara pengambilan keputusan bagi kelangsungan hajat hidup
masyarakat. BBM<span class="apple-style-span"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial;">
merupakan bahan baku bagi berbagai kegiatan, pengaruhnya akan mendorong
kenaikan harga umum secara kumulatif. Pengaruh ini akan terjadi melalui
beberapa cara yang terjadi secara langsung melalui kenaikan biaya transport.
Pengaruhnya secara sangat sederhana dapat dihitung dengan melihat besarnya
proporsi biaya BBM dari total biaya transport, karena biaya transport tidak
seluruhnya terdiri dari biaya untuk BBM.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Secara psikologis, pemerintah seyogyanya dapat
ditunjukkan dengan memahami terlebih dahulu kondisi dan keadaan masyarakat
Indonesia agar pemerintah dapat menentukan sikap dan kebijakan yang pas,
terukur <i>(Measurable)</i> dan tepat
sasaran. Dalam kondisi Indonesia saat ini, menaikkan harga subsidi, tak lain dan tak bukan dapat menimbulakn
disintegrasi sosial, politik, ekonomi dan budaya yang tentunya akan mengganggu
stabilitas pemerintahan Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.2. Saran<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Pemerintah
sebagai pengatur kehidupan berbangsa bernegara, harus <i>capable </i>dan <i>credible</i> dan
mengaplikasikan sebuah kebijakan. Secara sosial budaya, sebagai negara yang
multicultural, ketidaksamaan persepsi dapat menyebabkan perpecahan dan
perbedaan visi. Akibatnya, akan muncul disintegrasi dan ketidakteraturan sosial
dalam dinamika bermasyarakat. Sehingga, disarankan pemerintah untuk lebih peka
dan memahami bahwa dinamisasi yang terjadi dalam masyarakat, tidak hanya
dilakoni oleh suatu golongan saja, melainkan dirasakan oleh seluruh rakyat
Indonesia, karena apabila ada ketidakadilan, maka akan mengganggu psikologi dan
<i>passion </i>masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Auliarahman, Reza.
2012. <i>Penyelamatan APBN atau mengorbankan
Kepentingan Rakyat Kecil</i>. Semarang : Buletin BEM KM UNDIP edisi Maret 2012<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Tabloid Hitam Putih “ <i>Kenaikan Harga BBM ditunda?”</i> edisi 1
bulan April 2012<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Kementerian ESDM
Indonesia, “ <i>Subsidi buat (si)Apa?”,Menjelaskan
Kenaikan Harga Premium dan Solar.</i> 2012. Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Majalah FORUM FISIP
UNDIP edisi 1 Februari 2011. <i>Politik
Pencitraan dan Pemasaran Politik.</i> Semarang : Fisip Undip<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Pradhanawati, Ari.
2011. <i>Perilaku Memilih di Era Politik
Pencitraan dan Pemasaran Politik.</i> Semarang : Tabloid FORUM Fisip Undip<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Fitriah MA dalam Kuliah
Partisipasi Politik : Prilaku Memilih Masyarakat Indonesia<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">www.google.com/</span><a href="http://news.detik.com/read/2012/03/19/085434/1870537/103/pengaruh-kebijakan-menaikkan-harga-bbm">http://news.detik.com/read/2012/03/19/085434/1870537/103/pengaruh-kebijakan-menaikkan-harga-bbm</a>,
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">diunduh
pada hari Jumat pukul 22.40<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><a href="http://www.google.com/"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">www.google.com/</span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Badan Pusat Statistik
2012<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="background-color: black; color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Said Zainal Abidin.
2012. “Pengaruh kebijakan menaikkan
harga”, : Detik.com<o:p></o:p></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><br /></span><br />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"> Diskusi Interaktif tanggal 27
maret 2012 di TVone<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></a>
Disadur dari buku “Subsidi untuk (si)Apa?” hal. 2.</span></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></a>
Ideologi environmentalist, merupakan salah satu pemikiran Jean Jacques Rousseau
yang menekankan pada ketiadaan intervensi pemerintah akan semakin baik bagi
masyarakat, Namun, bagi Indonesia, apabila tak ada campur tangan pemerintah,
justru semakin merajalelanya eksploitasi kekayaan negara oleh pihak asing.</span></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><br /></span></div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[4]</span></span></span></a> <a href="http://news.detik.com/read/2012/03/19/085434/1870537/103/pengaruh-kebijakan-menaikkan-harga-bbm"><span style="text-decoration: none;">http://news.detik.com/read/2012/03/19/085434/1870537/103/pengaruh-kebijakan-menaikkan-harga-bbm</span></a></span></div>
</div>
<div id="ftn5">
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[5]</span></span></span></a>
Yusril Ihza Mahendra dalam ILC tanggal 8 April 2012.</span></div>
</div>
<div id="ftn6">
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[6]</span></span></span></a>
Disadur dari tabloid Hitam Putih BEM KM UNDIP edisi Maret 2012.</span></div>
</div>
<div id="ftn7">
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[7]</span></span></span></a> <a href="http://news.detik.com/read/2012/03/19/085434/1870537/103/pengaruh-kebijakan-menaikkan-harga-bbm"><span style="text-decoration: none;">http://news.detik.com/read/2012/03/19/085434/1870537/103/pengaruh-kebijakan-menaikkan-harga-bbm</span></a></span></div>
</div>
<div id="ftn8">
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[8]</span></span></span></a>
Said Zainal Abidin dalam “Pengaruh kebijakan menaikkan harga”, Detik.com</span></div>
</div>
<div id="ftn9">
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[9]</span></span></span></a>
Reza Auliarahman dalam “Penyelamatan APBN atau Mengorbankan Kepentingan Rakyat
Kecil”, Tabloid Hitam Putih BEM KM UNDIP edisi Maret 2012</span></div>
</div>
<div id="ftn10">
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[10]</span></span></span></a>
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012</span></div>
</div>
<div id="ftn11">
<div class="MsoFootnoteText">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: black; color: white;"><a href="file:///F:/Kuliah%20file/Tugas%20Joni/Psikologi%20Politik/Tugas%20Makul%20Psikopol.docx#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[11]</span></span></span></a>
Buletin Hitam Putih BEM KM UNDIP edisi Maret.</span></div>
</div>
</div>Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5255321467104892210.post-1905122343268309592012-05-17T06:08:00.001-07:002012-05-17T06:08:56.767-07:00Kemandirian Disiplin Ilmu Pemerintahan<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br />
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<br /></div>
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt; line-height: 150%;">“Mengutas
Kemandirian dalam Dinamika Integrasi Peradaban”*<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><u><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;">Joni Firmansyah**<o:p></o:p></span></u></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc9ihK0OG2VkuN-ojFq2fIm5VykSBJOSH2khA-7YGGmGKbyWIk4UdlETOcWMg_y5x3aD9hor_Zu5dkCHITHRownKrCeXhVqeDKvedS2aoXC88Cab6yU7CRKZdQww94ZvIh2YeThFKE1b8/s1600/natgovday.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="197" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc9ihK0OG2VkuN-ojFq2fIm5VykSBJOSH2khA-7YGGmGKbyWIk4UdlETOcWMg_y5x3aD9hor_Zu5dkCHITHRownKrCeXhVqeDKvedS2aoXC88Cab6yU7CRKZdQww94ZvIh2YeThFKE1b8/s200/natgovday.jpg" width="200" /></a></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemerintahan
sebagai suatu disiplin ilmu merupakan bentuk afiliasi simsbiosis mutualisme
yang saling menguntungkan dan saling ketergantungan antara kebutuhan rakyat
terhadap keresahan problematika minim ataupun miskinnya sosok seorang pemimpin.
Menurut romantisme sejarah, pemerintahan dalam bahasa Arabnya disebut <i>Hukumat,</i> dibeberapa negara dunia,
pemerintahan tidak dibedakan. Inggris menyebutnya <i>Government, </i>dan Prancis menyebut <i>Gouvernment, </i>yang keduanya dari perkataan latin, <i>Gubernacalum. </i>Tetapi, di Amerika Serikat
disebut<i> Administration, </i>sedangkan di
negeri Belanda, mereka mengartikan <i>Regering
</i>sebagai penggunaan kekuasaan negara oleh yang berwenang untuk menentukan
keputusan dan kebijaksanaan dalam rangka mewujudkan tujuan negara, dan sebagai
penguasa menetapkan perintah- perintah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Melihat
perkembangan dinamika Ilmu Pemerintahan di Indonesia saat ini, ada suatu
ketidakseimbangan antara realitas fakta integritas tehadap kajian ilmu secara
teoritis. Artinya, Ilmu Pemerintahan di Indonesia hanya “ada” sebagai sebuah
simbol yang tak berkontraksi terhadap eksistensi perjalanan bangsa. Dalam
konteks ini, kita bisa melihat Indonesia dari sisi kemandirian sosial
masyarakatnya secara general yang memandang ilmu pemerintahan dengan sebelah
mata, minoritas, maupun kawakan marginalitas dalam masyarakat. Kita tidak bisa
menitikberatkan Ilmu Pemerintahan sebagai suatu sistem kaderisasi yang gagal
manakala kegagalan itu berada pada proses pengkaderannya yang absurd. Jika kita
berkaca pada dinamika struktur Indonesia yang cenderung bersifat integralis,
kekuasaan yang dibagi- bagi dengan asumsi bahwa baiknya kekuasaan itu tak
dikuasai oleh segelintir orang yang nantinya menimbulkan ketiranian, nyatanya justru
melemahkan sistem kemandirian Ilmu Pemerintahan dikarenakan adanya sikap dan
sifat rivalitas antar generasi. Jadi, suatu kemandirian akan tercapai manakala
ada sinkronisasi antara generasi tua dan generasi mudanya yang terbentuk dan
tercipta dalam suatu <i>network </i>atau
jaringan yang membentuk tapal batas ide dan norma sosial yang dijadikan acuan.
Konsep ini sudah terbukti dan menjadi romantisme sejarah para <i>founding fathers</i> Ilmu Pemerintahan dalam
menularkan animo dan stigmatisasi untuk generasi selanjutnya. Konsep yang sudah
dilakoni oleh Socrates yang mendidik Aristoteles hingga Plato, Karl Marx yang
mendidik Lenin dan Stalin, Dr. Sun yat sen yang mengilhami Soekarno, hingga
Rasulullah yang mengkader Abu bakar, Umar Bin Khattab dan Ali Bin abi Thalib
sehingga mampu menciptakan suatu peradaban yang terhebat yang pernah tercatat
dalam sejarah. Semua <i>founding fathers</i>
tersebut, benar- benar menerapkan ilmu secara konseptual, bukan sebagai rivalitas
diantara mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal
ini tak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh seorang Jusuf Kalla dalam
sebuah pidatonya bahwa suatu kemandirian akan muncul dan hanya terjadi apabila ada
singkronisasi antara kajian ilmu yang strategis terhadap para pemilik modal.
Dengan artian, Indonesia takkan pernah bisa mandiri tanpa adanya sokongan dari
luar, yang tentunya dengan kesepakatan yang jelas serta menguntungkan diantara
keduanya. Begitupun halnya dengan disiplin Ilmu pemerintahan yang takkan pernah
bisa mandiri apabila seluruh generasinya bergerak dan berderap secara
individualistis, karena arah dan alur tujuan negara bergantung pada generasi
yang secara aplikatif mempelajari ilmu pemerintahan sebagai landasan ideology
mereka. Apabila generasi ini bergerak secara individual, tentunya negarapun
akan bergerak dengan cara yang sama, sehingga yang ada bukan hanya disiplin
ilmu yang tak mandiri, melainkan wadah yang dalam hal ini disebut negara yang
tak mandiri juga, sehingga hanya menghasilkan negara <i>autopilot</i> semata.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">*Disampaikan dalam rangkaian acara
National Governance Day 2012, UNPAD 17- 22 April 2012<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">** Mahasiswa Ilmu Pemerintahan
Fisip Undip Angk. 2010<o:p></o:p></span></i></div>Joni Firmansyah (Ikhwan Al Fatih)http://www.blogger.com/profile/06656097804334721558noreply@blogger.com0