Entrepreneur
sebagai suatu langkah awal manusia untuk mencapai keinginan dan mencukupi
kebutuhan, telah memberikan suatu gambaran ringkas bahwa segala sesuatu dapat
dicapai jika setiap pelaku usaha memiliki niat dan kemauan yang kuat. Di tengah
era globalisasi, persaingan yang besar, tantangan yang kuat, telah memberikan
suatu gambaran nyata kepada para pelaku usaha untuk memberikan suatu kontribusi
efektif bagi masyarakat dengan memberikan suatu pola hubungan timbal balik,
antara kebutuhan masyarakat dengan kapasitas yang dimiliki oleh pelaku usaha.
Langkah ini akan terwujud, apabila setiap pelaku usaha memiliki suatu strategi
jitu serta semangat juang yang tinggi terhadap suatu persaingan, agar muncul
suatu keseimbangan efektif dan adanya pola hubungan dagang yang masiv, tanpa
ada rasa untuk saling menjatuhkan satu dengan yang lainnya.
Sumbawa,
merupakan suatu negeri antah-berantah bagi masyarakat Indonesia yang sangat
terkenal akan susu kudanya sebagai sources
pendapatan serta peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Susu yang
dimaksud disini, merupakan hasil perasan langsung masyarakat sumbawa yang
berprofesi sebagai pencari susu, terhadap kuda- kuda liar yang hidup bebas pada
habitatnya, ditengah padang sabana yang membentang sepanjang pulau Sumbawa. Ada
keunikan yang menonjol disini, dimana kegiatan ini selain sebagai sumber
pendapatan, juga sebagai corak tatanan budaya yang sinergis dalam rangka
mensinergikan kearifan lokal di daerah. Pada dasarnya, setiap budaya memiliki
kekhasannya tersendiri, namun dalam konteks ini, Sumbawa tak hanya menjadikan
Susu Kuda Liar sebagai sebuah komoditi, melainkan suatu aktualisasi penerapan nilai
dan norma, urgensi hukum maupun penerapan Pancasila secara kedaerahan.
Selanjutnya,
berbicara mengenai kewirausahaan ataupun entrepreneur di tengah globalisasi
saat ini, nampaknya Indonesia tengah bergelayut, terjerumus, terjebak dalam
praktik kapitalisme dari globalisasi itu sendiri. Indonesia tak mampu lagi
mensinergikan serta menyeimbangkan ataupun menyelaraskan kearifan lokal
didaerah, sebagai filterisasi ataupun local
genius dalam perkembangan globalisasi itu sendiri. Misalnya saja, dampak
dari kapitalisme ialah, masyarakat Indonesia pada umumnya, ataupun masyarakat
Sumbawa khususnya, akan lebih merasa nyaman dan senang mengkonsumsi susu produk
luar negeri daripada susu yang dihasilkan didaerahnya sendiri. Selain terkesan
elegan, alasan lainnya ialah lebih aman ataupun sekedar menunjukkan gengsi.
Degradasi inilah yang menyebabkan suatu komoditi didaerah menjadi termentahkan,
lantaran konsumerisme masyarakatnya lebih ganas daripada eksistensi etika moral
mereka. Sekarang, kita merujuk pada kejadian atau peristiwa yang tengah bergejolak
didaerah kita, ditanah kita sendiri, yaitu di Bima misalnya. Suatu
ketidakpuasan akibat konsumerisme elit masyarakat, ditambah minusnya protection rakyat sekitar, akhirnya
menimbulkan konflik yang tercermin dari pergolakan kaum proletariat (buruh)
dengan kaum borjuis (pemilik modal) yang pada akhirnya mengakibatkan rakyat
terabaikan, kearifan lokal hilang serta nilai dan norma dianggap semu, sehingga
tatanan kenegaraanpun ikut terseret. Lantas, ini salah siapa? Konsumerisme globalisasi
dan kapitalismelah jawabannya. Dimana kedua hal ini adalah sumber kekuatan
penggerak dalam segala dimensi era ini. Kapitalisme muncul sebagai kekuatan
besar, namun nyatanya juga memiliki cacat cela yang tak terbantahkan, yaitu tak
semua pemilik modal mampu mengakomodasikan modalnya dalam sektor yang
menjanjikan.
Oleh
karena itu, perspektif masyarakat sumbawa yang selalu menjargonkan “ Samawa
Mampis Rungan”, sudah selayaknyalah dijadikan paradigma dan landasan untuk
bergerak, berderap dan melaju dalam mensinergiskan dinamika tatanan kehidupan
global masyarakat Sumbawa, agar nilai dan kultur, serta karakter daerah tak “termentahkan”
seiring mengganasnya dampak negatif globalisasi. Peningkatan sektor usaha,
serta penguatan masyarakat menengah, adalah landasan pacu pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam tataran yang lebih baik. Susu kuda
liar, adalah prospek yang jelas serta menjanjikan masyarakat Sumbawa untuk
mengenalkan, mempromosikan serta menjadikannya sebagai icon daerah guna menunjukkan sinergisitas masyarakat Sumbawa yang nyaman nyawe, lema balong mampis rungan....
Assalamu'alaykum....Semoga susunya bermanfaat...foloow blog saya ya...Jzk
BalasHapusWaalaikumsalam, syukron yaa mas,,Alhamdulillah,,iyaa saya follow..
BalasHapus