Minggu, 12 Mei 2013

Mahasiswa UNDIP “Menolak Lupa” atas Pelanggaran HAM di Indonesia


Sebagai negara yang berdaulat dan menganut sistem demokrasi yang kuat, Indonesia nampaknya belum mampu merepresentasikan kedaulatan hukum yang dimilikinya. Masih banyak bentuk tindakan “anarkisme” terselubung yang menjadi kecacatan sejarah tanpa ada tindakan tegas pemerintah Indonesia. Lembaga pemerintahan sejatinya mampu mengganti rugi segala bentuk kerugian masyarakat yang menjadi korban ketidakadilan, namun pemerintah tak akan pernah mampu mengganti sakit hati rakyat yang ditinggalkan kerabat dan saudaranya saat mereka menuntut keadilan.

Pada hari Selasa 11 September 2012, Universitas Diponegoro kedatangan seorang tamu yang mengaku dirinya sebagai revolusioner bagi rakyat, pembina partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA), Prabowo Subianto. Seorang purnawirawan TNI dgn pangkat Letnan Jenderal bintang 3 tersemat dipundaknya, yang merupakan aktor utama dalam lakon kecacatan negeri atas pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Tengok saja, kasus lepasnya Timor- Timur (Timtim) dari pelukan NKRI, yang pada saat itu operasi militer dikomandani oleh Prabowo Subianto. Ada berapa ribu nyawa yang harus melayang atas keberingasan TNI saat itu, yang sejatinya mendapat perintah dari atasannya. Kita pun sadar, bahwasanya Prabowo Subianto merupakan aktor dari lakon Orde Baru yang menghakimi rakyat Indonesia atas penjajahan terselubung oleh bangsa sendiri, atau ketidakadilan yang menciptakan tirani atas harkat dan martabat bangsa, dan kali ini, Prabowo Subianto tampil pada era reformasi untuk mencoba mengobati penyakit rakyat dengan kemantapan dirinya akan mencalonkan dirinya pada Pilpres 2014 nanti? Apakah ia lupa atas isak tangis para ibu dari setiap aktivis yang harus kehilangan nyawa pada perjuangan penegakan reformasi tahun 1998? Atau penculikan setiap aktivis yang akan mencoba menentang pemerintahan Orde Baru saat itu? Ataukah ia lupa atas tragedi Trisakti yang mengakibatkan hilangnya nyawa mahasiswa saat mereka berusaha melepaskan tirani negerinya? Itu adalah kecacatan sejarah yang memberangus sakralnya Pancasila sebagai landasan negara. Apakah mungkin, kita akan menerima obat dari seseorang yang juga menciptakan penyakitnya?

Oleh karena itu, kami mahasiswa UNDIP, “ Menolak Lupa atas segala bentuk Pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia”. Sembuhkanlah penyakit dan sakit hati rakyat Indonesia sebelum mendapat restu memimpin negeri ini. Hormati dan hargai hukum yang telah disepakati bersama, selesaikan segala urusan atas pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia, serta adili Prabowo Subianto sbg aktor pelanggaran HAM dengan tegas! Salam cinta atas nama perjuangan, Salam perjuangan atas nama Cinta..
Hidup MAHASISWA!!
Koordinator Lapangan : Joni Firmansyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar