Rabu, 09 November 2011

Amanat Pancasila dalam Diri Pemuda Indonesia



AMANAT PANCASILA DALAM DIRI PEMUDA INDONESIA
“Pembudayaan Pancasila Pada Generasi Muda di Era Informatika dan Globalisasi[1]
Oleh : Joni Firmansyah (Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UNDIP)

Diskursus mengenai urgensi pancasila sebagai ideologi negara Indonesia selalu digaungkan dari waktu ke waktu. Peran pancasila sebagai pondasi dan kerangka kebhinekaan di Indonesia harus selalu dikaji dan diaplikasikan dalam setiap sendi-sendi kehidupan. Para founding fatherskita telah bersusah payah menentukan negara Indonesia sebagai negara kesatuan, di tengah adanya perbedaan warna kulit, model rambut sampai gaya berbahasa yang menjadi bara api dan dapat memercik kobaran perpecahan di republik ini. Oleh sebab itu, pancasila kemudian hadir sebagai jalan tengah sekaligus kemudi menuju arah berbangsa dan bernegara. Pancasila menjadi pemersatu agar setiap warna kulit, setiap logat bahasa dan adat istiadat, memiliki posisi dan pengakuan yang sama sebagai bagian dari republik Indonesia. Atas dasar inilah, diskursus mengenai pancasila selalu menjadi topik diskusi sepanjang zaman, mengingat pancasila sebagai ideologi bukanlah satu-satunya ideologi yang hadir di Indonesia. Ia memiliki banyak penantang atas ideologi-idelogi baru sebagai bagian dari merebaknya globalisasi melalui pengembangan teknologi dan informatika. Sehingga setiap orang mampu membedakan dan menakar, apa yang menjadi pembanding dari segenap ideologi tersebut.

Peran Pemuda dalam Globalisasi
            Fatih Syuhud dalam salah satu sajaknya mengutarakan bahwa “Pemuda itu cahaya dan api yang menyala, yang dapat menerangi kegelapan asa dan harapan. Pemuda itu pelopor, pembawa obor masa depan, penggerak nurani tua yang gersang”. Sejalan dengan apa yang disebutkan oleh Fatih Syuhud tersebut, peran pemuda begitu dominan dalam menjaga eksistensi keberlangsungan suatu bangsa. Di tengah sistem pendidikan yang masih perlu untuk dibenahi, pemuda sangat rentan terpancing dan terpengaruh atas budaya-budaya luar yang tidak sejalan dengan budaya Indonesia. Modernisasi merupakan suatu hal yang penting, namun sangat berbahaya jika tidak diarahkan dan tanpa pedoman. Oleh karena itu salah satu upaya dalam menyerap globalisasi dan arus informatika pada diri anak muda, ialah dengan menghadirkan pancasila sebagai pondasi dan pengawal nalar bagi pemuda Indonesia. Itulah pentingnya sebuah diskursus pancasila digagas dalam segala lini kehidupan karena pancasila merangkum seluruh hajat hidup masyarakat agar lebih teratur dan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. 
            Penanaman nilai-nilai pancasila pada diri anak muda, niscaya akan memberikan dampak yang positif bagi keberlangsungan bangsa dan negara Indonesia. Kehadiran pancasila akan menjadi penyaring bagi segala bentuk informasi palsu, ideologi radikal serta hal-hal yang membahayakan kesatuan bangsa dan negara. Pancasila adalah ideologi finalbagi segenap rakyat Indonesia. Tidak ada lagi ideologi baru yang berbasiskan suku, agama dan ras, karena ukuran persatuan telah diatur secara terbuka dan terstruktur di dalam pancasila. Kedepannya, sekuat apapun arus globalisasi yang masuk ke Indonesia, akan dapat dipilah dan dipilih mana yang terbaik dan membawa perubahan bagi bangsa dan negara.

Aktualisasi Pancasila di dalam Globalisasi
            Setelah pancasila menjadi salah satu budidaya ilmiah bagi generasi muda Indonesia, tantangan lainnya yang menjadi tugas segenap elemen masyarakat Indonesia ialah menjadikan pancasila sebagai aktualisasi diri di dalam kehidupan bernegara. Poin ini begitu mudah untuk dikemukakan, namun begitu sukar untuk dilaksanakan. Menguatnya budaya korupsi, carut-marutnya birokrasi hingga lemahnya daya jual Indonesia di mata dunia akibat penguasaan aset-aset negara oleh asing, menjadikan pancasila tak lebih dari ideologi diatas kertas semata. Tentunya ini sangat memperihatinkan mengingat betapa sukarnya pancasila ini dirumuskan oleh para bapak bangsa kita. Globalisasi niscaya harus dapat kita terima sebagai bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara, akan tetapi kita tidak dapat melupakan bahwa kebudayaan di Indonesia merupakan jati diri bangsa Indonesia. Kita hidup, tumbuh, makan dan minum dari tanah dan air Indonesia, maka sudah semestinya kita sejatinya dapat menakar, budaya seperti apa yang dapat kita terima dan budaya semacam apa yang sepatutnya kita jauhi.
            Kedepannya, butuh perhatian yang jauh lebih besar dalam proses pengamalan pancasila ini di dalam menghadapi arus globalisasi dan informatika yang melanda generasi muda Indonesia. Pemerintah diharapkan mampu menjadikan pancasila sebagai pondasi untuk menentukan arah kebijakan negara yang proterhadap kepentingan warga negaranya. Selain itu, diskursus mengenai pancasila ini tidak boleh berhenti hanya pada tataran diskusi semata. Jauh daripada itu, pancasila harus hadir sebagai gaya hidup dan pedoman masyarakat, untuk mewujudkan masyarakat yang madani, religius dan sejahtera.


[1]Opini ini disusun dalam rangka mengikuti Lomba Penulisan Artikel Pancasila oleh Universitas Gajah Mada Yogyakarta

1 komentar:

  1. kk bangga banget tuh dik dengan artikelnya adik, smoga aja tulisannya dapat penghargaan yg baik ya serta respon yg positif dr yg memegang jabatan

    BalasHapus